TANGGAL 9 Agustus 2017 lalu menjadi hari yang penuh syukur dan bahagia bagi Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA). Kebahagiaan itu tak lain karena mereka telah berkarya (berdikari) selama 25 tahun di Indonesia untuk pelayanan pendidikan dan kesehatan. Dan istimewanya lagi, pada tanggal 9 Agustus itu juga diperingati pesta pelindung Kongregasi: Santo Augustinus.
Acara tersebut merupakan serangkaian acara yang dimulai sejak tanggal (9/8) awal bulan lalu dengan berbagai kegiatan antara lain bakti sosial dan pelayanan kesehatan.
Selanjutnya diadakan acara puncak 25 tahun para suster OSA pada Kamis tangal 28 Agustus 2017 dengan misa syukur Pesta Pelindung Kongregasi: Santo Augustinus.
Acara tersebut tampak dihadiri oleh para tamu undangan seperti Bapak Uskup Keuskuan Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi, para imam, para suser dan bruder berbagai kongreasi, dan para umat serta karyawan dan karyawati OSA. Namun, yang paling berbahagia tentu saja para para Suster OSA.
Hari itu menjadi lebih istimewa bagi empat suster yakni Sr. Yosepha OSA, Sr. Klara OSA, Sr. Marieta OSA, dan Sr. Ursula OSA.
Mereka merayakan kaul kekal mereka selama 25 tahun membiara. Juga peringatan hidup membiara selama 12,5 tahun untuk tiga suster yakni Sr. Raymunda OSA, Sr. Emilia OSA, dan Sr. Mediatrice OSA.
Kebahagian para Suster OSA juga semakin lengkap dengan 25 tahun berkarya di YPKF bagi Bapak Frans Seda dan Ibu Emiliana serta Bapak Swantoro dan Ibu Susi.
Andreas Anastasius selaku ketua panitia mengatakan, semoga karya para suster tidak lekang oleh waktu, selalu setia dalam karya perutusan dan semakin bertumbuh.
Suster Lucia Wahyu OSA selaku Pemimpin Umum Kongregasi OSA mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas kerjasama dan partisipasi seluruh umat, bapak uskup dan rekan-rekan sesama pelaku hidup bakti (para romo, bruder dan suster).
“Mereka semua itu,” demikian kata Sr. Lucia OSA, “telah membawa keistimewaan tersendiri bagi kami para Suster OSA. Semoga kita menjadi cahaya dan berkat bagi semua yang hadir,” sambungnya.
Sr. Lucia juga berterima kasih kepada Suster OSA yang telah meniti hidup bakti di dalam karya perutusan sebagai putera-puteri St. Augustinus.
Lebih lanjut, Sr. Lucia Wahyu OSA mengatakan, keberhasilan dan kegagalan, suka dan duka menjadi suatu pengalaman perziarahan yang sangat berharga bagi semua pihak. Terutama, kata dia, untuk memahami arti kehidupan dan makna penyerahan diri kepada Tuhan.
Selain usaha-usaha untuk menerjemahkan semangat pendiri “kini dan di sini”, semuanya itu sesungguhnya mengandung pesan rohani yang sangat dalam. Yakni, Allah yang selalu setia menyertai dan memilihara semangat pendiri dan perintis kehadiran OSA di Indonesia agar tidak akan pudar dan surut, apalagi berhenti.
“Sebaliknya, harus bisa menjadi batu pondasi pondasi yang semakin kokoh dalam bingkai 25 tahun kemandirian OSA,” tandas Sr. Lucia Wahyu OSA.
Harapan Uskup
Bapak Uskup Keuskupan Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi berpesan sekaligus berharap sebagai berikut:
- Pertama, beliau mengucapkan proficiat dan terimakasih atas keterlibatan dan pengambilan peran dalam karya kerasulan para Suster OSA di Keuskupan Ketapang pada khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya. “Itu karena para Suster OSA juga berkarya di Papua, Sanggau, Sintang, Pontianak, Semarang, Malang, Surabaya,” kata Mgr. Pius.
- Kedua, mengemukakan harapan supaya para suster OSA semakin bisa melayani Gereja dan umatnya dengan seluruh pemberian diri. Diharapkan juga agar para Suster Agustinian ini bisa memberi kesaksian bagi banyak orang sehingga semakin mampu dan bisa menemukan jalan kepada Allah menuju kepada keselamatan. “Caranya dicapai melalui pendidikan, kesehatan, pastoral, sehingga juga banyak pemudi-pemudi yang tertarik untuk mengambil bagian di dalam karya kerasulan suster-suster dari St. Agustinus,” ungkap Bapak Uskup.
- Ketiga, mengikuti imbauan kapitel bulan Februari 2017 lalu, maka para suster OSA harus bisa menjadi pembawa kerahiman Allah. Pada saat ini, kata Bapak Uskup, dunia sangat membutuhkan kerahiman Allah. Oleh sebab itu, kata Mgr. Pius, menjadi tugas utama suster-suster Agustinian karena namanya suster-suster Santo Agustus dari Kerahiman Allah. Maka dari itu, kata Mgr. Pius, para suster ini harus menjadi ujung tombak dari terwujudnya kerahiman Allah di dunia melalui karya dan kehadiran mereka.
Di Tanah Kayong –sebutan Kabupaten Ketapang—kata Bapak Uskup, para Suster OSA telah memberi kesaksian secara lebih nyata lagi mengenai kerahiman Allah. Bisa jadi, hal itu karena masih banyak yang belum memahami mengenai panggilan menjadi suster biarawati.
