25 Tahun Perkawinan Yoseph Umarhadi dan Lindy Ann Pieters: Setia dan Saling Dukung sebagai Keutamaan Kristiani Hidup Berkeluarga

1
2,357 views
Jubilaris Yoseph Umarhadi dan isterinya Lindy Ann Pieters bersama ibu kandung dan anak-anak serta kerabat dekat. (Ist)

DUA sejoli beda jenis dengan bidang kegiatan saling berbeda, namun saling mendukung satu sama lain. Sikap saling mendukung ini terjadi dalam kurun waktu selama 25 tahun terakhir, hingga akhirnya sepasang pasutri katolik bernama Yoseph Umarhadi dan Lindy Ann Pieters di hari Selasa malam tanggal 20 Juni 2017 merayakan pesta perak perkawinan mereka di Gereja St. Yohanes Penginjil – Paroki Blok B, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Misa sederhana mensyukuri rahmat hidup berkeluarga ini terjadi atas sponsor Romo Ponco Sukamat SJ –pastor kepala paroki— bersama empat imam lainnya yakni Romo Widyatmaka SJ (Paroki St. Anna Duren Sawit, Jaktim), Romo Heryatno Wono Wulung SJ (Wisma Residensi SJ di Bener, Yogya), Romo St. Budhiprayitno Pr (Keuskupan Purwokerto) dan Romo Yos Bintoro Pr (Pastor Militer TNI AU Yogyakarta).

Yoseph dan Lindy, masing-masing telah melakoni dua profesi dan bidang perhatian yang berbeda.  Sejak lima belas tahun  terakhir dan hingga saat ini, Yoseph masih berkecimpung di panggung politik nasional sebagai anggota DPR dari Fraksi PDIP. Sedangkan, isterinya Lindy sungguh jauh dari hingar-bingar politik, karena ia menekuni dunia fashion sebagai perancang busana.

Misa syukur atas rahmat perkawinan dan hidup berkeluarga secara katolik selama 25 tahun di Gereja St. Yohanes Penginjil Paroki Blok B, Kebayoran Baru, Jaksel. Di gereja ini pula pasutri katolik Yoseph Umarhadi dan isterinya Lindy Ann Pieters merajut cinta dalam bentuk bahtera hidup keluarga di hadapan almarhum Romo Wisnumurti Murtrisunu SJ yang saat itu menjadi pastor di Paroki Blok B. (Ist)

Setia hadir menemani

Sebagai politisi dan anggota DPR, waktu dan hidup keseharian Yoseph  lebih banyak tersita di Senayan.  Namun sebagai suami,  ia selalu menyempatkan diri hadir dalam beberapa kilasan waktu manakala  isterinya Lindy ikut terlibat dalam gelaran acara  fashion show bersama maupun tunggal selama kurun waktu empat tahun belakangan ini. Yang terakhir terjadi di Bukares di bulan Mei 2017 lalu, ketika Lindy ditemani Yosep pergi  memboyong sejumlah hasil kreasi seninya di bidang tata busana lengkap dengan modelnya ke Ibukota Rumania di Eropa Timur untuk sebuah pesta hajatan seni.

Setia mendukung dan mengisi makna pada hidup orang lain itulah cirikhas yang menonjol pada diri sosok politisi PDIP bernama Yoseph Umarhadi. Hal ini ditegaskan oleh Romo Heryatno Wonowulung SJ –teman seangkatan Yosep sejak di Seminari Mertoyudan tahun 1974 hingga beberapa tahun selanjutnya di Serikat Jesus—ketika memberikan testimonialnya secara spontan di ajang mimbar altar Gereja Paroki Blok B. Layaknya sebuah tim sepak bola yang harus bekerjasama antar pemain di lapangan rumput hijau untuk memenangkan pertandingan, demikian Romo Wulung SJ,  maka sebagai pemain belakang yang tangguh Yoseph selalu piawai meramu konsep kerjasama saling mendukung antar tim.

Sebagai anggota tim inti pesepak bola Seminari Mertoyudan IFO (In Finem Omnia) kurun waktu tahun 1974-1978, demikian kata Romo Wulung SJ,  sobat dekatnya Yoseph Umarhadi  ini layak diibaratkan seperti Paolo Maldini  –sang legenda bek kiri atau bek kanan di AC Milan. Selain cermat membawa bola dan ‘menguasainya’ agar tidak sampai direbut lawan –sama seperti Maldini— Yoseph juga piawai meramu kerjasama dengan anggota tim inti IFO Seminari Mertoyudan.

