660 Tahun Kota Sintang dan Perlunya Perbaiki Fasilitas (3)

0
308 views
Pesta peringatan HUT ke-600 Kota Sintang, Kalbar. Ditandai dengan acara srapahan alias makan bersama di halaman Pendopo Kabupaten. (Victor Emanuel)

SEKARANG, tempat Pemandian Dara Juanti dan Makam Jubair yang terkesan kurang terurus. Maka, perlu ada kebijakan renovasi.

  • Meriam Mangku Malik sebagai emas kawin seorang tokoh asal Embaloh Kapuas Hulu dengan keponakan Dara Juanti perlu dijajaki rimbanya.
  • Termasuk lokasi patung Putung Kempat (Putung Kempat adalah leluhur pendiri Kota Sintang), Sumur garam di Dusun Suak Desa Manis Raya Kec. Sepauk.
  • Situs Pangeran Muda, anak Pangeran Kuning.
  • Situs Perang Pandung atau Perang Mensiku.
  • Situs Perang Raden Paku.
  • Situs Perang Panggi Rugguk dan Rangas (dari Batang Tuk Sungai Jungkit, yang bermuara ke Sungai Belitang melewati desa Ensabang Kec. Sepauk, Desa Ratu Damai-Ampuk, Desa Sejirak, Desa Baung Sengatap Kec. Ketungau Hilir).
  • Situs Bukit Kujau yang memilik garis sejarah dan cerita terhadap adanya Kota Sintang.

“Semua itu perlu diperhatikan sarana dan prasarananya  dalam perspektif  pariwisata,” tegas A. Tilla.

Kisah zaman silam

Menurut cerita, Bukit Kujau yang ada di Kecamatan Sepauk & Kec. Tempunak itu merupakan situs prasejarah asal mula pendudukan daerah Sintang.

Waktu itu hidup dan berdiam sepasang suami-isteri bernama Sabung (Embun) Mangulur dan isterinya Pukat Mengawan yang memiliki tujuh orang anak, yakni:

  1.  Puyang Gana (meninggal sebelum lahir).
  2.  Belang Pinggang.
  3.  Terentang Temanai.
  4.  Suluh Duik.
  5.  Buku Labuk.
  6.  Putung Kempat.
  7.  Buih Nasi.
Peresmian Museum Ningrat Al Mukarramah Kesultanan Sintang. (Victor Emanuel)

Dari berbagai sumber dan cerita rakyat (folklore) diperoleh informasi  berikut ini.

Putung Kempat adalah seorang Dayak yang menikah dengan Aji Melayu (saat ini makam Aji Melayu ada Sepauk).

Pernikahan Putung Kempat dengan Aji Melayu menurunkan Dayang Lengkong yang kemudian menikah dengan Patuh Selatung yang menurunkan puteri bernama Dayang Randung.

Silsilah keluarga yang panjang

Ia menikah dengan Adipati Selatung yang menurunkan Abang Panjang, sementara Abang Panjang menurunkan Demong Karang.

Demong Karang menurunkan Demong Kara (raja ke-6 Kerajaan Sepauk) kemudian menurunkan Demong Irawan yang menurunkan Dara Juanti.

Dara Juanti memiliki saudara laki-laki bernama Demong Nutup (Jubair 2) yang merantau ke Jawa di wilayah Kerajaan Majapahit. Kepergiannya ini membuat Dara Juanti pernah mengganti kedudukannya sebagai petinggi Kerajaan Sintang masa itu.

Kemudian Dara Juanti menyusul kepergian saudaranya ke Kawa yang pada akhir atas peristiwa inilah Dara Juanti bisa bertemu dan akhirnya nikah dengan Patih Logender (Jawa) dari kerabat Kerajaan Majapahit. 

Ziarah dengan nyekar ke tokoh pendiri Kota Sintang yakni Irawan Jubar 1. (Victor Emanuel)

Komentar

Rektor Universitas Kapuas Sintang, Dr. Antonius S.Hut MP mengomentari berikut ini.

“Perayaan harijadi ini harus bisa membuat Sintang sebagai kota yang mampu mencatat peristiwa-peristiwa di setiap waktu; yang dapat menjadi petunjuk perubahan peradaban bagi setiap generasi,” ungkapnya.

Bahkan hingga kapan pun sepatut dan selayaknya setiap peristiwa sejarah terdokumen dengan baik dan valid.

Menurut doktor lingkungan alumnus Universias Brawijaya Malang ini, sejarah yang baik dan benar tentu akan menjadi penyemangat kita untuk terus berkarya di bumi senentang ini.

Selain itu, yang terpenting makna perayaan HUT tahun 2022 ini harus hendaknya menjadi perekat keberagaman elemen masyarakat Sintang tanpa terkecuali.

“Keberagaman adalah suatu keniscayaan,” tegas putera Dayak Sintang ini.

FX Murniyanto SSos, M.Si tokoh adat Dayak Uut Danum Sintang

Dengan perayaan hari jadi kota sintang, kita harus terus mawas diri di semu level baik, warga masyarakat, pejabat pemerintah termasuk TNI dan POLRI.

Galang dan perkuat terus persatuan dan kesatuan kita orang Sintang dalam keberagaman. Jjngan mudah terpengaruh oleh pengaruh pihak luar Sintang yang cendrung ingin membuat kegaduhan.

Sintang welcome untuk kemajuan dan perubahan, tapi bukan meniadakan tradisi-tradisi masyarakat Sintang yang sudah membumi selamanya ini,” tegas mantanCcamat Ambalau ini

Tema perayaan

Perayaan Hut Kota sintang ke-660 mengusung tema “Membangun Kebersamaan dalam Perbedaan”.

 Perayaan meliputi tiga acara di 3 lokasi, yakni; Upacara Peringatan Hari Jadi, jam 08.00 wib di halaman kantor Bupati Sintang, Ziarah dan

Saat Perayaan, Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno MPh mengatakan berikut ini.

“Kita harus terus merawat warisan Jubair Irawan 1 yang pernah punya cita-cita menyatukan perbedaan di Sintang melalui simbol.

Dengan menempatkan lokasi pusat Kerajaan Sintang pada pertemuan alur Sungai Kapuas dan alur Sungai Melawi yang saling bertentangan.”

Lokasi itu dinamakan Senentang yang kemudian menjadi Sintang.

Jarot Winarno mengajak masyarakat Sintang lebih banyak berkurban dari pada menuntut.

“Banyaklah berkarya daripada membuat masalah, lakukan silahturahmi yang diistilahkan dengan “Randau Gaok” daripada bertikai,buat konflik atau kegaduhan.

Keragamaan dan perbedaan Bumi Sintang sejak dari dahulu sudah ad aini jangan dijadikan persoalan lagi di masa ini dan akan datang, tegas Jarot. (Selesai)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here