SETELAH menyampaikan homili, Pastor William Chang OFMCap kemudian mengajak anak-anak sekolah dan Orang Muda Katolik (OMK) yang hadir untuk mulai turut memikirkan masa depan Gereja.
Caranya yakni dengan memberi perhatian khusus kepada pilihan panggilan hidup dengan melakoni hidup bakti sebagai imam religius atau diosesan, bruder, dan suster.
“Bagi yang berkeinginan untuk menjadi imam, bruder dan suster, silahkan datang mengunjungi 29 sten dari berbagai tarekat, ordo dan kongregasi di basement Gereja Katedral,” serunya.
“Carilah di sana segala informasi dan juga hubungi pihak-pihak terkait yang telah ditunjuk,” jelas Pastor William sembari mengakhiri homili dengan mengutipsabda Yesus kepada para muridnya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit,” (Matius 9:37).
Setelah menerima berkat penutup dari Mgr. Agus, seluruh peserta yang hadir diundang untuk mengikuti acara selanjutnya yakni pembukaan Expo Panggilan di basement Gereja Katedral.
Hadir membuka Expo Panggilan 2019 Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus didampingi perwakilan dari masing-masing tarekat.
“Atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, saya membuka kegiatan Ekspo Panggilan ini,” kata Mgr. Agus sembari memukul gong sebanyak 7 kali simbol resmi dibukanya kegiatan ini.
Uskup yang terkenal dekat dengan anak-anak ini, kemudian mengundang seluruh umat yang hadir untuk mendukung kegiatan ini agar berjalan dengan baik dan berdampak positif bagi umat secara khusus bagi kaum muda.
“Semoga melalui kegiatan ini kesadaran sosial di kalangan umat katolik semakin kuat bahwa ternyata ada panggilan hidup lain dan khusus, selain hidup berkeluarga,” ungkap Mgr. Agus.
“Keuskupan kita masih kekurangan imam, bruder dan suster untuk melayani umat dan aneka pelayanan kategorial. Oleh karena itu, saya mengundang orang muda yang hadir di sini untuk bersedia menjawab panggilan Tuhan dengan menjadi imam, bruder dan suster,” demikian harapnya.
Pengalaman panggilan
Pernyataan Mgr. Agus akan pentingnya memberi ruang, waktu serta perhatian khusus menjadi pekerja di ladang Tuhan bagi kaum muda-mudi yang hidup di zaman milenial ini didukung oleh sharing pengalaman hidup panggilan dari Pastor Laurentius Prasetyo CDD.
Imam dari Kongregasi Murid-Murid Tuhan yang menerima tahbisan imamat pada 5 September 2002 ini berkisah bahwa menjadi pastor, bruder dan suster adalah panggilan yang menggembirakan.
“Panggilan itu membutuhkan proses, tidak sekali jadi. Yang terpenting adalah ada dukungan dari kedua orangtua. Panggilan Tuhan itu juga perlu ditanggapi dengan serius dan kemudian harus dipelihara dengan baik,” kata imam yang tanggal 3 Mei 2019 lalu resmi bertugas sebagai Pastor Militer di Garnisun Kota Pontianak.
Acara kemudian berlanjut dengan santap malam bersama, kunjungan stand panggilan dan acara hiburan yang dibawakan oleh para religius lintas tarekat yang berkarya di Keuskupan Agung Pontianak. (Berlanjut)