11 Frater Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret, Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur mengikrarkan sumpah (kaul) selibat di Kapela Agung Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret, Jumat (03/06/2016). Perayaan kaul dipimpin langsung oleh Vikjen Keuskupan Maumere, RD. Martinus Ewaldus Sedu.
Para frater yang mengucapkan kaul antara lain Fr. Martinus Gunardi kendo (calon imam Keuskupan Ruteng), Fr. Fransiskus Sama (calon imam Keuskupan Agung Ende), Fr. Rony Alfridus Bere Lelo (calon imam Keuskupan Denpasar), Fr.Fransiskus Ze Owa (calon imam Keuskupan Agung Ende), Fr. Vincensius Lamawato (calon imam Keuskupan Larantuka), Fr.Yustinus Oktavianney Dua (calon imam Keuskupan Agung Ende), Fr.Fransiskus Erikson Wanda (calon imam Keuskupan Agung Ende), Fr.Damianus Dionesius Nuwa (calon imam Keuskupan Agung Ende), Fr. Robertus Reke (calon imam Keuskupan Agung Ende), Fr.Dominikus Risno Maden (calon imam Keuskupan Ruteng), Fr. Valerianus Paulinus Djempau (calon imam Keuskupan Ruteng).
Sumpah atau kaul selibat adalah tradisi dalam Gereja Katolik, prasyarat bagi semua calon imam sebelum ditahbiskan.”Tradisi calon Imam diosesan memang menarik. Ketika sumpah selibat, inilah saat-saat terindah sampai pada tangga diakonat. Ini momen yang membahagiakan bagi anggota komunitas, orang tua untuk menanti agungnya perayaan tahbisan diakon,” ucap RD Martinus Ewaldus Sedu.
Sumpah selibat, kata RD. Martinus Ewaldus Sedu, merupakan pilihan untuk bersandar sepenuhnya kepada Tuhan dalam seluruh hidup seorang imam. ”Ini adalah pilihan untuk bersandar kepada Tuhan sebagai sebuah tugas pengabdian bagi banyak orang. Selibat berarti setia, sumpah berarti berani untuk mengikrarkan kesetian yang sejati. Di dalam hati para kudus para frater mesti berpasrah diri sepenuhnya,” terang RD. Ewaldus Sedu.
Seseorang yang sudah mengikrarkan sumpah selibat dan akan ditahbiskan menjadi imam mesti yakin dan percaya pada kasih Allah dalam Hati Yesus yang Maha Kudus. “Yakinkan dan percayalah pada kasih Allah dalam Hati Yesus yang Maha Kudus. Tanpa keyakinan yang kokoh, niscaya bangunan imamatmu rubuh dan jatuh berantakan,” tegas Romo Vikjen.
Seseorang yang telah memilih hidup selibat, kata Romo Vikjen, mesti berani bertanggung jawab atas pilihannya dalam hidup. “Sebagaimana manusia rapuh dan sering jatuh dalam dosa, maka belajarlah untuk selalu bangkit dari kejatuhan dalam hidup,”ungkap RD. Ewaldus Sedu.
Salah seorang frater dari Keuskupan Ruteng merasa ini momen menjadi saksi dan pewarta sabda Tuhan. “Perayaan sumpah selibat ini makin menguatkan kami untuk menjadi saksi dan pewarta sabda Tuhan di keuskupan masing-masing,” ungkap Frater Dominikus Risno Maden.