PETANI adalah ujung tombak. Petani adalah bagian dari masyarakat Indonesia. Petani adalah ujung tombak ketersediaan pangan bangsa. Melindungi hak mereka dan mensejahterakan mereka adalah bagian dari tujuan negara. Dengan kesejahteraan yang mereka terima, petani akan semakin giat untuk menamam dan menghasilkan pangan yang tentunya akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan bangsa. Namun ketika petani merasa tidak dilindungi haknya dan kesejahteraannya maka terjadi ketimpangan pangan yang sangat besar. Hal inilah yang terjadi dengan komoditas kedelai yang merupakan bahan pokok makanan khas orang Indonesia yaitu tempe dan tahu.
Dari salah satu sisi kecil yang ada di bangsa kita seperti yang dipaparkan di atas, apa yang bisa kita, orang katolik lakukan sebagai bagian dari bangsa ini. Mengutip dari kalimat yang diucapkan oleh Mgr. Soegijapranata yaitu “Menjadi 100% Katolik, 100% Indonesia”. Pesan yang terkandung dalam kalimat tersebut ialah bahwa kita sebagai orang katolik harus memiliki jiwa nasionalisme. Bukan berarti bahwa hal ini tidak relevan lagi karena kalimat tersebut diucapkan ketika bangsa kita sedang dalam perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dan sekarang kita telah merdeka. Tetapi makna nasionalisme di saat ini adalah bagaimana kita memaknai kemerdekaan itu dengan ikut terlibat dalam memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di bangsa kita.
Menjadi 100% katolik, 100% Indonesia ialah tentang bagimana kita sebagai orang katolik ikut serta dalam pencapaian tujuan negara melalui bidang kita masing-masing. Sebagai contoh dalam artikel ini ialah bagaimana melindungi hak dan mensejahterakan petani kedelai. Hal konkrit yang bisa kita lakukan adalah memberikan perlindungan kepada petani kedelai dan peningkatan kualitas petani kedelai yang akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kedelai.
Perlindungan kepada petani kedelai dilakukan melalui pembuatan kebijakan pemerintah yang pro rakyat khususnya pro petani dalam hal ini petani kedelai. Suatu kebijakan pemerintah yang baik ialah suatu kebijakan yang tidak hanya memberikan manfaat dalam jangka pendek tetapi bagaimana hal tersebut juga bisa memberikan manfaat untuk jangka panjang. Tidak ada yang salah dengan kebijakan impor kedelai yang dilakukan oleh pemerintah karena itu dilakukan dengan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan kedelai bangsa Indonesia yang belum bisa dipenuhi oleh petani lokal. Namun yang salah ialah ketika kebijakan tersebut membuat bangsa kita menjadi sangat tergantung dengan kedelai impor.
Hal yang bisa dilakukan oleh kita sebagai orang katolik khususnya untuk orang-orang yang memiliki kapasitas dan ikut andil dalam pembuatan kebijakan adalah bagaimana kebijakan tersebut bisa memberikan solusi tetapi tidak menimbulkan ketergantungan bangsa kita terhadap bangsa lain. Mungkin kebijakan tersebut bisa diubah fungsinya dengan pengurangan atau pembatasan secara bertahap terhadap impor kedelai. Dengan kata lain, untuk impor kedelai awal masih dalam jumlah banyak karena mendesaknya pemenuhan kebutuhan kedelai bangsa namun selanjutnya kuantitas dari impor kedelai secara bertahap diturunkan.
Produksi kedelai
Penurunan kuantitas impor kedelai ini harus didukung dengan peningkatan kuantitas produksi kedelai lokal oleh petani lokal sehingga harapan kedepannya adalah bangsa Indonesia bisa secara mandiri menyediakan pangan khususnya kedelai dalam pemenuhan kebutuhan kedelai bangsa. Untuk bisa meningkatkan produksi kedelai oleh petani lokal maka pemerintah juga harus membuat kebijakan perlindungan harga kedelai khususnya ketika panen raya agar harga kedelai tidak turun secara drastis namun bisa tetap mensejahterakan petani kedelai. Pemberian bibit unggul dan peningkatan luas lahan juga termasuk di dalam pelaksanaan kebijakan yang pro petani.
Selain dari sisi kebijakan, hal yang bisa kita lakukan sebagai orang katolik yang juga adalah bagian dari bangsa Indonesia adalah dengan peningkatan kualitas produksi kedelai. Suatu produksi tidak bisa dipisahkan dari unsur sumber daya manusia dan teknologi. Sumber daya manusia berkaitan dengan petani kedelai. Peningkatan kualitas petani akan berdampak terhadap peningkatan kualitas produksi kedelai dan penerapan teknologi pertanian yang baik akan juga berdampak terhadap peningkatan kualitas produksi kedelai.
Di sinilah peran orang katolik khususnya para akademisi yang memiliki tingkat pengetahuan yang memadai dan bisa diterapkan dalam pengembangan masyarakat. Upaya ini bisa dilakukan melalui pemberian pelatihan dan pengetahuan kepada para petani tentang bagaimana meningkatkan kualitas produksi kedelai dan publikasi pada jurnal-jurnal ilmiah tentang penerapan teknologi pertanian yang tepat guna dan bisa diterapkan pada masyarakat petani.
Tidak hanya terbatas pada orang-orang yang terlibat dalam pembuatan kebijakan maupun para akademisi namun kita pun sebagai masyarakat umum, orang katolik, juga bisa ikut andil dalam menyelesaikan masalah ini. Keterlibatan kita terlaksana dalam bentuk penghargaan kita kepada petani lokal dengan tidak selalu menganggap bahwa kualitas produk luar lebih baik dari pada kualitas lokal.
Jangan tutup mata
Akhirnya, apapun peran kita di masyarakat hendaklah kita tidak menutup mata terhadap permasalahan yang terjadi di bangsa kita dan malah menyalahkan semuanya kepada pemerintah. Tetapi hendaklah kita menjadi orang yang bisa memberikan sumbangsih kepada negara melalui bidang kita masing-masing karena menjadi 100% katolik maka kita pun menjadi 100% Indonesia dengan mengingat bahwa kemerdekaan adalah milik semua orang, milik semua warga negara Indonesia.
Semoga tulisan pendek ini bisa menjadi salah satu refleksi kecil untuk kita bersama dalam memperingati Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ke-67.
Selamat merayakan Hari Kemerdekaan Bangsa…….
Merdeka untukmu, merdeka untukku, merdeka untuk kita semua….. (Selesai)