SALAH satu kegiatan dalam rangkaian pesta memperingati 50 Tahun Biara Nazareth, Skolastikat Para Misionaris Keluarga Kudus (Congregatio Missionariorum a Sacra Familia) adalah gerakan ‘kembali’ ke Nazareth. Para mantan frater dan mantan imam MSF atau yang tergabung dalam Paguyuban Brayat Minulya datang bersilaturahmi ke Biara Nazareth (Skolastikat MSF) yang berada di Jalan Kaliurang Km 7.5, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Temu reuni alumni MSF diselenggarakan pada hari Jumat–Sabtu, 1–2 Desember 2017.
Pada hari pertama, para alumni hadir dari berbagai kota Jakarta, Semarang, Solo, Klaten, maupun sekitar kota Yogyakarta. Kegiatan pada hari pertama diawali dengan pembagian kamar, doa Angelus di Gereja Keluarga Kudus Banteng, makan siang, perkenalan, istirahat, potus (snack), olahraga, makan malam, pertemuan dengan para romo staf Biara Nazareth, dan adorasi kepada Sakramen Mahakudus.
Beberapa hal menarik yang dapat dicatat. Misalnya, ketika pembagian kamar, para alumni merasa bernostalgia dan mengenang kembali masa-masa ketika pernah menjalani formatio dalam Konggregasi MSF. Saat potus, para alumni MSF disambut hangat oleh Romo Rektor Skolastikat MSF, Romo YB Prasetyantha MSF.
“Momen ini menjadi salah satu kegiatan dalam menyambut 50 Tahun Biara Nazareth, dan sekaligus menjadi sarana untuk semakin meneguhkan panggilan masing-masing serta menggiatkan semangat kekeluargaan seturut teladan Keluarga Kudus Nazaret,” kata Romo Rektor.
Tampaknya, ungkapan Romo Prast MSF itu semakin kaya ketika para alumni MSF dan para frater MSF saling memperkenalkan diri.
Sejumlah alumni
Beberapa alumni yang saat itu hadir, misalnya IsmulCokro, Adihendro, Ngaeranto, Kristianto, Adihendro, Andre Sumaryatmo, PD Subagyo, Herman, Thomas Wikarta, Yudhis, Partono, dan Jarot Bintoro. Mereka semua menyatakan rasa syukur pernah menjalani dan menempa pengolahan dan pembinaan diri pada tarekat MSF.
Karena proses yang dijalani itu pula, mereka merasa mendapat bekal untuk berkarya di lingkup hidup berkeluarga, tempat kerja dan Gereja serta masyarakat. Sebelum olahraga bersama, para romo, frater MSF dan para alumni mendapat keterampilan sekaligus memraktikkan pengolahan pernafasan yang diampu oleh Mas Adihendro.
Bulutangkis, tenis meja dan voli menjadi cabang olahraga yang dimainkan bersama. Melalui permainan ini, mereka menunjukkan keprigelan teknik serta saling mengakrabkan satu sama lain, lintas angkatan, generasi, sekaligus grup cupir (cuci piring).
Setelah makan malam, para alumni bersama para frater MSF dan para romo staf Skolastikat MSF mengadakan pertemuan di ruang baca biara Nazareth. Melalui pertemuan ini, Romo Prast MSF mencuplik dari buku kenangan dan memaparkan sekelumit perjalanan dan dinamika gerak serta visi misi Biara Nazareth menjelang usia setengah abad.
Pertemuan diawali dengan menyanyikan lagu mars Keluarga Kudus. Salah satu lagu favorit bagi mereka yang pernah bergabung dengan tarekat para misionaris ini. Gema syair mars kian menghidupkan dan memunculkan semangat. Pertemuan kian hidup dan sinergis saat dialog antar para romo, frater, dan para alumni MSF.
Dialog terbuka memunculkan upaya-upaya yang dilakukan komunitas Skolastikat MSF dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan semangat panggilan dan kerasulan karya serta peran dan sumbangan pemikiran serta solutif dari para alumi.
Kredit foto: IsmulCokro