SAFIRA –seorang anak balita umur tiga tahun dari Pare-pare, Sulsel—sungguh menjadi potret tentang pincangnya kehidupan anak manusia. Lahir dari sebuah keluarga miskin, Safira hidup bersama Syarifah, ibunya yang didera kemiskinan.
Safira menjadi berita, ketika di betisnya bersarang tak kurang 26 buah paku dan satu jarum. Orang pun terkesiap kaget, jangan-jangan Safira menjadi korban praktik ilmu hitam.
Dunia kedokteran pun heboh, setelah hasil pemeriksaan Rontgen didapati jejak-jejak tidak biasa di betis Safira. Langkah berikutnya adalah mencari cara terbaik agar bisa membuang “kandungan tidak biasa” dalam raga bocah perempuan malang ini. Untunglah, meski ibunya tak mampu membayar biaya operasi, akhirnya operasi untuk mensterilkan betisnya berlangsung dengan selamat.
Masih perlu operasi kedua untuk mengeluarkan benda logam yang kini masih “bersarang” tak jauh dari tulang belakang Safira. Hanya saja, operasi ini baru akan dilakukan setelah pasien dinyatakan sembuh dari operasi pertama.
Dokter Kamaruddin SpB tegas mengatakan, Safira bukan korban praktik ilmu hitam, melainkan “benda-benda logam itu sengaja dimasukkan ke dalam dari luar”. Ia sendiri heran, selama ini Safira aman-aman saja sekalipun 26 buah paku dan 1 jarum itu sudah bersarang di betisnya itu selama tidak kurang 4 bulan.
Padahal, masing-masing paku itu berukuran 10 cm panjangnya.