ROMBONGAN para peziarah dari SMA Kolese Gonzaga, Jakarta Selatan, asuhan para Jesuit Indonesia kali ini berkesempatan untuk mengikuti audiensi umum bersama Paus Fransiskus di Lapangan St. Petrus, Vatikan pada hari Rabu 13 Juni 2018 pukul 10 pagi waktu Roma. Perjalanan ziarah yang diikuti oleh 52 tenaga pengajar (civitas magistrorum) SMA Kolese Gonzaga, Jakarta, berlangsung dari tanggal 6-15 Juni 2018.
Ziarah ini mengusung tema “Together on The Pilgrim’s Path: Spirituality, Friendship and Mission”. Yang ikut dalam rombongan ziarah ini adalah para guru SMA Kolese Gonzaga. Mereka berziarah mengunjungi berbagai jejak petilasan St. Ignatius Loyola (pendiri Ordo Serikat Yesus) antara lain Gereja Santa Maria del Pi di Barcelona, Spanyol. Inilah tempat di mana dulu St. Ignatius Loyola berkunjung sampai tiga kali sebelum melanjutkan perjalanannya ke Venezia di Italia.
Rombongan juga mengunjungi Sanctuary of Loyola yang merupakan tempat di mana Ignatius kecil lahir dan bertumbuh. Tak lupa juga, rombongan berziarah mengunjungi tempat di mana St. Ignatius menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dengan melepaskan tiga hal yang menjadi simbol identitas lamanya, yaitu pakaian kebesaran perwira, keledai, dan pedang.
Tempat tersebut ada di Santa Maria de Montserrat Abbey, Barcelona, Spanyol.
Juga, dalam menyambut peringatan 450 tahun St. Aloysius Gonzaga yang jatuh pada tanggal 21 Juni 2018 mendatang, rombongan menyempatkan diri mengunjungi Basilika Sanctuary of St. Aloysius Gonzaga di Italia. Di tempat ini lah tersimpan relikui tengkorak asli St. Aloysius Gonzaga yang merupakan pelindung SMA Kolese Gonzaga.
Dalam rombongan tersebut ikut Pater Emmanuel Baskoro Poedjinugroho SJ (Delegatus Educationis Serikat Yesus Indonesia), Pater Thomas Salimun Sarjumunarsa SJ (Superior Komunitas Kolese Gonzaga), Pater Leonardus Evert Bambang Winandoko SJ, M.Ed (Kepala Sekolah SMA Kolese Gonzaga), Pater Bagus Laksana SJ, Ph.D (dosen teologi).
Ziarah ini berlangsung setelah SMA Kolese Gonzaga merayakan usianya yang memasuki 30 tahun (Lustrum VI) pada 3 November 2017 silam.
Pesan Paus
Paus Fransiskus dalam audiensinya Rabu pagi lalu menyebutkan bahwa bahaya terbesar dalam hidup adalah sikap mediokritas atau sikap hidup biasa-biasa saja (mediocrity).
Paus menilai bahwa mediokritas adalah bentuk sikap seorang yang penakut dan pengecut. “Cowardliness, it’s cowardliness,” ungkap Paus kepada ribuan umat yang memadati Lapangan St. Petrus, Vatikan (13/6).
Bahayanya, paham mediokritas menjadi ideologi baru bagi anak muda masa kini. Paus menjelaskan bahwa dengan sikap mediokritas, anak muda menjadi takut akan apa pun dan tidak mau berkembang untuk menjadi lebih.
Dalam spiritualitas ignatian, sikap mediokritas adalah sikap yang harusnya dihindari. Mediocrity has no place in the Ignatian worldview.
Setiap pribadi harusnya dapat berkarya, bertindak dan memberikan yang lebih (magis).
Semangat itu pula yang terus dikobarkan oleh SMA Kolese Gonzaga selaku institusi pendidikan. Memasuki usianya yang ke-30 tahun, SMA Kolese Gonzaga, secara konsisten, telah memberikan ruang bagi civitas academica agar dapat berkembang lebih (magis).
Ruang tersebut diberikan semata-mata demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar dan terciptanya kebaikan bersama. Itulah tujuan dari setiap sekolah Jesuit dalam mendidik insan muda yang tertuang dalam Konstitusi Serikat Yesus.
The aim of Jesuit schools: Constitutions of the Society of Jesus n.440, 1540.