Ini artinya bukan sebagai karier. “Menjadi suster itu bukan karier dan jabatan. Tetapi adalah sebuah pemberian diri dan itu menjadi tantangan. Maka, kehadiran para Suster OSA ini bisa menampilkan kerahiman Allah, kerahiman wajah Allah yang berbelas kasih.Wajah Allah yang berbelas kasih itu dapat ditemukan dalam diri para suster itu,” demikian harap Mgr. Pius Riana Prapdi.
Biodata singkat para suster yubilaris: 25 tahun membiara
Sr. Clara OSA
- Tempat/TTL: Sei Batu, 5 November 1964.
- Berasal dari Sanggau, Kalimantan Barat.
- Motto: “Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.” (Luk. 16:10).
Sr. Ursula OSA
- Tempat/TTL: Lamawara, Ile Ape, Lembata, Flores, NTT, 10 Februari 1969.
- Motto: “Sungguh, Allah itu keselamatanku, aku percaya dengan tidak gemetar, sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku. Ia telah menjadi keselamatanku (Yes. 12:2).
- Masuk biara: 1989.
Sr. Yosepha OSA
- Tempat/TTL: Keloreama Solor Barat, Flores Timur, 8 September 1965.
- Motto: “Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku kepada-Nya hatiku percaya (Mzm. 28:7)
Sr. Marieta Fernandez Aikoli OSA
- Tempat/TTL: Larantuka, 29 Desember 1969.
- Asal: Larantuka, Flores -Timur.
- Kaul pertama 18 Juli 1992.
- Motto: “I can do all things through him who strengthens me.”(Philipians 4:13).
Sr. Yosepha dan Sr. Marieta sama-sama berasal dari Kabupaten Flores Timur NTT. Sedangkan Sr. Clara berasal dari Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Selama seperempat abad (25 tahun) pula, susteran OSA berkasih lewat karya-karya mereka di Indonesia.
Sejarah kemandirian Suster OSA di Indonesia
Kemandirian OSA dimulai 9 Agustus 1992, setelah Kongregasi OSA Indonesia ini dinyatakan bisa mandiri dan berdiri terpisah dari Kongregasi Suster Augustinessen di Heemstede Belanda.
Selanjutnya, Suster Santo Agustinus dari Kerahiman Allah (OSA) berstatus Kongregasi Diosesan, Keuskupan Ketapang, Kalimantan Barat, Indonesia.
Hubungan dengan Kongregasi Suster St. Augustinessen di Heemstede Negeri Belanda terwujud dalam solidaritas yang nyata dalam suka dan duka, hidup dan karya.
Kunjungan timbal balik setiap dua tahun sekali antara DPP Suster OSA Belanda dan DPP Suster OSA Indonesia. Kegiatan tersebut sekaligus tapak tilas ke biara induk Suster OSA Dendermonde, Belgia.
Suster OSA Indonesia menyatakan Suster OSA Dendermonde di Belgia adalah ‘nenek’ dan Suster OSA di Heemstede Nederland sebagai ‘ibu’ mereka.
Pada tanggal 9 Agustus 1992, Suster OSA di Indonesia diafiliasikan dengan Ordo Santo Agustinus dan diterima menjadi keluarga besar Ordo St. Agustinus oleh Pater Jenderal OSA: Miguel Angel Orcasitas OSA di Roma.
Sejak saat itulah, para suster ini lalu memakai nama OSA dan diikutsertakan dalam semua kegiatan-kegiatan yang diadakan Ordo St. Agustinus Asia Pasifik.
Hingga saat ini, Komunitas Suster OSA di Indonesia berjumlah 21 komunitas dan bekerja serta berkarya di sembilan keuskupan :
- Keuskupan Ketapang Kalimantan Barat: 9 komunitas.
- Keuskupan Agung Pontianak Kalimantan Barat: 3 komunitas.
- Keuskupan Sintang Kalimantan Barat: 1 komunitas.
- Keuskupan Sanggau Kalimantan Barat: 2 komunitas.
- Keuskupan Palangkaraya Kalimantan Tengah: 1 komunitas.
- Keuskupan agung Semarang Jawa Tengah: 1 komunitas.
- Keuskupan Malang Jawa Timur: 1 komunitas.
- Keuskupan Surabaya Jawa Timur: 1 komunitas.
- Keuskupan Sorong Papua Barat: 2 komunitas.
Identitas lengkap
- Singkatan nama Ordo/Kongregasi: OSA.
- Nama lengkap Ordo/Kongregasi: Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah
- Status Ordo/Kongregasi: Diosesan pribumi.
- Nama lengkap Pemimpin Umum: Lucia Wahyu OSA
- Jumlah novis tahun I & II: 4.
- Jumlah profesi sementara:12.
- Jumlah kaul kekal: 97.
- Jumlah suster: 113.
- Alamat: Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah di Jl. Jenderal Sudirman 31, Ketapang 78813, Kalimantan Barat; Telp.(62) 0534-32483, Fax.(62)0534-33064.
Sumber: Susteran OSA, Data per Juli 2017
PS: Artikel berita ini dikerjakan oleh Petrus Kanisius, Dwi Za Bagastia dan Aldo. Mereka semua adalah umat Paroki Katedral Ketapang, Kalbar.