TONGGAK sejarah dan kiprah pelayanan Bruder-Bruder MTB (Maria Tak Bernoda) berawal dari rasa keprihatinan Mgr. J. Van Hooydonk melihat anak-anak yang telantar akibat perang. Pada tahun 1848, Belanda menerima undang-undang baru yang mengakui kebebasan beragama, kebebasan berkumpul. dan berorganisasi.
Setahun kemudian pada tahun 1849, Mgr. J. Van Hooydonk mengumpulkan anak-anak korban perang yang terlantar dan diserang penyakit dalam sebuah asrama untuk
diberikan pendidikan.
Mengingat belum ada pengikut secara definitif, tugas ini dibantu oleh Bruder-bruder CSA sampai tahun 1852. Pada tahun sama dan setelah mendapat tiga orang calon Bruder MTB, tugas ini menjadi karya Bruder MTB yang pertama.
Dua tahun kemudian pada tanggal 25 September 1854, ketiga calon tersebut menerima jubah pertobatan dan Anggaran Dasar St. Fransiskus dari Assisi oleh Mgr. J. Van Hooydonk sekaligus menjadi hari kelahiran Kongregasi Bruder dengan nama pelindung Maria Tak Bernoda Bruder (MTB).
Kini, Kongregasi yang lahir di Negeri Kincir Angin tersebut genap berusia 164 tahun. Syukur atas HUT ke-164 tahun kehadiran Kongregasi MTB ini dibawa dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Martinus CP dan didampingi oleh Pastor Donatus, OFMCap, Kapusin Medan.
Misa syukur ini berlangsung di Kapel St. Bonaventura Generalat MTB Jl. Sepakat II (A. Yani) Blok B, Pontianak, Kalimantan Barat, pada 25 September 2018. Hadir dalam misa syukur para bruder perwakilan dari komunitas-komunitas, para tamu undangan yakni para biarawan/biarawati, guru dan pegawai serta mahasiswa yang tinggal di Asrama St. Bonaventura asuhan bruder MTB.
Selain itu, keluarga besar Kongregasi MTB juga merayakan satu tahun keberadaan DPU (Dewan Pimpinan Umum) Bruder MTB di Indonesia. Ini berdasarkan keputusan Kapitel General pada tanggal 18-23 September 2017 yang menghasilkan beberapa keputusan penting.
Salah satu keputusan penting dalam kapitel umum tersebut adalah menetapkan bahwa Generalat MTB dipindahkan ke Indonesia, tepatnya di Pontianak. Status Provinsi Indonesia yang dulunya dipimpin oleh seorang provinsial dihapus.
Dalam sambutannya, Bruder Rafael MTB selaku Pemimpin Umum menjelaskan bahwa di Indonesia sekarang ini jumlah anggota bruder profes ada 64 orang. Postulan ada 9, Novis tahun pertama ada 4, dan Novis tahun ke dua ada 5.
11 komunitas di seluruh Indonesia
Ke-11 komunitas ada di Kalimantan Barat 7, di Pati ada 1, di Yogyakarta 2 komunitas pendidikan yakni Novisiat-Postulat dan Komunitas studi di Kotabaru. Ada juga komunitas di Merauke, Papua.
Sebelum mengakhiri sambutannya, bruder yang pernah tinggal di Belanda selama 6 tahun ini memberikan pesan kepada seluruh bruder MTB yang hadir agar selalu menghayati dan menghidupi semboyan atau motto pendiri kongregasi bruder MTB, Mgr. J. Van Hooydonk yakni Simpliciter et Confidenter (sederhanaan dan yakin).
“Jadikanlah semboyan ini sebagai khazanah warisan spiritualitas yang menjadi roh pengerak bagi para bruder untuk tetap eksis dalam karya pelayanan khususnya di bidang pendidikan dan asrama guna menjawab kebutuhan zaman ini,”ungkapnya.
“Saya ingin para bruder menjadi bruder-bruder yang bahagia, yang bisa berkarya, mampu menikmati sukacita dalam panggilannya sebagai seorang bruder,”ungkapnya.
Setelah berkat penutup dilangsungkan dengan upacara pemberkatan 3 buah salib oleh Pastor Martinus CP. Salib-salib ini akan dipasang di aula Rumah Betang yang baru. Acara kemudian dilanjutkan dengan ramah-tamah di aula Rumah Betang yang baru diberkati.
Jalan Sepakat II (A. Yani) Blok P