PERAYAAN Ekaristi untuk pesta itu dipimpin oleh Bapak Uskup Manado Mgr. Joseph Suwatan MSC, didampingi oleh Yubilaris dan Superior Daerah MSC Sul-kal-tim-tara. Banyak pastor hadir di Kapel Biara MSC Paal 3 itu, demikian pula para suster dan umat, termasuk keluarga Pastor Yance Mangkey, yaitu kakak, adik, ponakan, cucu bahkan ada cece (buyut).
Pesta sederhana namun meriah, terlebih karena koor yang dinyanyikan oleh para keponakan yang datang dari desa Tataaran, Tondano itu sungguh indah dan mulia. Hiasan Altar dari bunga krisan warna putih–kuning dan sedikit merah dan hijau daun di sana sini menambah semarak suasana pesta.
Mgr. Jos menceritakan perjalanan 40 tahun hidup membiara dari Pastor Yance begitu lengkap sampai tidak bisa ditambah lagi oleh yang berpesta. Karena Bapak Uskup mengenal dari dekat Frater Yance di Seminari Pineleng sebagai frater tingkat satu. Bahkan Fr. Yance sempat menjadi kamer lenggo (tukang bersih-bersih kamar) dari Pastor Jos Suwatan.
Tahun 1973 Pater Josef Suwatan pulang studi dari Leuven dan menjadi superior skolastikat, tahun 1974 Fr. Yance Mangkey sebagai frater tingkat I; berangkat ke Novisiat Karanganyar tahun 1976 awal dan Desember 1976 profesi pertama sehingga tahun 2016 ini sudah 40 tahun sebagai MSC.
Tahun 1981 Pastor Yance menjadi imam dan Pastor Jos Suwatan menjadi provinsial dan saya waktu itu masuk KPA di Seminari Bogor tahun pertama. Jadi mulai tahun itu saya sudah bisa nyambung ketika Bapak Uskup menceritakan kisah perjalanan penugasan Pastor Yance sebagai imam biarawan MSC mulai dari tugas pertama di Paroki Katedral, Manado – tugas studi spiritualitas di Illinois, Chicago, Amerika Serikat – menjadi sekretaris provinsial – menjadi sekretaris Pemimpin Umum di Roma dan Asisten General bertahun tahun, 12 tahun kalau tidak salah dan sempat berkeliling di 30 negara di dunia ini, lalu pulang ke Indonesia, menjadi Rektor Unika De La Salle – menjadi Provinsial MSC dan menjadi sekretaris provinsial.
Data lebih lengkap ada di dalam buku yang diluncurkan tadi malam di Paal 3 setelah misa dan sebelum pemotongan kue dan makan. Buku itu berisi kumpulan artikel yang ditulis oleh Pastor Yance dari pengalamannya berkeliling di 30 negara itu dan diberi kata pengantar oleh sosiolog Ignas Kleden. Buku itu diberi judul oleh editornya dari Penerbit Lamalera: Kembalikan Damai untuk Kami. Kalimat itu diambil dari salah satu artikel di dalam buku itu yang berkisah tentang seorang gadis kecil di Afrika Selatan yang merindukan damai di tengah peperangan di negaranya yang tidak kunjung henti.
Foto gadis itu ada di Cover buku itu.
Pastor Johny Luntungan sebagai superior daerah mengumumkan bahwa dalam pesta itu hanya ada satu sambutan, yaitu dari PastorYance Mangkey sendiri. Tidak ada sambutan lain yang aneh–aneh. Setelah sang yubilaris memberikan sharing yang tidak lama, maka semua berpindah ke ruang makan untuk acara peluncuran buku, pemotongan kue, dan doa makan.
Acara sungguh lancar, sederhana dan berisi karena ditandai dengan refleksi pengalaman hidup yang dituangkan dalam bentuk buku. Beberapa perwakilan seperti perpustakaan STF SP, Seminari Tinggi, Skolastikat, Bapak Uskup, Pater Superior dan para suster mendapatkan buku itu, sedangkan yang lain bisa mendapatkannya dengan mengembalikan ongkos cetak.
Saya tidak termasuk perwakilan dari siapa–siapa, tetapi saya minta kepada Yubilaris dan diberi juga. Terimakasih.