HARI Senin, 13 Maret 2023, seperti halnya perayaan hari Minggu, halaman Gereja Katolik Santo Yohanes Penginjil Paroki Bengkulu kembali dipenuhi oleh umat.
Mereka datang dari berbagai penjuru matahari. Bahkan beberapa pihak kepolisian ikut membantu proses kelancaran arus lalu lintas di depan gereja.
Selain itu, cuaca yang sangat bersahabat, alunan musik gendang dan tarian khas Bengkulu menambah kemeriahan perayaan syukur.
Musik dan tarian ini sebagai ungkapan kebahagiaan menyambut para tamu undangan; 22 imam, 3 frater dan 1 bruder, dan 11 suster biarawati.
Perayaan syukur 100 tahun Prefektur Apostolik Bengkulu dan 100 tahun Kongregasi SCJ di Indonesia diawali dengan Perayaan Ekaristi Kudus.
Di usianya yg ke-100 tahun, SCJ mengambil tema: “Dengan hati yang terbuka, berjalan bersama Gereja Lokal.”
Sembari mempersiapkan segala sesuatu, umat yang hadir disuguhi dengan tayangan singkat tentang sejarah SCJ di Indonesia.
Sejarah SCJ di Indonesia
Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus atau yang biasa disebut Kongregasi SCJ didirikan oleh Pater Yohanes Leo Dehon tahun 1878 di Saint Quentin, Perancis.
45 tahun kemudian, Kongregasi SCJ resmi diutus oleh Tahta Suci untuk bermisi ke Bumi Pertiwi melalui surat Mandatum.
- Kehadiran SCJ di Indonesia pertama kali di daerah Tanjung Sakti tanggal 23 September 1924. Mereka adalah Pastor Hendricus van Oort, Pastor Carolus Stekelenburg, dan Bruder Felix van Langenberg. Mereka adalah para misionaris dari Negeri Belanda.
- Setelah itu, menyusul para misionaris dari Amerika Serikat dan Polandia.
- Kemudian SCJ Indonesia resmi menjadi Provinsi seperti sekarang ini pada tanggal 2 Mei 1974.
Sejarah panjang 100 tahun
Banyak hal yang telah dilakukan SCJ selama berumur 100 tahun ini. Di antaranya adalah karya internal Kongregasi, karya parokial, bidang pendidikan seperti Yayasan Pendidikan Katolik Leo Dehon di Jakarta dan di Lampung, pembinaan calon imam di Seminari Menengah Santo Paulus di Palembang.
Juga mengelola rumah retret, karya sosial seperti panti asuhan, asrama, JPR SCJ. Masih melanjutkan karya bidang perbengkelan, penerbitan, dan ikut terlibat dalam komisi-komisi keuskupan.
Berkarya di delapan keuskupan
SCJ Indoneisa telah tersebar di delapan keuskupan, yakni: Keuskupan Agung Palembang, Keuskupan Agung Medan, Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Agung Samarinda, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Timika, Keuskupan Padang, dan Keuskupan Tanjungkarang.
224 anggota
Hingga tahun ini, SCJ Indonesia telah beranggotakan 224 orang; terdiri dari seorang uskup emeritus, 142 orang imam, 3 orang diakon, 5 orang frater kaul kekal, 15 orang bruder kaul kekal, 55 orang frater kaul sementara, 3 orang bruder kaul sementara, 12 orang calon SCJ, dan 11 orang postulan.
Kongregasi SCJ hadir untuk Gereja Lokal, berjalan bersama uskup, imam, biarawan/biarawati, umat, pemerintah, dan juga masyarakat non Katolik.
Perayaan syukur 100 tahun Kongregasi SCJ masuk ke Indonesia dan 100 tahun Prefektur Apostolik Bengkulu ini diawali dengan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh Romo Paulus Sarmono SCJ, selaku Pastor Kepala Gereja St. Yohanes Penginjil Paroki Bengkulu.
Bersama para imam konselebran berjumlah 21 orang. Mereka berasal dari berbagai Ordo dan Kongregasi: OFMCap, CSsR, SCJ, dan para imam Diosesan.
Dalam homilinya, Romo Sarmono, demikian sapaan akrabnya, mengajak seluruh umat untuk tidak pernah melupakan sejarah
“Saya mengutip pesan dari Bung Karno, Presiden Indonesia yang pertama yang mengatakan Jas Merah artinya ‘Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah’
Bapak-Ibu, saya mengajak kembali memandang kebesaran dan kemegahan Keuskupan Agung Palembang dan Keuskupan Sufragan Tanjung Karang. Itu semua tidak bisa melepaskan diri dari pondasi iman yang dimulai dari Bengkulu.”
Karena tiga hal
Romo melanjutkan homilinya. Kata dia, “Kita pantas berbahagia karena tiga hal:
- Allah telah memilih Bengkulu sebagai titik awal pewartaan Kabar Bembira. Bengkulu menjadi pintu masuk kekatolikan di Sumatera Bagian Selatan,
- Prefektur Apostolik Bengkulu digembalakan oleh pra imam dan biarawan dari tiga Ordo dan 1 Kongregasi: Theatin, Serikat Jesus, OFMCap, dan Kongregasi SCJ. Dengan ini mau menggambarkan bahwa umat mewarisi spiritualitas iman yang amat kaya.
- Kehadiran Gereja di Sumatera Bagian Selatan ini diterima baik oleh masyarakat yang beranekragam suku, budaya, dan lain sebaginya.”
Mengakhiri homilinya, Romo Sarmono SCJ mengajak seluruh umat untuk berefleksi melalui gladi rohani dan jasmani yang akan berlangsung sampai September 2023 mendatang.,
“Bapak/Ibu yang terkasih, semoga perayaan ini menguatkan iman kita kepada Yesus Kristus sebagaimana para misionaris tetap bertahan dan bersukacita di tengah banyaknya tantangan.
Selain itu, umat diharapkan menumbuhkan spiritualitas untuk terus mengasah keberimanan kita untuk semakin mengenal Kristus.
Pada akhirnya, kita semua juga diajak untuk meningkatkan senangat misioner kita di tengah bangsa Indonesia yang beraneka ragam.
Kehadiran kita sebagai Gereja hendaknya disukai dan dirindukan oleh masyarakat sekitar.”
Tak lupa, Pastor Gereja Santo Yohanes Penginjil Paroki Bengkulu ini mengajak kaum muda untuk berani dan mau menanggapi panggilan Yesus untuk menjadi imam, religius rohaniwan dan rohaniwati.
Usai Perayaan Ekaristi Kudus, Romo Paulus Sarmono bersama para imam lainnya melakukan pengguntingan pita sebagai tanda launching kegiatan “100 tahun SCJ Indonesia, 100 tahun Prefektur Apostolik Bengkulu”.
Adapun kegiatan yang telah dipersiapkan oleh panitia adalah:
- Gladi Jasmani: lomba mewarnai TK-SD Kelas 3, lomba jalan dengan bakiak dan estafet sarung, lomba senam gembira.
- Gladi Rohani seperti: lomba konten kreatif rohani, lomba bertutur Kitab Suci. Juga lomba CCR Anak, Remaja, dan Keluarga; lomba baca Mazmur, seminar, misa Tahun Baru Jawa, misa inkulturasi dan pensi budaya Batak, napak tilas.
- Perayaan puncak anggal 10 September 2023: Ekaristi syukur, lomba menghias kue tradisional, pentas seni, dan pembagian hadiah lomba.