PERKENALAN saya dengan Romo Prof Dr John Tondowidjojo CM -selanjutnya saya sebut Kode Rm Tondo– terjadi sejak tahun 1969. Waktu itu, saya masih Frater Seminari Tinggi CM tahun ke-5.
Semasa liburan besar dua bulan, saya diminta Kode Romo Tondo CM membantu beliau yang wakty itu tengah bertugas di Paroki St. Maria Kepanjen 9 Surabaya. Tugas saya antara lain mengajar di alma mater SMAK St. Louis Jl. Dr Sutomo 7 Surabaya.
Dalam bulan September 2014 pada HUT ke-80, Kode Romo Tondo menugasi saya untuk memberi homili pada perayaan HUT ke-80 dalam misa syukur di Gereja Kristus Raja Res Sudirman 35 Surabaya.
Pada kesempatan itu saya kemukakan bahwa beliau punya perhatian khusus terhadap status legal STFT Widya Sasana Malang dan juga status legal para dosen STFT Malang.
Berkat perjuangan beliau banyak gelar-gelar para imam pengajar Licenciatus dan Doktor dari pelbagai universitas Roma diupayakan oleh beliau untuk disetarakan dan beliau sendiri berhasil memperoleh hal itu.
Peduli seminari
Disamping itu, Kode Rm Tondo sangat peduli pada para mantan, baik para mantan seminaris di Seminari Menengah dan Seminari Tinggi, serta para mantan imam, mantan bruder, dan mantan suster.
Beliau sangat membantu para mantan seminaris, mantan frater, mantan suster, dan mantan imam dan mendampingi mereka di awal-awal proses beradaptasi ‘kembali menjadi awam’ di tengah masyarakat.
In Memoriam Romo JVM Tondowidjojo CM: Imam Lazaris Bangkitkan Orang “Mati” Semangatnya (5)
Tidak jarang pula, beliau membantu mencarikan dana dan beasiswa agar para manta itu bisa studi lanjut S2 dn S3 baik di dalam maupun di luar negeri. Para mantan Imampun juga diupayakan agar mendapatkan pekerjaan tetap sebagai dosen atau bisa berkarya di dunia usaha melalui jaringan relasinya.
Beliau adalah ibarat malaikat penyelamat dan pelindung bagi para mantan seminaris,para mantan frater atau suster dan bahkan para mantan imam.
Sebagai imam, beliau sangat ahli dalam membangun jaringan komunikasi, terutama dengan pihak-pihak instansi pemerintah. Beliau sangat mudah bergaul, baik dengan umat lain lintas agama.
Beliau sangat ramah dan pandai memainkan musik piano, organ, dan gitar. Beliau mempunyai gelar licensiatus di bidang musik dari Universitas Gregoriana.
Kebetulan sekali, mulai tahun 1984-1989, kami berdua ketemu lagi di Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Kode Romo Tondo mengajar Agama Katolik, saya mengajar psikologi.
Sebagai dosenm beliau sangat disiplin, profesional, dan tertib. Beliau juga sangat rajin dan kreatif dalam menulis buku maupun majalah paroki dan tentu saja di Majalah Hidup.
Sebagai imam, beliau terkenal memimpin misa tidak bertele-tele,lugas, dan humoristik.
Belau pernah mengadakan sekali reuni di kalangan para mantan imam di Keuskupan Sby di Restauran Oriental Surabaya. Hampir setiap tahun menjelang HUT-nya, ia selalu menghimpun semua mantan imam, frater, seminaris di Restoran Angke Kelapa Gading dan dua kali di Hotel Santika Jakarta.
Dengan meninggalnya Kode Romo Tondo tanggal 5 September 2018 lalu, maka KeUskupan Surabaya sangat kehilangan sosok imam yang sangat peduli terhadap para mantan seminaris, frater, imam dan mantan suster.
Selamat jalan Kode Romo Tondo. Tetap doakan STFT Widya Sasana Malang dan para mantan seminaris, mantan imam, mantan frater, dan juga mantan suster.
Selamat merayakan HUT ke-86 tanggal 27 September 2018 ini bersama para kudus di surga.