Artikel Kesehatan: Kanker Darah pada Anak

0
608 views
Leukemia by Ist.

PRESIDEN ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menjelaskan bahwa Ibu Ani Yudhoyono menderita sakit kanker darah dan menjalani pengobatan di National University Hospital Singapura pada hari Rabu, 13 Februari 2019.

Apakah kanker darah dapat mengenai anak Indonesia?

Secara global, kanker anak dan remaja, termasuk kanker darah, kejadiannya terus meningkat dan berpotensi untuk melebihi penyakit menular, sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi  pada anak lantaran penyakit ini.

Hal ini diperburuk oleh ketidaksetaraan mencolok atas akses terhadap terapi kanker darah, di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana 80% anak dengan kanker darah hidup. Anak dan remaja di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan di beberapa bagian Eropa Timur dan Selatan, belum memiliki akses terhadap pengobatan yang tepat, termasuk obat esensial dan perawatan khusus.

Saat ini, di mana seorang anak hidup dan tinggal, cukup sering menentukan kemampuannya untuk bertahan hidup dari ancaman kanker darah.

Saat ini, untuk kanker darah pada anak masih terlalu sering kita mendengar kata “tetapi.” Misalnya “tetapi” tidak cukup banyak anak yang dapat diobati, “tetapi” pengobatannya terlalu mahal, “tetapi” tidak ada cukup dokter ahli, dan banyak “tetapi” yang lain lagi.

Kampanye kita adalah Sekarang waktunya. Tidak ada lagi “tetapi” (The time is now. There can be no more “but”). Sekarang kita harus bekerjasama untuk menyembuhkan, mengubah layanan dan menanamkan harapan pada anak, karena semua anak dengan kanker darah berhak mendapatkan akses terhadap obat esensial dan perawatan berkualitas.

Menurut ‘The International Agency for Research on Cancer’ (2015), kejadian kanker darah pada anak di seluruh dunia meningkat, dari 165.000 kasus baru setiap tahun menjadi 215.000 kasus untuk anak sampai usia 14 tahun, dan 85.000 kasus baru untuk remaja usia 15-19 tahun. Sebenarnya program pengendalian penyakit kanker di Indonesia dilakukan untuk semua jenis kanker, tetapi saat ini masih diprioritaskan pada dua kanker terbanyak, yaitu kanker leher rahim dan kanker payudara, bukan kanker darah pada anak.

Artikel Kesehatan: Dokter Virtual

Meskipun jumlah anak dengan kanker darah jauh lebih sedikit dibandingkan dengan dewasa, tetapi jumlah kehidupan yang disimpan secara signifikan sebenarnya lebih tinggi. Bahkan tingkat kelangsungan hidup di negara berpenghasilan tinggi dapat mencapai rata-rata 84% dan terus meningkat, bahkan juga di daerah dengan sumber daya yang kurang mendapat bantuan lokal dan internasional sekalipun.

Sebanyak 188 organisasi anggota Childhood Cancer International (CCI) di 96 negara dan 1.000 profesional layanan kesehatan dari 110 negara yang merupakan anggota International Society of Pediatric Oncology (SIOP), meminta setiap orang untuk ‘bersatu dalam solidaritas’ dan memastikan semua anak dan remaja di mana pun, agar memiliki kesempatan untuk bertahan hidup dari kanker darah.

Selain itu, juga agar dapat menjalani kehidupan yang panjang, produktif dan bermakna. Tidak ada yang lebih menakutkan daripada menyadari bahwa anak kita menderita kanker darah. Namun demikian, tidak ada yang lebih tragis daripada saat mengetahui bahwa pengobatan memang ada dan hasilnya sangat baik, tetapi itu tidak tersedia untuk anak kita.

Mengapa? Hanya karena anak kita kebetulan tinggal di belahan dunia yang salah.

Ternyata lebih dari 300.000 anak setiap tahun didiagnosis menderita kanker. Juga bahwa banyak jenis kanker pada anak dapat disembuhkan, jika anak diberikan 4 hak azasi, yaitu hak untuk didiagnosis dini secara tepat, mengakses obat penting, mendapatkan layanan medis yang tepat dan berkualitas, serta menindaklanjuti layanan medis berkelanjutan bagi anak yang selamat.

Hal ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa tujuan ke 3.4, yaitu untuk mengurangi angka kematian dini sampai sepertiganya pada tahun 2030.

