Menyalahkan Orang Lain

0
2,271 views

“Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.(Luk 6, 7)

SEORANG bendahara Dewan Pastoral Paroki curhat dengan mata berkaca-kaca. Hampir enam tahun dia melaksanakan tugas dan tanggung jawab bendahara dengan baik. Laporan tidak pernah telat dan dana pun tersimpan dengan aman.

Romo yang baru rupanya punya cara kerja dan kebijakan yang berbeda. Format laporan keuangan dianggap salah dan tidak memenuhi standar akuntansi. Tapi beliaunya tidak memberikan contoh format yang benar dan standar. Beliau juga mempertanyakan kuitansi dan nota. Banyak kuitansi dinyatakan tidak sah, karena tidak ada nama toko dan capnya. Selain itu, memberikan bon kepada bagian rumah tangga juga salah. Dana keluar harus dengan proposal. Masih ada banyak hal yang dinilai salah, sehingga bendahara itu pun memutuskan diri untuk mundur dari tugasnya.

Dalam kehidupan bersama, ada saja orang yang merasa bahwa dirinya diamat-amati atau diawasi terus kinerjanya. Apa yang dilakukan selalu dikritik dan dinilai salah. Apa yang dikerjakan selalu masih kurang, tidak lengkap dan tidak pernah sempurna. Ada orang yang selalu dipersalahkan terus menerus, sekalipun kesalahannya kecil dan tidak seberapa. Sekalipun tugas dan pekerjaannya sudah benar, ada saja orang yang masih dicari-cari kesalahan lainnya.

Yesus adalah salah satu pribadi yang termasuk dalam kelompok ini. Pengajaran dan karya-karyanya selalu diamati oleh banyak orang. Ada yang mengamati dan kemudian percaya kepada-Nya. Ada juga yang mengamati untuk mencari-cari kesalahan yang diperbuatnya. Ini yang dilakukan ahli Taurat dan orang Farisi.

Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain umumnya mengalir dari rasa tidak suka, iri hati, merasa tersaingi, ingin menjatuhkan orang lain. Maka kecenderungan tersebut sesungguhnya merupakan ungkapan kekurangan dan kelemahan atau ketidakmampuan diri sendiri.

Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here