404 Tahun Kongregasi Misi (CM): Mari Berani Tinggalkan Zona Nyaman, Ajak Provinsial CM

0
820 views
Provinsial Kongregasi Misi Romo Manuel CM. (Do. Yakobis TV)

KONGREGASI Misi Domus Surabaya melaksanakan misa hari ulang tahunnya ke-404 dan hari pertobatan Rasul Santo Paulus pada Senin 25 Januari 2021 di Provinsialat CM Surabaya. Dihadiri perwakilan para misionaris dengan menerapkan  protokol kesehatan dan disiarkan secara daring.

Misa diawali dengan lagu Fajar Vinsensius yang liriknya memiliki makna mendalam bagi para misionaris. ”Lihatlah kawan, Fajar Vinsensius bersinar terang di bumi Pertiwi. Bapa pendiri Kongregasi Misi.”

Romo Manuel Edi Prasetyo CM selaku Provinsial Kongregasi Misi memimpin misa perayaan peringatan tahun ini. 

Pertobatan tanpa putus

Dalam homilinya, ia mengingatkan para misionaris dan para Vinsensian bahwa pendirian Kongregasi merupakan perjalanan suatu pertobatan yang terus-menerus dan pengosongan diri dari pribadi yang dipanggil Tuhan untuk selalu terbuka akan kehendak Allah seperti pertobatan dari Santo Paulus dan Santo Vinsensius a Paolo.

Pertobatan Rasul Paulus di Damsyik merupakan awal pertobatannya yang terus-menerus dan pengosongan dirinya. Ia membiarkan Kristus tinggal dan hidup dalam hatinya sehingga membentuknya menjadi rasul yang andal.

Dalam Surat kepada Umat di Galatia 2: 20, Paulus menulis, ”Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”

Teks itu adalah kesaksian pertobatannya bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya sungguh-sungguh karya Allah sendiri.

Pertobatan Santo Paulus sumber inspirasi Kongregasi CM

Pendirian Kongregasi Misi ini merupakan perjalanan Santo Vinsensius sendiri yang diilhami oleh pertobatan Santo Paulus yang yang merupakan titik tolak awal pertobatannya yang terus-menerus.

Santo Vinsensius mempercayai bahwa Kongregasi Misi berdiri, hidup, dan berkembang bukan karena karyanya sendiri; melainkan hanya karya Allah.

Santo Vinsensius berkata kepada para konfrater:

“Sesungguhnya Allahlah yang melakukan semuanya itu, Allah yang mengerjakan apa yang telah Dia lihat sejak keabadian. Ia menganugerahkan berkat melimpahkan atas karya-karya misi kami, demikian karya misi ini menyenangkan hati Allah dan telah menjadi awal mula dari apa yang anda lihat sekarang.”

Romo Manuel CM menegaskan khususnya kepada para misionaris khususnya, di masa sekarang ini para imam diminta terus melanjutkan dan menghidupi keutamaan-keutamaan Vinsensian: kerendahan hati, kesederhanaan, cinta kasih, mati raga, dan menyelamatkan jiwa.

Semua cita-cita Santo Vinsensius dapat terjadi, jika kita mau bertobat secara terus-menerus. Pertobatan tanpa henti akan memampukan untuk membuka diri, mengosongkan diri kita sehingga roh Kristus hidup dalam diri kita dan memampukan menjadi pribadi-pribadi yang lepas bebas.

Vinsensian di zaman modern ini menawari banyak kenyamanan dari makanan sampai gadget yang sering kali dapat melunturkan semangat misionaris Vinsensian dan melupakan misi utama yaitu mewartakan kabar gembira bagi orang miskin.

Jika kita terikat dengan fasilitas-fasilitas tersebut pastinya kita tidak ada waktu untuk mengosongkan diri dan tidak ada lagi tempat bagi roh Kristus.

Maka perlu kesadaran penuh untuk berani keluar dan tinggalkan zona nyaman.  

Pertobatan Santo Paulus dan Santo Vinsensius kiranya menjadi inspirasi untuk hidup dalam pertobatan yang terus-menerus.

Di dalam Konstitusi Konfrater no.12 poin 6 tertulis demikian:

”Masing-masing anggota dan Kongregasi secara terus-menerus hidup di dalam pertobatan sebagaimana sesuai keinginan Santo Paulus dalam nasihatnya. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berusahalah oleh pembaharuan budimu. Karena dengan pertobatan dan pengosongan diri kita dapat menerima roh Kristus.”

Revitalisasi semangat awal

Romo juga menuturkan pada tanggal 27 Juni sampai dengan 15 Juli 2022 mendatang, Kongregasi Misi akan mengadakan musyawarah umum internasional di Roma dengan tema “Revitalisasi identitas Kongregasi Misi awal di Abad kelima.”

Revitalisasi merupakan ajakan untuk menghidupkan kembali poin-poin kehidupan yang akan menghidupkan roh-roh daya hidup bagi sesama.

Untuk sampai pada proses revitalisasi diperlukan pertobatan terus-menerus dan pengosongan diri agar mampu mengenakan roh Kristus.

Ada ruang bagi Kristus untuk dihidupi.

“Pada perayaan di masa pandemi ini tidak mengurangi makna untuk terus bertobat dan mengosongkan diri sehingga roh Kristus mampu kita hidupi,” pungkasnya menutup homili.

Dirgahayu Kongregasi Misi ke-404 tahun.

Semoga semangat dan teladan Santo Vinsensius selalu hidup dan berbuah pewartaan serta karya kasih bagi para kaum miskin.

“Evangelizare pauperibus misit me.” (St. Vinsensius)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here