DI tengah kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebanyakan orang bertanya, “Masih adakah kaum muda yang mau mempersembahkan diri bagi Gereja, sebagai religius?”
Mari kita lihat jawabannya.
Pekan Kaul Bersama
Tepat pada 3 September 2019 yang lalu, sebanyak 24 orang Novis (calon religius) dari berbagai Kongregasi kembali dipertemukan dalam satu kegiatan yang disebut PKB (Pekan Kaul Bersama).
Kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini menjadi kesempatan baik bagi para Novis untuk semakin mendalami ketiga kaul yang nantinya akan diikrarkan dan dihayati sebagai Imam, Biarawan-Biarawati.
Tujuan
Pekan Kaul Bersama ini dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Agustinus Setyodarmono SJ (Magister Novis SJ) pada pukul 18:00 WIB di Kapel RR Gedanganak, Ungaran, Semarang.
“Sebagai religius, kita memerlukan ketajaman intelektual dan kedalaman spiritual. Dua hal itu haruslah seimbang. Oleh karena itu, jalanilah satu pekan ini sebagai kesempatan istimewa untuk semakin mengenal kekuatan dan kelemahan masing-masing pribadi dalam penghayatan ketiga Kaul nantinya,” ungkapnya dalam homili.
Peserta
Kegiatan yang berlangsung selama 8 hari ini, dihadiri oleh para Novis beserta pendampingnya dari:
- Ordo Serikat Yesus (SJ).
- Kongregasi Fransiskan Misionaris Maria (FMM).
- Kongregasi Bruder-bruder St. Aloisius Gonzaga (CSA).
- Ordo Santa Ursula (OSU).
- Kongregasi Puteri Maria dan Yosef (PMY).
- Kongregasi Suster-Suster Santo Fransiskus dari Tobat dan Cinta Kasih Kristiani (OSF Semarang)
Belajar bersama dalam persaudaraan
Dalam pertemuan ini, setiap Kongregasi bertugas untuk mempresentasikan dan mengekspresikan salah satu kaul yang telah disiapkan sebelumnya dalam bentuk makalah.
Berikut ini adalah judul yang dipilih oleh masing-masing tarekat:
- Kaul Kemiskinan yang memeluk dunia (Novis SJ).
- Menghayati Kaul Kemiskinan sebagai sebuah pilihan (Novis FMM).
- Kenabian CSA dalam penghayatan Kaul Ketaatan di zaman sekarang (Novis CSA).
- Ketaatan adalah terang besar dalam diri manusia (Novis OSU).
- Jalan untuk mencinta dalam Kaul Kemurnian (Novis PMY).
- Bahagia hidup dalam Kaul Kemurnian (Novis OSF).
Ikut berpartisipasi
Dalam dinamika PKB ini, beberapa kaum religius pun turut berpartisipasi dengan membagikan pemahaman dan penghayatan mereka seputar Kaul Kemurnian, Kemiskinan, dan Ketaatan kepada para Novis sebagai generasi penerus Gereja.
“Yesus sudah lebih dahulu mencintai saya. Bukan karena kehebatan saya, tetapi karena Ia mau mengubah hidup saya demi kesejahteraan Gereja dan keselamatan manusia,” kata Romo Paul Suparno SJ di awal pertemuan.
Selain itu, Romo Daniel OCSO juga turut menjadi narasumber mengenai sejarah perkembangan hidup monastik dan Rm. Eko SJ mengenai sejarah hidup bakti.
Melalui pembelajaran ini, para Novis mulai melihat dan mengenali berbagai tantangan dalam penghayatan ketiga Kaul, serta usaha-usaha yang diperlukan agar dapat menyikapi tantangan secara tepat.
Emausan
Selain pelajaran bersama diruangan, para Novis juga diberi waktu untuk mengalami perjumpaan yang lebih dekat dengan sesama yang berasal dari Kongregasi lain.
Dalam perjalanan yang disebut Emausan ini, setiap Novis bersama satu orang sahabat sepanggilan berbagi cerita tentang sejarah panggilan hidup membiara. Melalui dinamika ini, para Novis semakin mengenal cara Allah memanggil secara pribadi, dan juga cara Allah memanggil orang lain.
