In Memoriam Didi Kempot (2)

0
791 views
Ilustrasi: Didi Kempot by Malang Voice

TERLAHIR dengan nama asli Dionisius Prasetyo. Kemudian hari, ia lebih dikenal dengan nama panggungnya sebagai Didi Kempot. Konon nama “Didi” ini diambil dari nama baptisnya yakni Dionisius.

Ia lahir di Solo, 31 Desember 1966. Saat meninggal di Solo hari Selasa pagi tanggal 5 Mei 2020 har ini, almarhum Didi Kempot bermur 53 tahun.

Didi Kempot lahir dari keluarga seniman.

Bapaknya adalah tokoh pelawak ngetop dengan nama Mbak Ranto Edi Gudel dan kakaknya juga seorang pelawak bernama Mamiek Podang atau Mamik Prakoso yang ngetop melalui panggung lawak Grup Srimulat.

Sedangkan, ayahnya alm. Mbah Ranto Gudel lebih banyak ngelawak di panggung kesenian wayang kulit bersama Ki Dalang Manteb Sudarsono.

Hingga meninggalkan di Solo pada hari Selasa pagi tanggal 5 Mei 2020 ini, almarhum Didi Kempot ini tinggal di Dusun Sumber, Solo.

Belajar gitar

Minatnya akan dunia seni menyanyi terjadi, ketika saat SMA mulai belajar gitar. Ia membeli gitar baru seharga Rp 400 ribu saat menjual sepeda jengki hasil pemberian ayahnya nekad dia tukarkan untuk bisa punya “modal” latihan gitar.

Semula, dia belajar gitar dari teman-teman SMA-nya. Dan sejak memiliki gitar sendiri inilah dia mulai belajar menggitar sendiri. Barulah kemudian, beberapa tahun lagi, Didi lalu nekad mengembara ke Jakarta, mengadu nasib menjadi seorang pengamen jalanan.

Di Jakarta inilah, bersama rekan-rekan sesama pengamennya, Didi membangun kelompok grup pemusik bernama “Kempot Band”.

Ternyata kata”Kempt” ini mengacu pada esensi mereka sebagai  Kelompok Penyanyi Trotoar.

Barulah ketika kelompok ini “tercium” oleh seorang produser bernama Pompi, pamor Kempot mulai bersinar terang.

Jalan panjang  hidup sebagai pengamen ini tidak pernah disangka-sangka baik oleh ayahnya Mbah Ranto Gudel dan kakaknya Mamik Prakosa.

Ia tidak mau mengekor bebek pada keberhasilan ayah dan kakaknya. Ia ingin meretas sukses sendiri.

Masuk dapur rekaman tahun 1994 atas bantuan Pompi, Didi Kempot berkolaborasi dengan grup Batara Group dari Suriname dan menghasilkan lagu antara lain yang berjudul We Cen Yu –akronim dari penggalan kalimat berbahasa Jawa yang secara utuh berbunyi  Kowe Pancen Ayu alias Kamu Memang Cantik.

Sukses pertama itu membuat Didi berpikir ingin berkarir mandiri dan berhasil merilis album solo perdananya bertitel Stasiun Balapan (1999) yang diproduksi Dasa Studio.

Lalu berikutnya lahir album kedua berjudul Plong (2000) produksi IMC Record; lalu Ketaman Asmoro (2001). Bersama isterinya bernama Yan Vellia, Didi merilis album keempat berjudul  Poko’e Melu.

Dari sini lahirlah orkes mandirinya dengan ragam campursari yang dia beri labelLare Jawi.

Diskografi:

  1. We Cen Yu  bersama Batara Group dibawah bimbingan Pompi No Koes (1995).
  2. Kompilasi Bintang Jawa Vol. I dengan hit single Kenyo Suriname (1996).
  3. Kompilasi Bintang Jawa Vol. II dengan hit single Suket Teki  (1996).
  4. Kompilasi Bintang Jawa Vol. II dengan hit single Gusti Ora Sare (1996).
  5. Kompilasi Bintang Jawa Vol. IV dengan hit single Angin Paramaribo (1996).
  6. Kompilasi Bintang Jawa Vol. V dengan hit single Joko Lelur (1996).
  7. Kompilasi Bintang Jawa Vol. VI dengan hit single Kuncung (1997).
  8. Kompilasi Bintang Jawa Vol. VII dengan hit single Lilo (1997).
  9. Kompilasi Bintang Jawa Vol. VIII dengan hit single Pitik Kampung (1998).
  10. Kompilasi Bintang Jawa Vol. IX dengan hit single Bapak (1998).
  11. Kompilasi Bintang Jawa Vol. X dengan his single Kangen Sedulur (1999).
  12. Kompilasi Bintang Jawa Vol. XI dan XII dengan hit single Jenang Glepung dan Banjir (1999).
  13. Stasiun Balapan (1999) dengan hit single Stasiun Balapan dan Sekonyong-Konyong Koder
  14. Plong (2000) dengan hit single Plong, Aku Dudu Rojo, Terminal Tirtonadi dan Kuncung.
  15. Ketaman Asmoro (2001) dengan hit Lingso Tresno, Kembang Arum Dalu dan Nunut Ngiyup.
  16. Poko’e Melu (2002) dengan hit Poko’e Melu dan Piye Makanine.
  17. Cucak Rowo (2003) dengan hit Cucak Rowo dan Cidro.
  18. Jambu Alas bersama Nunung Alvi (2004) dengan hit Kalung Emas.
  19. Ono Opo (2005) dengan hits Burungku Flu dan Terkintil-kintil.
  20. Angge-Angge Orong-Orong (2007) duet dengan Dewi Angin-Angin.
  21. Album Kampanye Pilgub Jateng 2008 (2008) duet dengan Walikota Semarang Sukawi Sutarip.

PS: Bahan artikel ini diolah dari paparan kisah Didi Kempot yang beredar di Whatsapp, namun tidak diketahui penulis aslinya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here