5 Februari 1870, Awal Kiprah Susteran OSF Gedangan, Semarang (1)

0
1,431 views
Susteran OSF Gedangan di Semarang tahun 1900-an. (Dok Troppen)

TAK disangka, usia Susteran OSF Gedangan di Semarang sudah 150 tahun.

Tanggal 5 Februari 2020 besok diperingati dengan acara khusus di Gedangan. Dekorasi yang indah saya lihat sudah sejak kemarin dipasang.

Tanggal 5 Februari 1870 dicatat sebagai tanggal kedatangan 11 biarawati di Semarang.

Mereka terkenal sebagai kesebelasan suster. Berasal dari Biara Heythuisen Belanda. Mereka diutus dari Belanda untuk memenuhi permintaan Pastor Lijnen yang pada tahun 1868 ke Belanda untuk mencari dukungan tenaga pendidik.

Prasasti kedatangan ke 11 suster beserta nama lengkap mereka ada di salah satu sudut Susteran Gedangan yang sampai sekarang masih terawat baik.

Gedangan tercatat sebagai saksi utama kedatangan awal pengabdian dan pengembangan hidup serta karya suster St Fransiscus.

Pada waktu itu, antara tahun 1870-1933 dibukalah 14 biara baru. Sebanyak 12 di Jawa bagian tengah, lalu satu di Flores dan satu lagi di Pulau Kei, Maluku Tenggara.

Semarang merupakan yang pertama. Gedangan menjadi pusat kegiatan para suster dalam bidang jasmani dan rohani sebelum mereka memulai karya baru ke berbagai daerah di Hindia Belanda dan kemudian Indonesia setelah merdeka.

Gedangan di Semarang adalah saksi sejarah tarekat suster OSF di Indonesia.

Awalnya bergerak di bidang pendidikan dan pengasuhan anak yatim piatu. Semua kegiatan itu terus berkembang sampai sekarang. Bahkan kemudian juga bergerak di bidang kesehatan.

Pada masa itu, Karangpanas menjadi daerah pengembangan pelayanan panti asuhan.

Dahulu jalan di depannya bernama Kloosterstraat atau Jalan Biara yang kemudian menjadi Jl Ronggowarsito. Sedangkan Jalan Gedangan dahulu dilintasi jalur tram dari Jurnatan ke Pelabuhan.

Menjelang berakhirnya pendudukan Belanda, kompleks ini pernah menjadi markas Gurkha. Dan ketika Jepang masuk, menjadi salah satu interniran, termasuk juga Karangpanas.

Sebenarnya pula kompleks Susteran Gedangan ini dibangun di atas bekas lokasi ziekenhuis atau rumah sakit tertua di Semarang.

Rumah sakit itu dibangun oleh Frederick Julius Cuyett pada tahun 1732. Dan waktu itu dibawah kendali Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Namun kurang jelas mengapa rumah sakit terhenti. (Berlanjut)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here