BERTINDAK sebagai selebran utama adalah Mgr. Agustinus Agus, Uskup Keuskupan Agung Pontianak.
Dalam homilinya, beliau berkisah bagaimana pengalaman manisnya bersama para suster misionaris SFIC saat dia masih anak dan tinggal di asrama.
Ketika masih anak dan tinggal di asrama di Bodok, Sanggau Kapuas, Mgr. Agus berjumpa dengan para suster misionaris dari Belanda dan Filipina.
Pengalaman sederhana dan kecil namun memberi arti dan sangat membekas dan memberikan dampak positif bagi perjalanan Uskup yang piawai bernyanyi ini.
“Sr. Marieta dari Filipina mengajari kami musik dan bernyanyi lagu Ubi Caritas Est dan ketika ada perlombaan kami mendapat juara,” kenang Uskup sembari terkekeh.
“Sr. Laurena dari Belanda setiap pagi membagikan susu tanpa gula kepada kami,” ungkapnya sembari mengenang kembali bahwa waktu tahun 1959 itu susu merupakan minuman sangat mewah.
Pengalaman manis kembali dia alami bersama para suster SFIC ini ketika menjadi seminaris di Nyarumkop, Singkawang.
Uskup yang pandai berpantun ini juga berkisah bahwa ketika masih sebagai seminaris ia satu-satunya yang tidak menyukai sambal terasi atau belacan. Namun suster yang mengurus dapur umum waktu itu malah membuatkan sambal tanpa terasi untuknya.
“Sr. Josephine dari Lape Sanggau Kapuas membuatkan sambal tanpa belacan untuk saya. Dan saya tidak bisa membayangkan dari sekian ratus seminaris suster ini rela membuatkan sambal hanya untuk anak yang nakal ini,” kenang Uskup.
“Saya yakin para suster ini pasti bangga di surga melihat anak yang nakal ini bisa menjadi uskup dan bisa berdiri di depan mimbar ini,” pungkasnya.
Masih banyak lagi kisah dan pengalaman manis yang boleh dicecap banyak orang berkat kehadiran para suster SFIC.
Oleh karena itu, Mgr. Agus berharap dalam usia Kongregasi yang ke-175 tahun ini para suster tetap memegang teguh semangat misionaris pendahulu dan meneruskan warisan-warisan luhur di segala bidang pelayanan.
“Teruslah berkarya para suster, bukan hanya untuk umat Katolik saja, bukan untuk suku tertentu tetapi untuk semua orang tanpa membeda-bedakan. Karena karya para suster tetap dibutuhkan baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang,” demikan harapan Uskup.
Demi cinta Allah
Merujuk tema “Demi Cinta Allah ke-175 Tahun: Sumber Kehidupan Kita”, dalam sambutannya Suster General, Sr. Adriana Tony SFIC, juga berharap sebagai berikut.
Yang perlu menjadi catatan reflektif para suster dalam rangka menyambut 175 tahun berdirinya Kongregasi SFIC adalah misi penting bahwa para suster SFIC itu selalu siap diutus kemana pun, tidak perlu gentar bertolak menuju “perairan yang semakin lebih dalam”, berenang mengarungi arus zaman yang semakin modern ini serta berkomitmen untuk selalu berpihak kepada yang miskin dan menderita di tengah masyarakat sekitar sesuai dengan visi dan misi kongregasi.
Sambutan atas kiprah perjalanan Panjang Kongregasi SFIC ke-175 tahun di dunia dan 113 tahun kehadirannya di Indonesia, juga disampaikan oleh Uskup Agung Emeritus KAP, Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun.
Mewakili Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap) Provinsi Pontianak, Uskup Bumbun mengucapkan terimakasih atas kerjasama para suster yang sejak awal bersedia menanggapi undangan Pater Prefek yakni Mgr. Pacificus Bos OFMCap atas nama Saudara-saudara Dina Kapusin dan umat muda Katolik Kalimantan Barat, 113 tahun yang lampau (1906-2019).
Setelah berkat penutup acara diteruskan dengan ramah-tamah dan hiburan di komplek Persekolahan Suster Pontianak bersama seluruh tamu undangan.
Hadir dalam acara ramah tamah Uskup Ketapang, Mgr. Pius Riana Prapdi dan Uskup Emeritus Keuskupan Agung Medan, Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara OFMCap yang sedang berada di Pontianak untuk menghadiri Kongres Nasional ke-3 KKI.
Tamu istimewa dari Pemkot Pontianak
Tamu istimewa dari pemerintahan Kota Pontianak juga hadir yakni Walikota Pontianak, Ir. H. Edi Rusdi Kamtono, MM., MT beserta isteri, Dra. H. Yanieta Arbiastutie, Msc. Apt yang merupakan alumnus SD Suster Pontianak.
Dalam sambutannya, Bapak Walikota Pontianak berharap bahwa aura positif berkat kehadiran para suster SFIC melalui karya pendidikan maupun kesehatan mampu memberikan nilai luhur bagi seluruh masyarakat khusunya di Kota Pontianak yang majemuk ini.
“Selamat atas perayaan ke-175 tahun Kongregasi SFIC ini, semoga karya para suster tetap memberikan dampak harmonisasi seluruh masyarakat kota Pontianak yang beraneka ragam suku, agama dan budaya,” ungkap Pak Walikota. (Berlanjut)