“Anak yang Hilang”: Mahalnya Rasa Sesal di Ujung Penantian yang Panjang (2)

PANGGUNG itu dibiarkan tampil ‘rata’, meski di bagian belakang ada semacam dua panggung berbeda. Di bagian atas, ada seperangkat alat musik perkusi, sementara di bawahnya ada ‘bilik’ tertutup oleh tirai tipis warna hitam sebagai penyekatnya. Di panggung atas dan di ruang ‘bilik’ itulah, sejumlah pemusik memainkan komposisi-komposisi musik dan nyanyian untuk mengiringi pementasan teater karikatural … Continue reading “Anak yang Hilang”: Mahalnya Rasa Sesal di Ujung Penantian yang Panjang (2)