Sang jubilaris bersama para romo teman angkatan dan relasi dekat.

“Pokoknya, begitu bola ada di kakinya usai berhasil menjegal usaha lawan yang berusaha menerobos masuk melewati garis pertahanan di depan kiper, maka Mas Yoseph akan dengan  sangat cepat dan cerdik merebut bola bundar dan kemudian  mengumpankannya kepada anggota tim IFO lainnya agar bisa menjebol kandang gawang lawan hingga gool…,” tutur imam Jesuit kelahiran Paroki St. Yusup Pekerja Gondangwinangun, Klaten ini memberi ilustrasi.

Pertemanan Yoseph Umarhadi dan Romo Heryatno Wono Wulung SJ terjalin sejak mereka belajar di seminari dan berlanjut beberapa tahun kemudian di kolese pendidikan Jesuit di Kolese Hermanum Jakarta dan Kolese St. Ignatius (Kolsani) Yogyakarta. Menurut Romo Wulung, sejak dulu Yoseph dikenal sebagai pribadi yang setia dalam banyak hal.

Keutamaan kristiani dalam keluarga

Itulah keutamaan kristiani yang tak lengkang oleh waktu dalam diri Yoseph Umarhadi.  Kesetiaan sebagai teman seperjalanan itu dia rasakan, ketika sebagai frater Jesuit di Tual –Maluku Tenggara,  Umarhadi menyempatkan menengok Fr. Wulung SJ yang saat itu berada Saumlaki. Juga ketika para frater SJ teman seangkatannya di Novisiat SJ tahun 1978-80 hendak melakoni retret octiduum jelang tahbisan imamat, Yoseph ikut mengantar mereka memasuki masa keheningan penuh refleksi sebagai persiapan batin menerima tahbisan imamatnya sebagai calon imam Jesuit. “Ia selalu peduli dan penuh perhatian kepada teman-temannya,” ujar Romo Wulung SJ, dosen  teologi di Fakultas Pendidikan Ilmu Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta in

Kini, para mantan frater Jesuit teman angkatannya yang masih tetap setia berstatus sebagai imam adalah Romo Floribertus Hasto Rosariyanto SJ (dosen sejarah gereja di FTW USD), Romo Joanes Moerti Yoedho Koesoemo SJ (direktur Yayasan Kanisius Cabang Surakarta), Romo Wardi Saputra (karya kerasulan khusus di Panti Semedi Sangkalputung, Klaten), Romo Heryatno Wono Wulung SJ di Fakultas IPPAK USD, dan Romo Atmoharjono Pr (imam diosesan Keuskupan Ketapang, Kalbar).

“Mas Yoseph ini sosok pribadi yang selalu menebarkan energi positif di sekitarnya dan itulah yang membuat saya senang berteman dengan dia,” tutur Romo Wulung SJ.

Pasutri Yoseph Umarhadi dan Lindy Ann Pieters yang merayakan HUT ke-25 bahtera hidup perkawinan katolik mereka dalam Gereja Katolik.

Keunggulan Yoseph Umarhadi sebagai seorang sportman tidak hanya terjadi di lapangan rumput hijau sebagai pesepak bola, tapi juga sebagai pelari dan pemain pingpong yang piawai.

Tentang sepak terjangnya di lapangan rumput hijau, Romo Stephanus Budhiprayitno Pr dari Keuskupan Purwokerto memberi kesaksian serupa. “Bak sosok Paolo Maldini, Mas Yoseph mampu memposisikan diri sebagai palang pintu penjaga tim inti pesepak bola IFO Seminari Mertoyudan dari serangan lawan. Sekali waktu, IFO berhasil memboyong piala juara satu se-Kabupaten Magelang,” terang Romo Budhi yang dulu menjadi striker di IFO Seminari Mertoyudan.

Bicara tentang keutamaan kristiani berupa kesetiaan dan kepedulian sebagaimana dilakoni Yoseph Umarhadi, teman seangkatan sejak di Seminari Mertoyudan tahun 1974 Romo Budhiprayitno Pr menegaskan bahwa hal itu merupakan modal penting bagi hidup keluarga. “Saat bertemu di Solo beberapa tahun lalu usai menikah dan membawa serta Mbak Lindy, saya hanya membatin wow pantesan Mbak Lindy bisa kepincut sama Yoseph,” urainya disertai derai tawa umat.

