INI bukan karangan, melainkan kejadian nyata. Seorang pastor di Sibolga mengaku kaget, lemas, dan gemetar, ketika isi tabungannya telah terkuras sedikitnya Rp 35 juta tanpa dia bisa mengerti mengapa proses pencurian virtual ini bisa terjadi.
Peristiwa terjadi di Sibolga, Sumatera Utara, pada hari Jumat ini tanggal 9 Februari 2018.
Kepada jaringan alumni Novisiat Kapusin Parapat, Sumut, Pastor dari Ordo Fransiskan Kapusin Sibolga ini menjelaskan kronologi insiden yang membuat tabungannya bisa terkuras sedikitnya Rp 35 juta.
Proses pembobolan secara virtual terhadap akun rekening bank itu bisa terjadi hanya dalam hitungan menit saja.
Jumat siang tadi, Pastor X ini mengaku telah dihubungi oleh orang yang menggunakan akses Call Center Bank dengan kode telepon 1047.
“Nomornya bukan dari ponsel,” tulisnya di jaringan alumni Kapusin.
Verifikasi data
Kepada calon korbannya, penelpon anonim itu mengaku diri petugas Call Center Bank. Ia minta kepada Pastor X agar bisa diberikan akses untuk keperluan verifikasi data.
Seperti biasa, verifikasi data biasanya minta beberapa info tentang nama lengkap, tempat/tanggal lahir, nomor aku rekening bank, nomor telepon pribadi, dan akhirnya nama ibu kandung.
Namun pada kasus Pastor X ini, si penelpon tidak minta akses informasi kepada calon korban.
“Mereka hanya membacakan semua data rekening saya. Jadi, dia bukan bertanya, hanya membaca data personal saya dan ingin memastikan saja apakah semua data personal untuk akun rekening bank itu benar apa tidak,” ungkap Pastor X.
Pastor X itu sedemikian percaya bahwa si penelpon gelap itu memang seorang petugas Call Center Bank milik negara yang validitasnya telah ‘dibuktikan’ dengan nomor panggilan 1047 dan bukan nomor ponsel tersebut.
Setelah semua data personal itu dikatakan kepada Pastor X untuk kemudian dimintakan konfirmasinya atas kebenaran data personal tersebut, maka dalam hitungan menit si penelpon gelap itu sudah mampu mengakses akun rekening korban.
Yang terjadi kemudian, tulis Pastor X ini, “Rekening tabungan saya langsung terkuras.”
Beberapa menit kemudian, Pastor X ini pun lalu sadar bahwa dia telah terkecoh dengan panggilan yang menyaru diri sebagai petugas Call Center Bank.
Hati-hati dengan telepon gelap
Kalau ada penelpon gelap yang tidak Anda kenal, imbau Pastor X ini, “Tidak usah dilayani.”
“Rekening saya telah berkurang puluhan juta hari ini,” terang Pastor X yang sehari-hari mengurusi keuangan Ordo untuk sebuah karya tertentu di Sibolga.
Insiden terkurasnya tabungan oleh aksi pembobolan bank oleh penelpon gelap ini bukan kisah rekaan, melainkan peristiwa nyata yang terjadi pada hari Jumat ini.
“Saya mengalaminya sendiri. Hanya dalam hitungan 15 menit, uang Rp 35 juta bisa raib,” tutur Sang Pastor ingin membenarkan Sesawi.Net yang telah menghubungi Pastor X ini untuk minta konfirmasi atas kebenaran aksi pembobolan rekening bank secara virtual melalui panggilan telepon.
Investigasi otoritas bank
Menurut Pastor X, pihaknya sudah melaporkan kasus pembobolan bank ini kepada otoritas bank milik negara di Sibolga.
“Saya sudah melakukan pelaporan di Bank Cabang Sibolga. Tim IT Bank Cabang Sibolga kehabisan akal. Tim IT Jakarta juga akan melakukan investigasi atas apa yang baru saja saya alami ini,” tulis Pastor X.
Tim cyber Jakarta masih akan melanjutkan proses investigasi.
“Uang saya sudah hilang dengan proses yang tidak bisa saya mengerti. Semoga pihak Bank bersedia mengganti uang saya yang telah hilang dibobol orang melalui proses telepon dengan menggunakan akses Call Center Bank tersebut,” tulis Pastor X yang hingga Jumat malam ini masih dihinggapi perasaan kaget seakan tak percaya bahwa uangnya memang telah dikuras maling virtual.
Jadi, harap Anda semua berhati-hati dan waspada kalau menerima panggilan telepon dari orang tak dikenal dan kemudian tanya-tanya identitas dan data personal bank.
Tele-Marketing sebuah produk investasi lewat telepon juga jangan pernah sekali lagi jangan pernah dilayani…biasanya ada rekaman pembicaraan yg bisa saja kalau kita silap menjadi otorisasi pendebetan rekening kita….