PENDIDIKAN dalam pendekatan fenomenologis menengarai fenomena yang nampak dan menengarai fenomena pada esensi pengalaman yang ada.
Sekolah Dasar (SD) Kanisius Murukan di Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah merupakan Sekolah Dasar yang telah melayani pendidikan selama satu abad; berdiri sejak 1 Januari 1922.
SD Kanisius Murukan mempunyai pengalaman bermakna secara fenomenologis dalam mendampingi para siswa yang dipercayakan masyarakat pada sekolah.
Fenomena yang nampak berdasarkan pengalaman, SD Kanisius Murukan berdiri setelah empat tahun Kanisius didirikan di Muntilan. Sekolah ini menjadi penanda awal mula karya Yayasan Kanisius di Klaten sebagai bagian sejarah karya pendidikan.
Perjalanan SD Kanisius Murukan sebagai sekolah diungkapkan memiliki pengalaman sebagai sekolah yang “miskin dalam sarana pembelajaran, tetapi unggul dalam prestasi (St. Karyanto, Sejarah Melawan Lupa, Riwayat SD Kanisius Murukan Wedi, Klaten, dlm. Sesawi.Net, 16 April 2016)
SD Kanisius Murukan I oleh Mathias Hariyadi, di laman sama edisi 24 Januari 2016 ditulis memiliki fenomena sebagai sekolah penghasil puluhan imam, bruder, sedangkan SD Murukan II menghasilkan banyak suster biarawati.
Dimulai ketika atap plafon roboh
Fenomena 10 tahun terakhir SD Kanisius Murukan mengalami keprihatinan, karena adanya kerusakan sekolah seperti atap kelas roboh dan kerusakan lainnya.
Selanjutnya, Yayasan Kanisius bersama sekolah, orangtua murid serta pemerhati pendidikan bergerak melakukan perbaikan dengan menggalang dana untuk renovasi sekolah.
Perhatian untuk renovasi sekolah terwujud pada tahap I di tahun 2016 dengan dibangunnya sebagian bangunan sekolah sebagai tempat pembelajaran yang sesuai harapan.
Sesawi.Net dan Paroki Wedi sedari awal memulai prakarsa baik dengan melakukan donasi publik untuk projek renovasi.
Barulah kemudian Direktur Yayasan Kanisius Cabang Surakarta waktu itu – Romo Yoedho Koesoemo SJ- ikut mengadakan penggalangan dana. Antara lain dengan mengajak berbagai pihak ikut mendukung program penggalangan dana. Salah satunya adalah mengadakan kegiatan “Lari untuk SD Kanisius Murukan” yang didukung oleh AAJI.
Hadiah di usia 100 tahun
Fenomena memberi pelayanan yang lebih baik terus dilakukan SD Kanisius Murukan Wedi, Klaten.
Fenomena yang menggembirakan digambarkan dalam ungkapan Kepala SD Kanisius Murukan St. Karyanto:
“Pada 1 Januari 2022 bertepatan dengan ulang tahun ke 100 tahun SD Kanisius Murukan mendapat bantuan hadiah dari Romo Ketua Yayasan Kanisius Surakarta, yaitu berupa pembangunan gedung sekolah tahap 2.
(Bdk. Farida, L. Sukamta ed, “Jelang 100 Tahun, SDK Murukan Wedi Dapat Hadiah, Sekolah Akan Dibangun”, Warta Kita, 19 September 2016)
Kini, 21 Oktober 2022 bersamaan dengan Peringatan 104 Tahun Yayasan Kanisius, Gedung Baru Tahap II SD Kanisius Murukan diresmikan oleh Romo Joseph MMT Situmorang SJ, Kepala Yayasan Kanisius Cabang Surakarta.
Didampingi oleh:
- Romo V. Istanto Pramuja SJ, Ketua BKS Kevikepan Surakarta;
- Romo AG Luhur Pribadi Pr, Pastor Kepala Gereja St. Perawan Maria Bunda Kristus Paroki Wedi.
Terlaksana dalam dalam Perayaan Ekaristi
Perayaan Ekaristi diikuti para siswa dan guru karyawan serta perwakilan orangtua siswa SD Kanisius Murukan, para Kepala Sekolah Kanisius Cabang Surakarta dan sekolah-sekolah secara live streaming di Kanisius Cabang Surakarta.
Pewartaan sebagai pokok dan misi pendidikan Kanisius
Romo Joseph Situmorang SJ saat pengantar sebelum misa mengungkapkan, peringatan 100 tahun Yayasan Kanisius Surakarta diwarnai dengan kegembiraan pemberkatan gedung baru sekolah SD Kanisius Murukan hasil renovasi tahap II.
Kegembiraan bukan saja karena gedungnya baru. Tetapi kegembiraan atas kebersamaan semua pihak mewujudkan pelayanan yang lebih baik dalam karya Yayasan Kanisius sekaligus komitmen kegembiraan untuk berbuat baik di hari hari mendatang.
Sementara itu, Romo V. Istanto Pramujo SJ dalam homilinya mengungkapkan, sejak berdirinya 100 tahun Kanisius ada tugas pewartaan.
Pewartaan menjadi pokok dan misi pendidikan Kanisius yakni pewartaan kebaikan, pewartaan cinta kasih, pewartaan humanisme, pewartaan intelektual, pewartaan keterampilan dan pewartaan kebajikan-kebajikan hidup.
Lebih lanjut, Romo V. Istanto Pramujo SJ mengingatkan selain pewartaan ada tugas pengajaran untuk kaum muda karena tidak ada pewartaan tanpa pengajaran, sabar dalam ketangguhan seperti sejak zaman Romo van Lith SJ yang tetap dihidupi guru karyawan Kanisius, serta menunaikan tugas pelayanan.
“Tidak ada pendidikan tanpa pelayanan,” ungkap Romo Istanto, imam Jesuit asal Jali, Sendang Sriningsih.
Fenomena baru
Dibangunnya sekolah SD Kanisius Murukan, maka fenomena baru yang nampak adalah munculnya komitmen untuk melanjutkan dan menghidupi karya pendidikan Yayasan Kanisius. Dengan tetap memelihara api yang telah dipantikkan 100 tahun lalu.
Yakni, mendidik kaum muda dan mempersiapkan mereka dengan penuh harapan.
Ralat
Teks dibawah gambar Perayaan Misa Syukur
tertulis …sudah genap berumur 104 tahun
seharusnya …sudah genap berumur 100 tahun
Alinea 17 tertulis …peringatan 100 tahun Yayasan Kanisius Surakarta
seharusnya ….peringatan 104 tahun Yayasan Kanisius di Cabang Surakarta
Alinea 19
tertulis …sejak berdirinya 100 tahun Kanisius…
seharusnya …sejak berdirinya 104 tahun Kanisius…
Alinea 23
tertulis …dipantikkan 100 tahun lalu.
seharusnya …dipantikkan 104 tahun lalu.
Dengan demikian kesalahan telah diralat. Terima kasih?
Ralat
Teks tertulis
(Bdk. L. Sukamta, Jelang 100 Tahun, SDK Murukan Wedi Dapat Hadiah, Sekolah Akan Dibangun, WartaKita, 19 September 2016)
Seharusnya
(Bdk. Penulis: Farida, Editor: L Sukamta, “Jelang 100 Tahun, SDK Murukan Wedi Dapat Hadiah, Sekolah Akan Dibangun”, WartaKita, 19 September 2021)
Mohon maaf atas kesalahan penulisan sumber kutipan. Dengan demikian kesalahan telah diralat?