25 Tahun Jadi Misionaris di Filipina, Pastor Indonesia Merasakan Keseharian Hidup di Mindanao

0
1,804 views
Romo Indra Pamungkas SCJ usai melakukan reksa pastoral di depan rumah umat lokal di Mindanao, Filipina. (Dok Pribadi Romo Indra Pamungkas SCJ)

HARI-hari ini, berita internasional akan gencar mencari warta terakhir tentang kondisi Marawi City, wilayah konflik terpanas saat ini di Mindanao hingga Presiden Filipinan Rodrigo Duterte mengganjarnya dengan Undang-Undang Darurat. Ini berarti, aparat keamanan bisa menangkap dan menahan siapa pun yang dianggap membahayakan ketertiban umum.

Tapi itulah yang terjadi di Marawi City sejak Rabu pagi tanggal 24 Mei 2017 kemarin, setelah kelompok radikal Maute yang mengaku berafilisasi dengan ISIS terlibat baku tembak dengan tentara Filipina. Puncak konflik ini terjadi, ketika gerombolan teroris lokal ini menyandera Pastor Teresito bersama dua karyawan paroki dan umat katolik setempat ketika mereka tengah menyiapkan misa hari terkahir novena Bunda Maria Penolong Umat Kristiani di gereja setempat.

Baca juga: 

Sepanjang Rabu petang ini, Sesawi.Net menghubungi Romo Indra Pamungkas SCJ, imam asli Indonesia yang sudah 24 tahun 6 bulan menjadi imam misionaris di Filipina dan tahun-tahun terakhir ini berkarya di Mindanao.

Tanya-jawab dengan pastor misionaris Indonesia di Mindanao

Berikut petikan wawancara Sesawi.Net dengan pastor kelahiran Paroki Klepu DIY ini.

  • T: Posisi Romo berkarya dimana?
  • J: Saya di Zamboanga del Sur, Pulau Mindanao bagian barat.
  • T: Bagaimana kondisi sosial saat ini (Rabu petang )?
  • J: Masih berlangsung situasi dengan prosedur keamanan siaga satu. Ini terjadi sejak diberlakukan martial law (Undang-undang Darurat). Namun, tempat saya berada dan berkarya ini tidak terkena imbas apa pun dengan apa yang sedang terjadi di Marawi.
  • T: Persisnya bagaimana?
  • J: Tadi sudah berlaku jam malam. Sekarang ini (tadi) sebelum pukul 19.00 waktu lokal, suasana sudah sangat sepi di jalanan.
  • T: Bisa sedikit memberi gambaran situasi Mindanao?
  • J: Wilayah Mindanao itu luasnya hampir 1/3 dari total seluruh daratan Filipina. Penduduk Mindanao hanya 20-an juta saja. Filipina memiliki 27 provinsi dan lima wilayah masuk kategori ARMM (Autonomous Region Muslim Mindanao).
Memberkati perahu-perahu nelayan yang juga umat katolik di Mindanao. (Dok. Romo Indra Pamungkas SCJ)
  • T: Persisnya bagaimana kondisi sosial di ARMM itu?
  • J: Di kelima wilayah ARMM ini, komunitas umat katolik merupakan kelompok minoritas. Namun,  suasana damai dan toleransi sangat terasa di sini. Tak ada masalah antara komunitas minoritas dengan mayoritas di Mindanao. Prelatur Marawi di Provinsi Lanao del Sur termasuk wilayah kategori ARMM.
  • T: Berapa banyak keuskupan di sana?
  • J: Di wilayah Mindanao saja ada 21 keuskupan. Mayoritas penduduk lokal adalah petani dan nelayan.
  • T: Bagaimana bisa menjangkau Marawi City dari kota dimana Romo saat ini tinggal?
  • J: Saya tinggal di Pagadian City, Zamboanga del Sur. Lokasinya sejauh 150 km dari Marawi City. Dari tempat saya ini ke Zamboanga City berjarak 250 km. Moda transportasinya yang paling umum adalah bus dan jeepney.
  • T: Marawi City dan Mindanao itu berlokasi dalam satu wilayah territorial pulau atau terpisahkan?
  • J: Itu berada dalam satu pulau.
  • T: Sudah berapa lama menjadi imam misionaris di Filipina?
  • J: Ha…ha…sudah lama banget: 24 tahun plus 6 bulan.
  • T: Apakah kerasan tinggal dan berkarya di tanah misi Filipina?
  • J: Senang juga bisa berkarya sebagai imam misionaris di sini.
  • T: Ciamik tenan kuwi (Baguslah kalau begitu)
  • J: Matur nuwun.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here