PENULIS bertemu pertama kali dengan Pastor Frangky “Eki” Rengkung MSC, saat almarhum terlihat hadir di kegiatan pertemuan Komunitas Kawanua Katolik (KawKat) di Kantor Sekretariat Kawkat di Tomang, Jakarta, di bulan Maret 2018.
Pertemuan itu dan “pandangan pertama” itu tidak memberi kesan spesial, karena penulis tidak tahu kalau almarhum Nyong Frangky Rengkuan ternyata adalah seorang pastor. Hal yang saya baru tahu belakangan saja.
Pada waktu itu, almarhum Nyong Frangky Rengkung terlihat sebagai pria kebanyakan, mengenakan kaos, jaket, celana panjang kedodoran (kebesaran) dan berambut pendek dengan poni panjang.
Sungguh, di mata saya waktu itu, almarhum Nyong Frangky Rengkung MSC tidak memiliki “pastor look” layaknya seorang imam rohaniwan.
Pengumuman di babak akhir
Hanya saja, ketika pertemuan akan terjadi “bubaran”, diinfokan bahwa ikut hadir di tengah-tengah rapat KawKat adalah seorang pastor dari Manado dan namanya adalah Nyong Frangky Rengkung MSC.
Namun hari berikutnya, nama Pastor Frangky Rengkung MSC itu tidak disebut lagi dalam rapat-rapat KawKat.
Baru diingatkan kembali nama itu, ketika ada berita duka yang sampai melalui jaringan KawKat yang mengabarkan ternyata Nyong Pastor Frangky Rengkung MSC meninggal pada hari Jumat siang tanggal 5 April 2019 kemarin.
Berita duka itu dilampiri dengan foto bersama, saat almarhum Pastor Frangky hadir dalam pertemuan di sekretariat Tomang dan saya baru menjadi ngeh setelah melihat foto bersama itu lagi. Dan ternyata di foto itu, saya ada di sana juga.
Kesan penulis ketika bertemu dan –dibanding dengan yang beredar seiring dengan berita duka– Pastor Frangky Rengkung MSC itu jauh terlihat lebih “ganteng”, punya wibawa dan sekaligus berkharisma.
Namun tidak menyangka juga, dalam wajah yang ganteng itu, Pastor Frangky Rengkung MSC harus itu harus mengalami sakit akut dan akhirnya harus juga meninggal dalam usia yang sangat muda sebagai seorang pastor.
Tanpa ingin berpretensi apa pun, kesan saya adalah bahwa Tuhan itu memang kadang terkesan juga menggunakan orang-orang yang baik dan “ganteng” untuk melayani-Nya dan umat.
Namun, Tuhan jugalah yang memiliki keinginan, yang muda, baik, dan ganteng untuk cepat berpulang.
Tuhan bisa jadi juga telah “merindukan” Pastor Frangky Rengkung MSC.
Saya jadi teringat lagunya Anne Murray bertitel You Needed Me.
Rasanya lagu ini pantas untuk mengenang almarhum Pastor Frangky Rengkung MSC, walau penulis hanya sempat sejenak mengenalnya.
I cried a tear, you wiped it dry
I was confused, you cleared my mind
I sold my soul, you bought it back for me
And held me up and gave me dignity
Somehow you needed me.
You gave me strength to stand alone again
To face the world out on my own again
You put me high upon a pedestal
So high that I could almost see eternity
You needed me, you needed me.
Selamat jalan pastor…. Doakan kami dari surga sana….
berita yg mantap & perlu tumbuh di umat kristiani,terutama katolik buat kel pastor Frangki Rengkung,mogah lebi sabar dan mendoakan pastor yg telah mendahului kita semuanya…
terima kasih kawan