Dengan adanya keterbukaan satu sama lain, maka dapat saling meneguhkan dalam perjalanan panggilan.
Outing
Inilah salah satu dinamika yang semakin mempererat persaudaraan dan kerjasama antarpribadi yang berasal dari beragam Kongregasi.
Para Novis dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengunjungi beberapa tempat menarik di sekitar Semarang.
Dengan terjun langsung ditengah dunia zaman sekarang, para Novis dapat melihat, mendengar, dan mengalami banyaknya tantangan yang akan dihadapi dalam penghayatan ketiga Kaul.
Untuk melatih hal tersebut, setiap kelompok mendapat uang saku selama perjalanan. D isinilah penghayatan ketiga Kaul sangat diperlukan. “Sungguhkah dapat taat, murni, dan miskin?”
Ini menjadi refleksi para Novis setelah kembali ke Rumah Retret Gedanganak, Ungaran.
Kesaksian
Menjelang hari terakhir, para Novis mendapat kesempatan untuk mendengar kesaksian hidup dari pasutri (pasangan suami istri) serta dua religius, yaitu Romo Murti SJ dan Sr. M. Cornelia OSF.
“Kesaksian hidup para Suster OSF yang saya lihat semasa kecil, menumbuhkan panggilan saya. Oleh karena itu, saya berusaha agar kesaksian hidup saya pun, semakin meneguhkan banyak orang,” kata Sr. M. Cornelia OSF saat memberi kesaksian di hadapan para Novis.
Melalui kesaksian ini, para Novis dapat melihat bahwa panggilan hidup manapun memiliki suka-duka masing-masing.
Begitu pula halnya dalam hidup religius. Yang dibutuhkan ialah komitment dan kesetiaan dalam setiap pilihan.
Tantangan pasti ada, namun bukan berarti merebut kebahagiaan. Tantangan menjadikan setiap pribadi semakin total dan konsekuen dalam mengikuti Yesus melalui sarana ketiga Kaul.
Manis bergaris-garis
Di sela kegiatan Pekan Kaul Bersama ini, para Formandi (pihak terdidik calon religius) beserta para Formator (pembina) disatukan dalam acara rekreasi bersama.
Beberapa games seru yang dibawakan oleh fasilitaor ice breaking semakin mempererat persaudaraan dalam Komunitas PKB ini.
Canda tawa yang memecah keheningan malam Gedanganak, telah memberi energi positif bagi para Novis yang semakin mengenal ketiga Kaul yang akan dihidupi dengan bahagia.
Hening bersama Allah
Di penghujung pertemuan Pekan Kaul Bersama ini, Sr. Etty FMM mengarahkan para Novis untuk dapat hening bersama Allah sambil merefleksikan seluruh dinamika yang telah dialami selama PKB.
Betapa besar kebaikan Allah yang telah menyelenggarakan semua baik adanya. Dalam rekoleksi ini, masing-masing pribadi membuat satu komitment dan cara konkret yang akan dilakukan.
Syukur dan bahagia
Waktu terasa cepat berlalu. 11 September 2019, Pekan Kaul Bersama ditutup dengan Perayaan Ekaristi.
Pengalaman yang sungguh bermakna dan meneguhkan dalam perjalanan panggilan setiap pribadi yang terlibat didalamnya.
Semoga perjumpaan dan pembelajaran bersama dalam Pekan Kaul Bersama ini semakin memampukan para Novis untuk semakin setia dan bahagia dalam menjalani panggilan Tuhan.
Gereja membutuhkan pribadi-pribadi yang berkualitas, memiliki ketajaman intelektual dan kedalaman spiritual.
Melalui kegiatan ini terbukti bahwa orang muda zaman sekarang, masih tertarik untuk hidup membiara.
Deus Providebit.
Sr. M. Paschaline Sipayung, n.OSF
wah jadi kangen jumpa lagi nich
kalian semua pa kabar?
semoga apa yang diterima kita selama PKB memberikan efek yang luar biasa bagi tugas dan perutusan kita di dalam tubuh kongregasi masing-masing.
salam persahabatan dariku di kom. PMY Kaliori Banyumas