70 Hari di Rumah Khalwat Roncalli: Keluarga Asal dan Inner Child (9)

0
1,439 views

Kamis, 13-14 Oktober 2016

PAGI ini diawali dengan meditasi alam dengan bimbingan Br. Anton Karyadi, FIC. Kami mendapat lembaran teks. Meditasi diawali dengan melagukan ‘mantra’ yang diulang-ulang.

Isi Mantra: “Aku mengasihi dan menyembah-Mu, Tuhan. Oh Tuhan, pencipta langit dan bumi. Engkaulah sumber kehidupan dan cinta kasih. Nyalakanlah kehidupan dan cinta-Mu kepada kami.”  Setelah itu dibacakan Kisah Penciptaan dari Kitab Kejadian. Kami diberi kesempatan untuk masuk dalam keheningan. Boleh tetap duduk di tempat atau berjalan-jalan sambil menikmati suasana alam sekitar. Saya berjalan-jalan menikmati aneka pohon dan tanaman yang tumbuh di sekitarnya.

Baca juga:   70 Hari di Rumah Khalwat Roncalli: Bagaimana Berdoa, Belajarlah dari Yesus dan Maria (8)

Keluarga asal dan inner child

Mulai hari ini,  kami mendapat materi tentang Keluarga Asal dan Inner Child yang diberikan oleh Br. Anton Karyadi, FIC.

Kepribadian kita dibentuk oleh keluarga asal kita. Sikap, pandangan, perilaku, dan tindakan kita sekarang sangat dipengaruhi oleh keluarga asal. Melihat kembali keluarga asal dengan tujuan dapat memahami dinamika yang ada dalam keluarga, agar makin memahami dinamika perkembangan pribadi kita menuju  pribadi yang lebih utuh.

Ilustrasi (Ist)

Hal yang perlu diperhatikan ialah, kembali ke waktu kecil tanpa memersalahkan keluarga.  Dengan menyadari kembali keluarga asal, kita tidak mau tinggal di sana terus-menerus. Kita mengingat kembali masa lampau bukan hanya untuk mengalami suasana itu, melainkan untuk memahaminya. Yang diperhatikan bukan hanya peristiwa-peristiwa saja, melainkan juga pola kehidupan yang muncul.

Pengaruh fungsi keluarga asal

Kita semua dipengaruhi oleh masa lalu, di lingkungan keluarga asal, tetapi kita tidak perlu menjadi kurban masa lalu. Orang yang dahulu menjadi kurban, cenderung membuat orang lain menjadi kurban juga. Hal yang dahulu dilakukan orang lain terhadap kita, kini kita lakukan terhadap diri kita sendiri dan terhadap orang lain.

Keluarga yang berfungsi baik

Itu ditandai  demikian. Persoalah-persoalan disadari dan dipecahkan. Setiap anggota bebas untuk mengungkapkan apa yang ia lihat, dengar, rasakan, pikirkan; semua anggota sama pentingnya; komunikasi langsung, masuk akal dan konkrit; peraturan dapat dipertanggungjawabkan; suasana keluarga menyenangkan dan spontan; Melanggar nilai-nilai anggota lain, menimbulkan rasa bersalah; Kesalahan dimaafkan dan dianggap sarana untuk belajar; orangtua menyadari rasa malu yang sehat.

Keluarga yang tidak berfungsi dengan baik

Ini ditandai sebagai berikut.  Mengingkari adanya kesulitan dalam keluarga. Problem tidak pernah dapat diselesaikan; anggota tidak bebas mengungkapkan apa yang mereka lihat, dengar, pikirkan; tidak ada keakraban; ada rasa malu yang belum diolah; kebutuhan-kebutuhan pribadi tidak terpenuhi; tidak ada komunikasi yang baik; perbedaan-perbedaan pribadi dikurbankan demi kebutuhan keluarga; peraturan kaku dan tidak berubah; tidak ada batas-batas pribadi.