Tetap Jesuit dengan ‘jubah’ berbeda

Banyak orang terkadang latah dan telanjur bersikap sinis kepada para mantan seminaris atau frater dan imam yang telah lepas jubah dan menjadi seorang awam. Tentang hal ini, Yoseph Umarhadi memberi kesaksian.

Bagi dia dan sesuai dengan arti kata dasarnya yakni ‘spirit’, maka spiritualitas Jesuit yang telah menempanya sejak masuk Novisiat SJ di Girisonta tahun 1978 hingga beberapa tahun sesudahnya itu juga tidak lekang dari kehidupannya. Meski ia telah lepas jubah sebagai Jesuit, namun spiritualitas Ignatian masih melekat kuat di sanubarinya.

Sebagai awam dan bapak keluarga, kata Yoseph, dia tetap merasa terpanggil untuk hidup mengarah pada kesucian dan hal sama pula terjadi pada kedua imam teman angkatannya yang ikut dalam perayaan ekaristi syukurnya: satu Jesuit Romo Wulung SJ dan satunya imam diosesan (praja) Romo Budhiprayitna Pr. “Kita semua ini dipanggil untuk mengasihi Allah dan memuliakan nama Tuhan,” ungkapnya di ujung akhir misa.

Meski telah berkeluarga dan kini berkiprah sebagai politisi, Yoseph mengaku masih merasa diri “Yesuit” justru karena ia tetap ‘merasul’ di khasanah profan untuk memberikan pencerahan-pencerahan yang perlu dilakukan oleh kaum  awam katolik –darimana pun dia berasal.

Tentang pokok tersebut, Romo St. Budhiprayitno Pr mengingatkan satu kenangan indah bersama  Yoseph Umarhadi.

Let it be me.

Sekali waktu, katanya masih di atas mimbar altar, bersama Yoseph ia terlibat mengurus sejumlah gelandangan yang mengalami gangguan kejiwaan di Cilacap. “Saya seorang imam dan Mas Yoseph seorang awam. Kami berdua sama-sama berjuang mencapai kesucian melalui ‘profesi’ kami di lingkup wilayah kerja dan aktivitas sosial masing-masing,” terang mantan Direktur Karito Keuskupan Purwokerto yang kini bertugas pastoral sebagai imam di Paroki Katedral Purwokerto ini.

Usai misa sederhana di Gereja Paroki Blok B, acara syukuran berlanjut di Aula Ignatius Paroki dimana beberapa komunitas lingkaran sahabat Yoseph Umarhadi dan Lindy berkumpul untuk ramah tamah. Dari kalangan paroki hadir kelompok paduan suara Cavido dimana Lindy terlibat aktif di dalamnya selama puluhan tahun. Dari kalangan lingkaran pertemanan Yoseph muncul beberapa mantan Jesuit yang bergabung dalam Paguyuban Sesawi (Sesama Sahabat Warga Ignatian).

Tembang anyar “Salam Maria’ karya Sesawier bernama FC Purwanto, umat Paroki St. Barnabas Pamulang, Tangsel. (Ist)

Kepada Yoseph dan Lindy, kelompok mantan Jesuit Indonesia dalam Paguyuban Sesawi mempersembahkan lagu pujian kepada Bunda Maria. Ini berupa sebuah tembang anyar bertitel Salam Maria garapan FC Purwanto, mantan Jesuit dan umat Paroki St. Barnabas Pamulang, Tangsel.

Di ujung akhir acara, beberapa Sesawier –anggota Paguyuban Sesawi—merapat senang karena sebentar lagi akan terbit buku setebal 508 halaman berjudul Spiritualitas Jesuit dalam Keseharian karya Pater James Martin SJ, mantan Pemred America Magazine: The Jesuit Review.

Buku tenar ini akan dirilis terbit oleh Yayasan Sesawi.

Kredit foto: Esti Sunarjo

1 COMMENT

  1. Luar biasaaaaa….tetaplah menjadi Garam dn Terang. Dan Buku Spiritualitas SJ kami tunggu dengan penuh harapan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here