TIGA tahun sudah The Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) eksis di panggung keilmuan dan pusat riset bidang energi, sumber daya mineral, isu-isu pertahanan dan keamanan.
Dengan digawangi oleh para peneliti profesional yang mayoritas berasal dari generasi millennial –lulusan perguruan tinggi dalam dan luar negeri—maka sampailah PYC pada capaian (achievements) yang sebagai legacy ingin “dipersembahkan” kepada khalayak ramai.
Dan aneka capaian itu sudah tersaji dalam bentuk grafis, statistik, paparan analisis, berita, dan buku serta jurnal ilmiah.
Demikian paparan Inka B. Yusgiantoro Ph.D yang duduk dalam kepengurusan PYC sebagai Head of the Supervising Board dalam jumpa media di Kantor PYC di bilangan Kebayoran Baru, Sabtu tanggal 22 Juni 2019.
Lebih bermanfaat bagi semakin banyak orang
Pertanyaannya, mengapa PYC merasa penting harus mampu menerbitkan hasil-hasil kajian ilmiah ini?
Tidak bisa tidak, demikian Inka yang sehari-hari menjabat Direktur Departemen Pengembangan Kebijakan Strategis OJK (Otoritas Jasa Keuangan), karena berbagi ilmu untuk sebuah purpose hidup adalah hal yang mulia dan berguna.
Purnomo Yusgiantoro sendiri kini juga menyediakan banyak waktunya untuk mengajar di ITB, Lemhanas, Universitas Pertahanan dan perguruan tinggi lainnya yang dia lakoni sebagai “pengamalan” keilmuan agar berguna untuk semakin banyak orang.
Purnomo Yusgiantoro selalu meyakini bahwa berbagi hal -termasuk ilmu pengetahuan yang dia miliki entah di bangku kuliah atau kesempatan lain—itu merupakan hal yang sangat terpuji dan mulia. Tidak ada gunanya ngekepi (mendekap erat dan tak mau berbagi) ilmu bagi diri sendiri, melainkan ilmu pengetahuan dan keahlian itu harus dibagi dan ditularkan demi maksud dan tujuan yang baik.
Nah, apalagi kalau target penerimaan sharing ilmu pengetahuan itu adalah khalayak ramai dan pada gilirannya juga demi kepentingan bangsa dan negara.
Mengapa demikian? Itu karena Purnomo Yusgiantoro sangat meyakini akan kebenaran adagium yang berbunyi demikian: “Pendidikan tidak lain merupakan jembatan bagi siapa pun yang mau berbagi untuk kemudian mampu melahirkan perubahan.”
Pusat data tentang energi dan sumber mineral
Nah, setelah tiga tahun meretas asa, maka kini PCY sudah berhasil merilis Data Center yang bisa diakses oleh siapa pun secara publik melalui website PCY dengan alamat situs www.purnomoyusgiantoro.org secara cuma-cuma.
“Siapa pun boleh mengakses Pusat Data PCY ini dan memanfaatkannya. Caranya mudah sekali. Cukup hanya dengan melakukan registrasi secara daring, maka data itu bisa diunduh secara bebas dan gratis,” ungkap Inka Yusgiantoro Ph.D.
Tiga kategori
Pusat Data yang kini tersedia di PCY itu terbagi dalam tiga kategori yakni Ekonomi, Statistik, dan Kebijakan.
Menurut Inka, ketersediaan dan kelengkapan data di tiga bidang itu dirasa penting bagi para pelaku bisnis di sektor industri energi dan sumber mineral. Juga bisa dipakai oleh para stake holder maupun para ilmuwan yang ingin mencari informasi lengkap mengenai sektor energi sumber mineral, isu pertahanan dan keamanan.
“Tampilan data itu kami sajikan dengan lebih menarik dalam paparan grafis, gambar, statistic yang secara visual menarik dilihat daripada hanya paparan teks,” jelas Inka.
Data Center PCY ini mengambil sumber dari berbagai kanal berita dan kanal lembaga pemerintah atau sumber-sumber lain yang kemudian diolah dan disajikan kembali dalam bentuk yang lebih atraktif.
Penerbitan buku dan jurnal
Bukan namanya PCY, kalau tidak menerbitkan jurnal ilmiah dan buku-buku berkualitas.
Bersama Prof. Purnomo Yusgiantoro, Luky A. Yusgiantoro pada tahun 2018 telah menerbitkan buku super tebal bertitel Ekonomi Energi: Teori dan Aplikasi.
Menurut Luky, buku tebal ini merupakan edisi penyempurnaan buku edisi sebelumnya produksi tahun 2009 silam dengan berbagai proses adjustment yang dilakukan.
“Ada beberapa materi yang harus kami take out, dan materi baru kami masukkan di edisi tahun 2018 ini,” terang Luky yang di PCY mengampu jabatan sebagai Member of the Advisory Board.
Menurut dia, buku super tebal ini bisa dipakai sebagai referensi utama di Program Pendidikan Ketahanan Energi di Universitas Pertahanan dan di ITB.
“Buku ini menguraikan penggunaan ilmu ekonomi sebagai dasar untuk menganalisis masalah energi pada tataran mikro dan makro,” jelas Luky menambahi informasi bahwa PCY juga menerbitkan Buletin Energi dan Prosiding dengan konten resume dari berbagai kegiatan seminar dan hasil penelitian PYC.
Menunggu kejutan Purnomo Yusgiantoro
Pada bagian lain, Luky juga menjelaskan bahwa saat ini tengah disiapkan peluncuran buku baru bertitel Jas Merah: Menguak Masa Transisi ESDM 2000-2009 yang digarap oleh Purnomo Yusgiantoro.
Tentang buku barunya ini, mantan Menteri ESDM dan mantan Menhan ini hanya berujar pendek.
“Buku ini banyak mengurai kisah-kisah the untold stories and the hidden stories,” kata Purnomo.
Purnomo kini telah menyerahkan materi “proposal” naskah bukunya ini kepada 10 orang beken yang dia minta sebagai reviewer. Ia menganggap langkah “resensi internal” itu penting dan perlu.
“Ini agar kisah-kisah yang disebut sebagai the untold and hidden stories itu menemukan validitas dan objektivitasnya sebagai peristiwa sejarah,” paparnya memberi alasan penting agar semua paparan dalam buku itu menjadi sahih dan objektif, terutama ketika dia memimpin Kementerian ESDM tahun 2000-2009. (Bersambung)
Ref: Jakarta, boom del settore energetico: entrate per 12,2 miliardi di euro