TENTU menjadi pertanyaan, mengapa program bina lanjut untuk para suster muda SMFA dan aksi promosi panggilan itu terjadi di Entikong?
Selain alasan historis di atas, juga ada beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan Kongregasi SMFA memutuskan menggelar program bina lanjut dan aksi panggilan ini di kota garis batas Indonesia-Malaysia di Entikong.
Sejak hadir di Entikong mulai tahun 2013 silam, tarekat suster SMFA telah mendapat “pasokan darah segar” yakni para suster muda dari kawasan garis batas Idonesia-Malaysia ini. Jumlahnya sudah empat orang.
Angkatan pertama dari Entikong yang sudah menjadi anggota Kongregasi “Suster Rakyat” alias Volks Zisters (Suster Misi Fransiskan St. Antonius, SMFA) ini adalah Sr. Fransiska SMFA dan Sr. Egidia SMFA.
Mereka berdua masih menjalani pendidikan novisiat di tahun kedua dan hari-hari ini sedang mengikuti program stase di beberapa komunitas SMFA hingga Januari 2019 mendatang.
Lalu dua remaja putri lainnya yang juga dari Entikong kini telah sekian waktu sebagai aspiran dan mulai tanggal 8 Desember 2018 mendatang akan resmi menyandang status sebagai postulan.
Aksi panggilan itu melibatkan enam suster yunior SMFA yakni Sr. Felesia SMFA, Sr. Aurelia SMFA, Sr. Kamel SMFA, Sr. Yuni SMFA, Sr. Odilia SMFA, dan Sr. Antonia SMFA.
Sr. Veronika SMFA berhalangan ikut serta karena tengah kuliah di Yogyakarta.
Pada pertemuan suster yunior SMFA ini juga dilibatkan sejumlah suster senior yang didapuk harus ikut memeriahkan aksi panggilan di Paroki Entikong. Karena itu, mereka juga harus ikut “terjun ke lapangan” melalukan turne ke-8 stasi yang ada di Paroki Entikong.
Mereka adalah Sr. Muthia SMFA, Sr. Rufini SMFA, Sr. Yustina SMFA, Sr. Susana SMFA, Sr. Magdalena SMFA, Sr. Domisia SMFA, dan penulis.
Kegiatan di Paroki Entikong
Siang itu, langit Entikong sungguh cerah. Rombongan para suster SMFA dengan selamat berhasil tiba di Entikong. Mereka datang dari Sintang dan sekitarnya (Putussibau dan Sosok) dan sebagian lainnya dari Pontianak.
Kami datang disambut oleh cerahnya langit dan menikmati kehangatan persaudaraan antarsesama suster rakyat.
Di malam hari, kami menggelar Perayaan Ekaristi bersama anak-anak penghuni asrama puteri dan baru kemudian mengisi ramah tamah dengan perkenalan antaranak asrama dan antarsuster SMFA.
Berikut ini program bina lanjutan untuk para suster yunior SMFA.
Hari ke-1
Program mengolah keseharian, hidup berkomunitas, penghayatan kaul–kaul, dan hidup doa. Kegiatan ini didampingi oleh Sr. Muthia SMFA dari Dewan Pimpinan Umum SMFA.
Hari ke-2
Kunjungan ke keluarga–keluarga dan diutus berdua–dua di 8 kring, yang berada di wilayah paroki pusat. Acaranya sama di tiap–tiap kring yakni berdoa bersama keluarga.
Di sana sudh tersedia lilin, salib, air suci dan persembahan keluarga. Ada juga keluarga yang telah menyediakan beras dan uang.
Menurut tradisi setempat, selesai doa, keluarga yang bersangkutan diberi berkat dengan percikan air kudus. Artinya keluarga yang dikunjungi, diberi berkat. Setelah itu pindah lagi ke rumah yang lain, sampai semua keluarga di kring mendapat giliran.
Pembagian kunjungan di 8 kring berlangsung seperti ini:
- Kring Yosef dikunjungi oleh Sr. Magdalena SMFA dan Sr. Felisia SMFA.
- Kring Stefanus bersama Sr. Kresentia SMFA dan Sr. Aurelia SMFA.
- Kring Theresia dengan Sr. Rufini SMFA dan Sr. Kamelia.
- Kring Yohana dikunjungi Sr. Yustina SMFA dan Sr. Yuni SMFA.
