Apakah Anda pernah susah tidur? Stres menghadapi orang-orang yang tidak bisa bekerjasama, menghadapi orang-orang yang tampaknya tidak bisa mengerti kita? Dunia rasanya hanya masalah dan masalah saja? Coba kita lihat pendekatan berikut.
Dalam dunia pemberdayaan masyarakat (community development), dikenal adanya pendekatan “positive deviance”. Dalam situs positivedeviance.org ditulis, “Positive Deviance is based on the observation that in every community there are certain individuals or groups whose uncommon behaviors and strategies enable them to find better solutions to problems than their peers, while having access to the same resources and facing similar or worse challenges.”
Artinya: pada masyarakat yang situasi keluarganya sama, tentu ada individu atau kelompok tertentu yang kebiasaannya “tidak sama”. Kebiasaan itu (tentunya kebiasaan yang baik), menjadi solusi bagi tetangga atau kelompok yang lain dalam masyarakat yang relatif sama.
Contohnya sebagai berikut. Di sebuah daerah miskin ditemukan banyak balita kurang gizi, dapat dilihat dari KMS (Kartu Menuju Sehat) di Posyandu. Namun rupanya ditemukan juga anak yang gizinya bagus. Nah, anak ini, yang berasal dari keluarga yang keadaan sosioekonominya relatif sama dengan yang lain, dipelajari dan dicari tahu mengapa status gizinya lebih bagus dari yang lain?
Mungkin ditemukan kebiasaan yang “tidak sama”, misalnya, ia rajin cuci tangan sebelum makan, jarang jajan, buang sampah pada tempatnya, dan sebagainya. Daftar kebiasaan yang “tidak sama” itu dipelajari, dicatat, dan ditularkan ke yang lain agar mereka dapat berkembang seperti anak itu.
Fokus
Unsur pendekatan di atas juga ditemukan dalam thesolutionsfocus.com. Dalam situs itu dijelaskan bahwa hendaknya orang fokus pada mencari solusi bukan terjebak pada berbagai macam analisa masalah.
Menganalisa masalah memang perlu tetapi hendaknya tidak terlau berpanjang lebar dan berputar-putar pada masalah. Dalam web itu ditulis, “Making positive changes with a Solutions Focus is simple :
1. Don’t fix what isn’t broken
2. Find what works, and do more of it
3. Stop doing what doesn’t work, and do something else.
Inti dari tiga hal itu adalah,”cobalah lakukan yang bisa memecahkan masalah. Jika tindakan Anda tidak bisa memecahkan masalah, ya carilah alternatif yang lain.”
Misalnya Anda selalu merasa kesulitan untuk konsentrasi berdoa, daripada hanya menganalisa kenapa saya tidak bisa berdoa, lebih baik mengingat-ingat pengalaman dimana saya “pernah” bisa berdoa. Nah, pengalaman “pernah” itu kita pelajari. Bagaimana situasi batin sebelum saya bisa berdoa? Bagaimana kondisi fisik saya saat itu? dan sebagainya. Dari situlah kita bisa memperoleh solusi. Silahkan mencoba!!