6.1.24: Allah Tritunggal

0
Ilustrasi - Tritunggal Mahakudus.

ADA yang beranggapan seakan-akan, Tritunggal merupakan kesimpulan akhir dari pelbagai masukan dari banyak pemikiran yang terhidang dalam Kitab Suci. Padahal sejak awal Perjanjian Lama, dalam perjalanan Hidup Bersama Umat Allah, Roh Kudus, Bapa dan Sabda sudah hadir dalam ayat-ayat pertama.

Dalam Gereja kita, demikian lama, sejak di awal tahun, kita diajak untuk menyambut perwahyuan Tritunggal melalui Kitab Suci Perjanjian Baru.

Marilah sejak awal Tahun Baru, kita senantiasa sadar, akan kehadiran Bapa dan Putera dan Roh Kudus sebagai ungkapan iman yang disambut rendah hati. 

Bacaan I: 1 Yoh 5:5-13 memperlihatkan Rasul Yohanes yang dicintai Tuhan Yesus mengajak para murid meyakini.

Betapa sejak awal, umat Perjanjian Baru dengan rendah hati menyambut kepercayaan, bersama anak cucu Abraham-Ishak-Yakub.

  • Betapa Allah memadukan diri dengan seluruh umat manusia.
  • Betapa penciptaan dan penebusan ber-“jalan bersama” secara terpadu.

Isi iman Murid Yang Dicintai Tuhan diresapi oleh kepercayaan mendalam akan satunya Tritunggal sebagai inti penting iman kepercayaan orang di sekitar Yohanes Pembaptis.

Kita bersatu pula dengan mereka itu: sebagai murid-murid beriman, yang diberi perwahyuan Allah Pencipta dan Penebus dengan penuh Kasih dalam Roh Kudus.

Refleksi kita

Sepantasnyalah kita bersatu dengan semua orang beriman untuk membuka seluruh hati sehingga penuh2 berbakti pada Tritunggal yang utuh.

Bacaan Injil: Markus 1:7-11

Cukup dini keyakinan para anak-cucu Abraham-Ishak-Yakub dibimbing untuk menyambut perwahyuan Agung.

Betapa Bapa-Putera-Roh Kudus sudah dibagikan kepada siapa pun yang membuka diri ketika Roh Kudus meresapi orang yang mencari Allah, seperti Yohanes Pembaptis beserta para murid-Nya. Perwahyuan itu disambut juga oleh Nabi Agung Yohanes Pembaptis, tanpa ragu sedikit pun.

Oleh sebab itu, para murid Guru Yordan, Yohanes Pembaptis maupun para murid dari Keduabelasan Rasul terpadu bersama pewaris wahyu Perjanjian Lama menundukkan hati memberikan bakti iman, yang nantinya akan diwarisi oleh Gereja dalam abad-abad yang mengikuti mereka.

Seluruh Peristiwa itu meneguhkan iman Gereja, yang dirumuskan perlahan-lahan sepenuh kerendahan hati. Itulah Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik: kepada Tritunggal Yang Mahakudus.

Refleksi kita

Sejauh manakah kita semua secara perseorangan maupun secara bersama dalam keluarga dan kegiatan umum.

Kita membuka diri akan iman Tritunggal sebagai Tanda Bakti kepada Allah, yang penuh kasih dan pengharapan yang dikuatkan iman Allah.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version