- Kring Maria dengan Sr. Susana SMFA.
- Kring Petrus bersama Sr. Domisia SMFA dan Sr. Antonis SMFA.
- Kring Nazarethdengan Sr. Anselma SMFA dan Sr. Odilia SMFA.
- Kring Paulus dikunjungi oleh Sr. Muthia SMFA dan Sr. Benedikta SMFA (novis 2 yang sedang stase).
Perbatasan Kalbar-Serawak: Suster Yunior SMFA Alami Pembinaan di Entikong (1)
Hari ke3: Turne ke stasi
Acara di setiap stasi sama. Malam Minggu berlangsung pertemuan dengan OMK dan di hari Minggu pagi, sebelum ibadat, kami membuka “Sekolah Minggu”.
Saat turne, para suster membawa Komuni untuk umat di stasi masing–masing dan kami membagikannya saat berlangsung Ibadat Hari Minggu.
Acara “homili” atau renungan diganti dengan program talk show, syering panggilan hidup membiara para suster SMFA.
Kami diminta menceritakan kembali kisah dan dinamika menjawab panggilan Tuhan. Intinya, kami berkisah tentang pengalaman “jatuh-bangun”, namun toh juga tetap setia terus bertahan sampai hayat dikandung badan.
Sebagai Pastor Paroki Entikong, Pastor Rian Pr sangat mendukung dan respek terhadap kegiatan aksi panggilan para suster SMFA. Ia ikut hadir ketika para suster SMFA mulai dijemput untuk kemudian masing–masing anggota tim melakukan turne masuk ke pedalaman di mana stasi-stasi itu berada.
Seperti gawai besar
Suasana penjemputan para suster SMFA menuju stasi ini sekilas rasa seperti sebuah ‘gawai’ (hajatan) besar. Motor silih berganti datang dan pergi. Ada juga yang dijemput dengan mobil dan mereka itu datang menjeemput para suster SMFA bersama rombongan keluarganya.
Yang terekam dalam setiap suasana adalah nuansa kegembiraan. Sukacita bersama berbaur menjadi satu. Hati umat memancarkan pesona gembira saat datang menjemput para suster SMFA yang akan datang bertamu dan menginap di stasi.
Rasanya, semua hanyut dalam suasana sukacita yang amat sangat. Tidak hanya para penjemput –tuan rumah—di mana kami akan datang bertamu dan menginap, tapi juga para “pelaku” kegiatan ini yakni para “Suster Rakyat” SMFA yang ingin “turun melihat pasar” di luar tembok biara.
Pergi ke stasi
- Stasi Perinpin dilayani oleh Sr. Benedikta (Novis II) dan dia dijemput naik sepeda motor.
- Stasi Semanget dilayani oleh Sr. Kresentia dan Sr. Kamelia. Mereka berdua juga dijemput naik sepeda motor.
- Stasi Seikunyit dilayani oleh Sr. Yustina dan Sr. Felesia dan mereka dijemput naik sepeda motor.
- Stasi Semeng dilayani oleh Sr. Muthia dan Sr. Aurelia dan mereka boleh naik naik mobil jemputan.
- Stasi Panga dilayani oleh Sr. Rufini, Sr. Anselma, dan Sr. Yuni. Mereka bertiga naik sepeda motor.
- Stasi Nekan dilayani oleh Sr. Domisia dan Sr. Odilia, dijemput naik mobil.
- Stasi Pontikayan dilayani oleh Sr. Susana dan Sr. Antonia, dijemput naik sepeda motor.
Di hari Minggu sore, para suster yang turne ke stasi akhirnya boleh kembali pulang ke pusat Paroki Entikong dan kemudian mengikut misa bersama umat.
Yang bertugas koor adalah para suster SMFA dan kamu dibantu oleh anak puteri Santa Clara.
Ordinarium bahasa Latin dan kami melantukan lagu komuni I will Follow Him. Sungguh, luar biasa, antusiasme umat menerima kehadiran para suster SMFA sungguh luar biasa di Gereja St. Maria Vianney Paroki Entikong.
Ayo tetap semangat menekuni panggilan hidup religius dengan tetap menjadi suster SMFA: melayani dan hadir ditengah–tengah umat sebagai “Suster Rakyat”. (Bersambung)