Paus di Forum International Youth Day di Krakow, Polandia

0
439 views
Paus Fransiskus dalam kesempatan International Youth Day di Krakow, Polandia. (Courtesy of Getty Images)

Dimana Tuhan? Dimana Tuhan, ketika kejahatan memenuhi dunia kita, ketika banyak orang mati kelaparan, kehausan, tidak punya rumah, di dalam penjara dan menjadi pengungsi? Dimana Tuhan, ketika ada orang baik mati sebagai korban kejahatan, terorisme dan perang? Dimana Tuhan, ketika penyakit memutuskan relasi cinta penuh afeksi di dalam keluarga? Ketika anak-anak dieksploitasi dan ketika anak-anak menderita penyakit berat? Dimana Tuhan?

Itulah rangkaian pertanyaan yang diajukan oleh Paus Fransiskus pada akhir doa jalan salib pada Hari Orang Muda Sedunia di Blonia Park, Krakow, Polandia. Rangkaian pertanyaan itu tidak mendapatkan jawabannya dari sudut pandang manusia.

iyd 2016
Meriahnya acara Hari Orang Muda Sedunia di Krakow, Polandia. Dari kejauhan tampak rombongan Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih. (Courtesy of AFP)

Paus bergabung dengan orang-orang muda itu yang telah mengikuti serangkaian kesaksian, lagu-lagu dan doa serta melihat pelbagai tayangan video. Doa jalan salib itu pun akan disiarkan langsung, Jalan Salib Belas Kasih. Pada setiap perhentian, disiapkan oleh kelompok orang muda dari pelbagai bangsa dan asosiasi nasional.

Setelah Paus mengenangkan para korban di Auswitch dan bertemu dengan anak-anak cacat dan sakit, Paus membuat refleksi dan keterangan bahwa tidak ada jawaban atas rangkaian pertanyaan tadi bagi orang muda. Kita hanya bisa memandang Yesus dan tertanya kepada-Nya. Dan jawaban Yesus adalah ini: Tuhan ada di dalam diri mereka. Yesus ada di dalam diri mereka. Yesus menderita di dalam mereka dan secara mendalam menyamakan diri-Nya dengan setiap orang dari mereka.

Yesus sendiri memilih untuk menyamakan diri-Nya dengan saudara-saudari yang mengalami penderitaan dan kesengsaraan dengan cara Yesus menerima jalan salib menuju Kalvari itu. Dengan memeluk kayu salib, Yesus memeluk mereka yang telanjang, lapar, haus, kesepian, sakit dan mati. Malam ini, Yesus dan kita bersama dengan Dia, memeluk secara khusus saudara-saudari kita dari Siria yang melarikan diri dari perang. Kita menerima mereka dan kita menyambut mereka dengan kasih persaudaraan dan persahabatan.

Paus kemudian menyebutkan 14 karya belas kasih (sesuai dengan 14 Perhentian Jalan Salib Belas Kasih):

  1. Memberi makan yang lapar;
  2. Memberi minum yang haus;
  3. Memberi pakaian yang telanjang.
  4. Memberi tumpangan bagi yang tidak punya rumah;
  5. Mengunjungi orang sakit
  6. Mengunjungi mereka yang dalam penjara;
  7. Menguburkan orang mati.
  8. Memberi nasehat pada yang bimbang.
  9. Mengajari orang yang belum tahu.
  10. Memperingati orang yang berdosa.
  11. Menghibur orang yang berduka cita.
  12. Memaafkan orang yang mengganggu kita;

Paus mengatakan, “Kita dipanggil untuk melayani Yesus yang tersalib itu di dalam diri mereka yang disingkirkan, untuk menyentuh dengan tangan kita mereka yang tidak beruntung, yang lapar dan haus, yang telanjang, yang sakit, yang menganggur, yang dianiaya, yang menjadi pengungsi dan seterusnya… Di sana kita menemukan Tuhan. Di sana kita menyentuh Tubuh Yesus. Dalam Mat. 25: 40 Yesus sendiri berkata: “Apa saja yang kamu lakukan untuk saudara-Ku yang paling hina ini, kamu lakukan untuk Aku”. Dalam hal – hal inilah dipertahuhkan kredibilitas kekristenan kita.”

“Umat manusia sekarang ini membutuhkan pria dan wanita, khususnya orang muda seperti kalian ini, yang hidup dengan tidak mau setengah-setengah; orang muda siap untuk menggunakan hidup mereka demi pelayanan kepada mereka yang membutuhkan dan dengan demikian kalian mengikuti jejak Kristus. Mengikuti jalan salib adalah menempuh jalan pengharapan. Dengan cara itu kita menaburkan pengharapan.

“Orang–orang muda yang terkasih, pada hari Jumat Agung para murid kembali ke rumah mereka masing-masing penuh kebingungan. Yang lain lagi meninggalkan Yerusalem dan berusaha melupakan salib itu. Saya ingin bertanya kepada kalian dan mohon dijawab dalam hening di dalam hatimu masing-masing: Bagaimana kalian akan pulang ke rumah kalian masing-masing malam hari ini, di tempat-tempat penginapan kalian? Apa yang ada dalam benakmu dan dalam pikiranmu ketika menuju tempat tinggalmu malam ini? Setiap orang diminta untuk menjawab pertanyaan dan tantangan yang ada di dalam hati kalian masing-masing.”

Diterjemahkan oleh Sujoko MSC

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here