INI kilas sejarah Yayasan Setia Medan.
Yayasan Setia Medan patut bersyukur, karena pada tanggal 21 Juni 2023 lalu genap berusia 60 tahun melayani bidang pastoral pendidikan di Keuskupan Agung Medan.
Perayaan ini merupakan ungkapan syukur atas rahmat Tuhan dalam perjalanan Yayasan Setia Medan. Lembaga ini sampai sekarang dapat bertumbuh dan berkembang di tengah tantangan zaman yang kompleks.
Perayaan syukur ini juga sebagai sarana bagi Yayasan Setia Medan untuk refleksi dan evaluasi atas seluruh pelayanan selama 60 tahun.
Dengan demikian yayasan dapat berbenah untuk melakukan pelayanan yang lebih baik.
Kongregasi Suster SFD
Yayasan Setia Medan adalah salah satu karya pastoral pendidikan milik Kongregasi Suster Fransiskus Dina (SFD).
Hingga saat ini, Yayasan Setia Medan mengelola 21 unit sekolah; terdiri dari sembilan unit TK, lima unit SD, satu unit SLB C, empat unit SMP dan dua unit SMA.
Tema perayaan
Tema perayaan syukur ini adalah “Berjalan Bersama dalam Semangat Persekutuan”.Sedangkan sub tema adalah “Menjadi Pelopor Pendidikan yang Berkarakter, Berbudaya dan Cinta Lingkungan”.
Perayaan syukur diisi dengan berbagai kegiatan.
Antara lain perlombaan kebersihan sekolah, perlombaan kerapian dan kelengkapan administrasi sekolah, lomba menulis dan membacakan dongeng, lomba menulis dan menyanyikan lagu, lomba menulis refleksi guru dan pegawai serta lomba menulis tulisan ilmiah.
Selain perlombaan, diadakan juga rekoleksi guru dan pegawai dan pemberian apresiasi kepada kepala sekolah, guru dan pegawai yang berprestasi secara akademik maupun non akademik.
Puncak perayaan
Perayaan syukur ulang tahun diadakan di Medan International Convention Center (MICC) yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung OFM Cap.
Dalam kotbahnya, uskup menekankan bahwa pendidikan merupakan bagian dari kerasulan Gereja.
Peran pendidikan sangat penting dalam kemajuan bangsa. Pendidikan Katolik harus didasari oleh pendidikan belas kasih sebagaimana Yesus dalam pengajaran-Nya semua dilakukan atas dasar belas kasih.
Hal inilah yang membedakan sekolah Katolik dengan sekolah yang lain; memanusiakan manusia, mendidik karena pendidikan belas kasih.
Media pewartaan
Pendidikan menjadi media pewartaan Kabar Sukacita, jika memiliki ciri-ciri berikut:
- Jika di sekolah Katolik tercipta lingkungan paguyuban yang dijiwai oleh semangat cinta kasih.
- Bila di sekolah Katolik dikembangkan dan diperdalam pengetahuan mengenai dunia. Sehingga akhirnya kehidupan manusia diterangi oleh iman sedemikian siapa pun yang terlibat dalam pendidikan itu siap menjadi ragi keselamatan bagi masyarakat.
- Di sekolah Katolik terjadi pendewasaan pribadi dan penghayatan hidup sehingga sebagai manusia baru; dibangun atas tata nilai kristiani dan diupayakan dengan sungguh-sungguh.
- Melalui pendidikan sekolah Katolik, penghayatan serta perwujudan nilai-nilai luhur manusia diselaraskan dengan nilai-nilai injili.
Rilis Kurikulum SFD
Perayaan ulang tahun semakin istimewa, karena diadakan launching Kurikulum ke-SFD-an. Itu mencakup nilai Semangat, Fraternitas, Dina dan Laudato Si’.
Kurikulum ini merupakan cita-cita dan perjuangan Kongregasi SFD bersama Yayasan Setia Medan dalam pastoral pendidikan.
Dengan maksud agar nantinya bisa melahirkan generasi SFD yang berkarakter, berbudaya, cinta lingkungan, berprestasi serta unggul sesuai bakat dan minat setiap anak.
Perayaan ulang tahun semakin bermakna, karena adanya pemberian apresiasi terhadap guru dan pegawai yang berprestasi, setia, kreatif serta mampu membangun kerja sama dengan banyak pihak.
Semoga hal baik yang telah dimulai oleh para pendahulu Yayasan Setia Medan senantiasa bertumbuh dan berkembang dalam lindungan Tuhan.
Semoga Yayasan Setia Medan mampu menjadi pelopor pendidikan berkarakter, berbudaya dan cinta lingkungan.
Salam SFD, Semangat, Fraternitas, Dina.
Semoga yayasan kita semakin menjadi berkat buat semua ciptaanNya terutama dalam dunia pendidikan mampu menciptakan generasi yang berdaya saing tinggi dan global dan tetap rendah hati agar mampu berguna dan diterima pada abad 21.
Semangat, Fraternitas, Dina dan Laudato ‘Si