Disparitas besar terjadi pada tingkat kelangsungan hidup anak dengan kanker darah secara global. Di negara berpenghasilan rendah sampai menengah, di mana akses terhadap perawatan seringkali terbatas dan sangat menantang, tingkat kelangsungan hidup hanya 10%. Dari 10 anak yang didiagnosa menderita kanker darah, hanya 1 yang bertahan. Sebaliknya, di negara berpenghasilan tinggi dan maju, tingkat kelangsungan hidup bisa setinggi 90%, hanya 1 anak yang akan meningggal.

Perkembangan obat kanker darah pada anak juga sangat tertinggal. Sebagai contoh, pengobatan untuk leukemia limfoblastik akut risiko standar, yang merupakan jenis kanker darah pada anak yang paling umum, yaitu terdiri dari 11 obat. Pada hal, lima di antaranya ditemukan pada dekade 1960-an, lima lainnya, pada dekade 1970-an dan satu di tahun 80-an. Tidak ada lagi obat baru untuk anak dengan kanker darah atau leukemia.

WHO memprediksikan akan terjadi “ledakan” pada pengidap kanker di tahun 2030. Riset Kesehatan Dasar 2013 (Riskesdas) oleh Kementerian Kesehatan menemukan, prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,4% atau sekitar 347.792 kasus. Data Kementerian Kesehatan menemukan bahwa prevalensi kanker pada anak adalah 2% dari semua kejadian kanker, tetapi merupakan penyebab kematian kedua pada anak  berusia antara 5-14 tahun.

Sementara itu, Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI) menemukan bahwa prevalensi anak dengan kanker meningkat 7% setiap tahunnya.

“Dari 175 ribu anak yang terdiagnosis kanker, ada 90 ribu yang meninggal. Ini menyebabkan rendahnya angka “survival rate”,” jelas Prof. dr. H. Abdul Kadir, PhD, Sp.THT-KL(K). MARS, Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta pada hari Kamis, 15 Februari 2018 lalu.

Kanker pada orang dewasa dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat, seperti merokok atau kurang berolahraga, keduanya merupakan faktor yang dapat dicegah. “Namun demikian, gaya hidup bukanlah faktor pemicu kanker darah pada anak, sehingga menjadikannya jauh lebih sulit untuk dicegah,” papar ahli onkologi dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta Prof. Dr. dr. Moeslichan, SpA(K).

Untuk itulah, pentingnya deteksi dini, mengingat kanker darah pada anak sulit dicegah. Bahkan, gejalanya tidak mudah dikenali, sehingga orang tua harus sadar bahwa mereka memiliki peran penting dalam deteksi dini secara berkala.

Secara garis besar leukemia dibagi menjadi leukemia akut dan kronis. Leukemia juga dapat digolongkan berdasarkan jenis sel leukosit yang terlibat, yaitu leukemia limfoblastik dan mieloblastik. Pada anak leukemia yang paling banyak ditemukan adalah jenis leukemia limfoblastik akut (LLA).

Selain leukemia akut, terdapat juga jenis leukemia kronik. Leukemia kronik dibagi menjadi dua, yaitu leukemia mieloblastik kronik (LMK) dan leukemia limfositik kronik (LLK). Pada anak leukemia mieloblastik kronik (LMK) yang banyak ditemukan, sedangkan jenis leukemia limfositik kronik (LLK) pada anak jarang sekali.

Keberhasilan pengobatan leukemia pada anak tergantung dari jenis leukemia dan stratifikasi risikonya. Penderita leukemia yang memiliki risiko tinggi, semakin kurang baik pula prognosisnya. Di Indonesia dilaporkan angka sintasan atau tingkat kelangsungan hidup anak yang menderita leukemia limfositik akut (LLA) sebesar 70–80 %. Namun, harus diingat bahwa selalu ada risiko kambuh, yaitu kembalinya tanda dan gejala penyakit setelah mengalami remisi (sembuh).

Diagnosis dini melalui pemeriksaan oleh dokter dan pengobatan yang tepat dapat memberikan prognosis yang baik. Kenali gejala kanker darah atau leukemia pada anak, yang harus diperhatikan oleh orang tua, misalnya anak terlihat semakin pucat atau mengalami anemia, demam tinggi atau menggigil berulang, dan kelemahan atau kelelahan kronis. Selain itu, juga selera makan menurun, terjadi penurunan berat badan secara drastis, dan mudah mengalami pendarahan atau memar pada kulit. Pada pemeriksaan lebih teliti, ditemukan pembengkakan pada  kelenjar getah bening, limpa atau hati  pada perut.

Momentum Ibu Ani Yudhoyono menderita sakit kanker darah di Singapura, adalah ajakan bagi kita semua untuk meningkatkan kepedulian akan kanker darah pada anak.

Apakah kita sudah bertindak?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here