MESTINYA ibadat pemberkatan dan pemugaran ini dipimpin langsung oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus.
Namun, pada saatnya harus memimpin ibadat, beliau masih dalam perjalanan pulang menuju Pontianak, usai menghadiri Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani 2018) di Ambon.
Itulah sebabnya, ibadat di hari Jumat tanggal 2 November 2018 –hari istimewa untuk mendoakan semua arwah orang beriman– dipimpin oleh Pastor Paroki St. Yosep Katedral, Romo Alexius Pr.
Hadir pula Minister Provinsial Ordo Kapusin Pontianak Romo Hermanus Mayong OFMCap, Ekonom KAP Romo Andreas Kurniawan OP dan Romo Yosef Maswardi Pr.
1.000 lilin
Bapak Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus Pr baru tiba di Pontianak dari lawatan kerja di Ambon dan langsung berkunjung pada malam menjelang penyalaan 1.000 lilin yang dinyalakan di seluruh makam.
Dalam ibadat yang berlangsung pada pukul 16.00 WIB kemarin, Romo Alex Pr mengundang perwakilan dari masing-masing tarekat untuk maju ke depan altar.
Dari sejumlah tarekat religius hadirlah Pemimpin Umum Bruder MTB Br. Rafael, Pemimpin Umum Kongregasi Suster SFIC, Sr. Adriana Tony, dan dari Kongregasi Suster SMFA diwakili oleh Sr. Kresentia.
Kilas balik Mgr. Bos
Sebelum prosesi pemberkatan seluruh makam dan penyalaan seribu lilin, dibacakan sejarah singkat profil Mgr. Pacificus Bos OFMCap serta kiprah karya pelayanannya sebagai:
- Praefek Apostolik Borneo Belanda: 10 April 1905–13 Maret 1918.
- Vikaris Apostolik Borneo Belanda: 13 Maret 1918–1933.
Profil kiprah pastoral Mgr. Pasifikus Bos dibacakan oleh Romo Andreas Kurniawan OP.
Hormati Pendiri Keuskupan Agung Pontianak, Uskup KAP Pugar Makam Mgr. Jan Pacificus Bos OFMCap (1)
Berdasarkan buku sejarah karya P. Amantius OFMCap, terdapat kutipan langsung yang mengungkapkan keinginan Mgr. Pacificus Bos dalam usahanya untuk melakukan karya misi, langsung terjun membuka pelayanan pastoral tetap di Pontianak.
“Sekarang saya berencana untuk mendirikan di Pontianak sebuah gereja, juga gedung sekolah dan rumah untuk anak-anak yatim piatu. Perlu juga sebuah lapangan untuk kuburan. Segala-galanya bersama-sama sangat mahal, sebab tanah di Pontianak tidak murah,” demikian tulisan Pastor Amantinus: 10
“Allah hendak membantu kami. Saya tahu bahwa hasil kerja di kota ini besar sekali, sehingga perlu seorang misionaris berumah di sini. Para penderma di Nederland pasti mau menolong dengan doa dan sumbangan mereka. Upah seorang misionaris pasti besar adanya, namun yesus berkata juga: Barangsiapa menyambut seorang rasul, ia akan menerima upah seorang rasul.” (P. Amantius: 10).
“Akhirnya, Mgr. Pacificus Bos berencana membiyai pembangunan gereja, sekolah dan tempat makam ini, tempat kini beliau dimakamkan. Kita bersyukur kita hari ini bersama-sama dan sudah saatnya kita mengenang jasa-jasa mereka yang mereka wariskan kepada kita untuk dilanjutkan,” ungkap Ekonom Keuskupan Agung Pontianak Romo Andreas OP.
Ungkapan untuk menaruh rasa hormat dan ungkapan syukur dan terima kasih kepada para pendahulu juga diungkapkan oleh Minister Provinsial Ordo Kapusin Pontianak Romo Hermanus Mayong OFMCap.
Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa berziarah dan berdoa di makam pada hari Peringatan Arwah Semua Orang Beriman ini merupakan bentuk penghormatan kita kepada para pendahulu.
“Kini, makam di sini sudah kelihatan lebih indah. Semoga keindahan ini membuat kita tidak takut menghadapi kematiaan. Itu karena kita percaya melalui kematian, kita akan memperoleh kesempurnaan hidup bersama Allah yang kita sembah, Allah yang kita cintai,” ungkapnya mengajak seluruh umat untuk memelihara keutamaan baik dalam hidup yang akan menghantar kita kepada kehidupan yang kekal. (Selesai)