Pijar Vatikan II: Coronavirus dan Tragedi Imam Serikat Xaverian (35A)

0
1,418 views
Casa Madre - Biara Induk Kongregasi Imam Xaverian di Parma, Italia- ist

TANGGAL 23 Maret 2020, Mariassunta d’Alessio yang tinggal di Parma Italia, memposting berita pilu. Di situs para jurnalis independent glistatigenerali.com,  ia bercerita baru saja mendapat info dari kakaknya perempuan, seorang dokter.

Sebagai dokter, kakak perempuan Mariassunta, sering mengunjungi biara para Romo Serikat Xaverian (SX)  di Viale San Martino Parma. Praktis ia sudah menjadi “dokter keluarga” bagi para Romo SX tersebut.

Minggu pagi 22 Maret, pada pukul 9,36, dokter kakak Mariassunta ini menerima pesan whatsapp dari Romo Gerardo Caglioni SX, satu dari sekitar 60 Romo Xaverian yang tinggal di rumah yang besar itu.

Bunyinya: ”Sono alla fine, ti ringrazio di tutto. Ciao con tutto il cuore” (Saat akhir saya telah tiba. Terima kasih untuk semuanya. Selamat tinggal saya ucapkan dari lubuk hati yang terdalam !

Sorenya, pada pukul 15.30, beberapa jam sesudah ia mengirim pesan whatsapp itu, Romo Gerardo Caglioni SX meninggal dunia di kamarnya. Ia berpulang dalam usia 73 tahun.

Satu episode sedih di tengah wabah corona.

Bersama Mariassunta d’Alessio, yang juga keponakan Romo Enrico Di Nicolò SX, salah satu korban meninggal, media cetak dan media elektronik Italia terutama dari Provinsi Emilia-Romagna, ramai memberitakan tragedi pilu para Romo Xaverian ini. Mereka menempatkan drama meninggalnya para imam Xaverian ini sebagai berita utama.

  • Koran Repubblica menulis: “Coronavirus, I misionari di Parma : “Ogni giorno uno di noi muore. Pra però, per favore aiutateci”. “Coronavirus, decessi nella casa dei saveriani : a Parma più di dieci vittime”.
  • Gazzetta di Parma (koran tua berdiri sejak 1735) menulis: “Morti altri due Saveriani: sono 15 dall’inizio dell’emergenza”.
  • Website Virgilio.it: “Coronavirus, morti 12 padri saveriani a Parma: il triste bilancio della malattia”.
  • Majalah Mondo e Missione: “Missionari e Coronavirus, il martirio dell’ultima ora”.
  • TV nasional TG1 Online: “Parma, il drama dei Saveriani”, Vatican News : “I Saveriani di Parma, il sacrificio risponde alla nostra vocatione”.
  • Situs Fanpage.it menulis berita dengan judul yang sangat dramatis: “Coronavirus, la strage silenziosa nella sede dei missionari Saveriani: 13 morti” (Coronavirus, “pembantaian” senyap di biara para Saverian: 13 meninggal).
11 orang imam dan 3 bruder Saverian yang meninggal pada saat wabah corona melanda Italia (Missioitalia.it)

Musibah paling mengenaskan sebuah institusi religius

Musibah meninggalnya 16 anggota Xaverian ini akan tercatat sebagai musibah paling mengenaskan yang pernah menimpa sebuah institusi religius di Italia atau bahkan di dunia, sebagai dampak dari wabah coronavirus.

Sampai hari ini, Ordo dan Konggregasi yang jauh lebih besar dan lebih banyak anggotanya seperti Fransiskan, Jesuit, Benediktin, SVD saja, belum melaporkan ada imam atau brudernya yang meninggal karena virus corona. Jumlah para Xaverian yang meninggal sejak virus corona merebak di Italia, hanya kalah dari jumlah imam praja Keuskupan Agung Bergamo.

Data terakhir yang dicatat koran Katolik L’Avvenire, jumlah imam projo Keuskupan Bergamo yang meninggal per 28 Maret ini ada 24 orang. Sampai sekarang, tragedi paling kelam yang pernah menimpa institusi keagamaan adalah tragedi Rwanda tahun 1994.

Menurut catatan Agenzia Fides (fides.org) salah satu lembaga berita dan dokumentasi Propaganda Fidei Vatikan yang sangat terpercaya, pada perang saudara di Rwanda, tercatat sekurang-kurangnya 140 orang imam, Uskup dan 108 biarawan-biarawati terbunuh.

Namun, para imam dan bruder sebuah ordo atau konggregasi yang meninggal selama dan karena wabah coronavirus ini, SX-lah “juaranya”.

Sangat mengenaskan.

Dari tanggal 29 Februari sampai 28 Maret 2020, total ada 12 imam dan 4 bruder Xaverian yang meninggal. Sebagian besar meninggal di Rumah Induk Xaverian di Parma.

