PADA hari Selasa, 12 Juni 2018, mulai pkl. 16.30 WIB dan bertempat di gedung Sasana Harjuna Paroki St. Mikael Gombong berlangsung acara sarasehan persaudaraan dan buka puasa bersama. Acara ini dimotori oleh tim kerja Kerasulan Awam dan HAK bekerjasama dengan CU Artha Swadaya Gombong yang dimotori oleh drg. Sari, Pak Bambang Tri, Pak Eko, dan Pak Rudy Hidayat, dkk.
Acara ini dihadiri 200-an orang yang berasal dari masyarakat sekitar gereja.
Tokoh-tokoh lintas agama hadir, yakni Pendeta Budi, Pendeta Dadang, Pendeta Petrus, Bapak Wagiman dari Kelompok Buddhist , Gus Novi dari Ansor Gombong, Pak H. Birman Ketua LDII sekaligus berperan membuka dan menutup acara dengan doa, serta tokoh-tokoh lainnya.
Yang mengisi acara sarasehan adalah Bapak Bambang Tri selaku moderator, Pak Agus Susanto dari Gereja Katolik, Bapak Supoyo S.Sos.
Camat Gombong Bapak Supoyo S.Sos dan Bapak Kyai Murtajib (Gus Tajib) -lurah Gusdurian Kebumen, juga hadir.
Pal Agus menyampaikan cuplikanNota Pastoral KWI 2018 tentang situasi kebangsaan dan ajakan bergandengan tangan untuk menjaga Pancasila dan NKRI.
Bapak Camat mengapresiasi acara ini dan menegaskan kembali Gombong sebagai kota toleransi.
Gus Tajib menyampaikan pesan, supaya kegiatan kerukunan tidak hanya berhenti pada slogan tetapi sungguh dihayati dalam hidup sehari-hari. Ia juga menegaskan supaya kita semakin menjadi manusia inklusif, bahkan berani memberi perhatian bagi para penderita difabel. “Gombong bukan hanya semakin rukun, tetapi hendaknya semakin menjadi kota inklusif,” tegasnya.
Gus Novi dari Ansor mengisahkan, dia dan timnya masuk ke sekolah-sekolah negeri untuk memberi pengajian bagi para siswa dan mengajak siswa-siswi untuk menjadi manusia Indonesia yang menjaga Pancasila dan NKRI. Ia mengajak anak-anak muda asuhannya menanggapi undangan Gereja dalam acara buka puasa bersama ini. Anak-anak muda ini pun berbaur dengan OMK paroki Gombong.
Nuansa kedamaian sungguh terjadi. Makan bersama pun menjadi sarana yang memperteguh keakraban dan persaudaraan.
“Semua merindukan agar kerukunan ini tetap terjaga, sebab kerukunan adalah senjata paling ampuh,” tegas penulis saat menjawab pertanyaan wartawan TV swasta lokal dan nasional yang hadir meliput.