TAHUN 2017, Keuskupan Manokwari-Sorong merayakan tiga (3) rangkaian Yubileum, dan masing-masing perayaan ditandai dengan kegiatan monumental khusus. Pertama, Yubileum 80 tahun Paroki Agustinus Manokwari ditandai dengan pembangunan gedung gereja baru yang diberkati oleh Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong Mgr.Hilarion Datus Lega.
Kedua, Yubileum 75 tahun Paroki Martinus Kaimana yang akan dirayakan pada 17 November dan ditandai dengan peresmian Pra Paroki Santa Monica di Kampung Baru Kaimana serta pemberkatan Aula atau Gedung Serbaguna. Ketiga, Yubileum 70 tahun Paroki Katedral Kristus Raja Sorong akan dirayakan pada 26 November dan ditandai dengan perayaan syukur 25 tahun Keuskupan Agung Semarang memberikan tenaga imam-imamnya membantu karya di Keuskupan Manokwari-Sorong.
Mengenai gedung Gereja Agustinus. Sejatinya, gedung ini akan diberkati oleh Nuntius atau Duta Besar Vatikan, Mgr. Antonio Guido Filipazzi. Sayang, dalam perjalanan waktu Duta Besar Vatikan mendapat perutusan baru ke Nigeria dan penggantinya belum datang ke Indonesia. Karenanya, Mgr. Hilarion Datus Lega didampingi Mgr. Pius Datubara OFMCap (Uskup Emeritus Keuskupan Agung Medan) dan Mgr. Josef Suwatan MSC (Uskup Emeritus Keuskupan Manado) memberkati gedung Gereja Agustinus.
Gunung Meja
Menurut Ketua Panitia Pembangunan Gereja, Alex Irsiandi, Gereja Agustinus yang megah berdiri di atas bukit berlatar belakang Gunung Meja ini dibangun dengan luas mencapai 2.054 meter persegi terdiri dari lantai bawah seluas 1.324 meter persegi dan lantai atas dengan luas 1.324 meter persegi termasuk balkon dengan luas 730 meter persegi dengan daya tampung 900 orang.
Gedung gereja berbentuk bulat ini dirancang oleh seorang konsultan profesional Yustinus Dwi Hertanto atau kerap disebut Tatang dan terinspirasi dari bentuk Monstrans serta hosti bulat. Menurut Alex, bentuk Gereja ini juga menggambarkan filosofi rumah Honai masyarakat Papua yang bulat dan tarian Papua yang membentuk lingkaran.
Berkat penyertaan Tuhan dan dukungan banyak pihak, gedung Gereja Agustinus dapat berdiri megah dengan memakan waktu kurang lebih 1 tahun 10 bulan. Dengan mendasarkan diri pada penulis Kitab Mazmur, bersama dengan tim dan panitia pembangunan Alex mengawali pembangunan gereja dengan penuh keyakinan akan penyertaan-Nya, “Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah orang yang membangunnya: jikalau bukan Tuhan yang mengawali kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga (Mzm.127:1).