Seorang meninggal di Rumah Sakit di Desio Monza dekat Milano dan seorang meninggal di Rumah Sakit di Alzano Lombardo, “episentrum” wabah coronavirus di daerah Bergamo Italia Utara.

Dalam kurun tiga pekan, di masa wabah coronavirus menyerang Italia dengan sangat dahsyat, Xaverian kehilangan 16 anggotanya. Tragis.

  • Pada Pesta Santo Josep 19 Maret, dua orang Saverian meninggal di satu rumah induk Xaverian ini.
  • Tanggal 15 dan 18 Maret, ada dua orang Xaverian yang meninggal.
  • Terakhir, pada 28 Maret dua Xaverian meninggal lagi.
  • Dan sampai tanggal 28 Maret 2020 itu, rata-rata ada seorang imam atau bruder Xaverian yang berpulang dalam sehari.

Dari situs para missionaris Fides.org, kita mendapatkan informasi tentang para Romo dan Bruder Xaverian yang meninggal itu. Kami urutkan dari yang terakhir dipanggil Tuhan:

Romo Angelo Costalonga SX (kiri) dan Bruder Lucio Gregato (kanan) adalah dua anggota Serikat Xaverian yang tercatat terakhir meninggal pada hari yang sama 28 Maret 2020 di biara induk SX di Parma.

http://www.settimananews.it/vita-consacrata/saveriani-parma-informazione-verita/

  • Romo Angelo Costalonga SX, 88 tahun. Dari tahun 1960 sampai 1975 menjadi missionaris di Kongo. Beliau juga seorang fotofrafer professional.  afat di biara induk Xaverian 28 Maret 2020.
  • Bruder Lucio Gregato SX,  9 tahun. Dari tahun 1968 sampai tahun 1981 menjadi missionaris di Burundi. Wafat di biara induk Xaverian 28 Maret 2020.
  • Romo Piergiorgio Bettati SX, 83 tahun. Dari 1973 sampai 1983 menjadi missionaris di Kongo Afrika. Wafat di biara induk Xaverian 23 Maret 2020.
  • Romo Gerardo Caglioni SX, 73 tahun. Menjadi missionaris di Mexico (1980-1983) dan Sierra Leone (1984-1993 dan 2002-2006). Wafat di biara induk Xaverian 22 Maret 2020.
  • Romo Stefano Coronose SX, 88 tahun. Dari usia 60 tahun sampai pertengahan usia 80 tahun, menjadi missionaris di Indonesia. Wafat di biara induk Xaverian 21 Maret 2020.
  • Romo Pilade Giuseppe Rossini SX, 84 tahun. Menjadi missionaris di Sierra Leone dari usia 60 tahun pada 1998, dengan 3 kali masa rehat di Italia. Meninggal di Rumah Sakit Seriate pada 19 Maret 2020.
  • Bruder Giuseppe Scintu SX, 85 tahun. Menjadi missionaris di Kongo dari 1968 sampai 1975. Wafat di biara induk Xaverian 19 Maret 2020.
  • Bruder Luigi Isaia Masseroni SX, 90 tahun. Pernah menjadi missionaris di Brasil dari 1956 sampai 1967. Wafat di biara induk Xaverian 18 Maret 2020.
  • Bruder Guglielmo Saderi SX, 88 tahun. Pernah menjadi missionaris di Kongo dari 1961 sampai 2010. Kemudian bertugas di Italia. Wafat di biara induk Xaverian 18 Maret 2020.
  • Romo Giuseppe Rizzi SX, 77 tahun. Pernah menjadi missionaris di Burundi dan di Kongo daei 1977 sampai 2010. Wafat di biara induk Xaverian 15 Maret 2020.
  • Romo Piermario Tassi SX, 90 tahun. Pernah menjadi missionaris di Kongo dari 1962 sampai 1996. Wafat di biara induk Xaverian 15 Maret 2020.
  • Romo Vittorio Ferrari SX, 88 tahun. Pernah menjadi missionaris di Jepang dari 1961 sampai 1974. Wafat di biara induk Xaverian 14 Maret 2020.
  • Romo Nicola Adriano Masi SX, 92 tahun. Menjadi missionaris di Brasil dari 1976 sampai 2010. Wafat di biara induk Xaverian 12 Maret 2020.
  • Romo Enrico di Nicolò SX, 80 tahun. Mendedikasikan seluruh hidup dan pelayanannya dengan mengajar para calon imam. Meninggal di Rumah Sakit, ketika mengunjungi keluarganya.
  • Romo Corrado Stradiotto SX, 86 tahun. Pernah menjadi missionaris di Indonesia dari tahun 1967 sampai 1975. Wafat di biara induk Xaverian pada 7 Maret 2020.
  • Romo Pietro Zoni SX, 85 tahun. Dari tahun 1970 sampai 2013 menjadi missionaris di Burundi, Amerika Serikat dan Kamerun. Wafat di biara induk Xaverian pada 29 Februari 2020.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here