Bila keluarga asal tidak berfungsi dengan baik dapat memengaruhi anak yang sering disebut luka batin. Misalnya, luka batin rasa malu, karena anak merasa ditolak, tidak dikehendaki; Anak dipermalukan di depan umum; Anak tidak diperhatikan, dianggap tidak ada; Anak dipersalahkan terus-menerus.

Ilustrasi (Ist)

Pribadi menurut urutan kelahiran

Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian: Peran setiap anak dalam keluarga unik, permanen, dan terpisah satu dari yang lain; Setiap kedudukan orientasinya sudah sejak dilahirkan, dipengaruhi oleh interaksi dalam keluarga; Sesudah anak ke-4, pola kedudukan diulangi lagi, tetapi lebih kompleks; Jarak umur anak-anak berpengaruh pada sifat-sifat pola kedudukannya.

  • Anak sulung

Anak sulung mengalami dirinya sebagai anak tunggal sebelum adiknya lahir. Ia mendapat perhatian penuh dari orangtuanya. Kehadiran adik membuat ia bersikap bersaing supaya tetap disayang oleh orangtua. Sebagai anak sulung,  ia diharapkan oleh orangtuanya untuk memberi teladan kepada adik-adiknya, menolong, mengurusi adik-adik, maka ia memiliki sikap dan sifat orangtua: pandai mengurusi, bertanggungjawab, memimpin. Pada umumnya ia bersifat serius, tidak terlalu senang bermain, kerja keras, sukar menerima kritik.

Kelebihannya: Memiliki tingakt kepercayaan yang bagus, serius, sabar, teratur, memilik konsentrasi yang kuat, percaya diri untuk bermimpi dan merencanakan, merasa didukung dan merasa mereka akan dihormati karena apa yang mereka lakukan.

Kekurangannya: Memiliki bawaan rasa takut, perfeksionis, ingin lebih sukses, merasa seolah-olah mereka tidak pernah cukup baik, cenderung egois dengan sikap dan perhatian.

  • Anak Kedua

Ia tidak pernah mengalami memiliki orangtua untuk dirinya sendiri. Ia juga tidak mendapat perhatian sebanyak anak sulung. Keuntungan baginya: situasi lebih rrileks dan tenang karena orangtua sudah berpengalaman merawat anak. Bila anak kedua mendapat adik, ia merasa “disingkirkan” oleh adiknya itu.

Karena ia ingin tetap menerima cinta kasih dari orangtuanya, maka ia terombang-ambing antara meniru kakaknya atau adiknya. Akibatnya ia tidak mempunyai identitas sendiri. Ia tidak pandai berinisiatif. Sering ia menjadi orang yang menjengkelkan orang lain hanya untuk menarik perhatian. Ia pandai menyesuaikan diri dan biasanya ramah.

Kelebihannya: Pencinta damai, mediator, mampu menjaga rahasia, tidak manja, berani mengambil risiko, realistis, rukun dengan orang  lain, membaca orang dengan baik, mandiri, setia kepada pendukung, kompetitif, dan imajinatif.

Kekurangannya: Membenci konfrontasi, keras kepala, sinis, curiga, dan suka memberontak.

Keluarga dan para anggotanya. (Ist/YouTube)
  •  Anak ketiga

Hal yang ada pada anak kedua, dapat juga dikatakan tentang anak ketiga kalau ia masih mendapat adik lagi. Ia mempunyai kebutuhan penting, yaitu kebutuhan akan keadaan, situasi yang stabil. Maka kebutuhan ini juga memengaruhi perannya dalam memertahankan keseimbangan dalam keluarga. Bila ada sesuatu yang dapat diartikan berbeda-beda, ia bersikap sangat toeran.

Kelebihan dan kekurangannya hampir sama seperti anak kedua atau tengah.

 Anak keempat

Bila anak keempat ini bungsu, maka sifa-sifatnya tentu dari seorang anak bungsu, tetapi bila ia punya adik, sifat-sifatnya juga mirip anak kedua dan ketiga, karena ia bukan anak sulung atau bukan anak bungsu. Sebagai anak keempat, ia merasa bertanggung jawab atas ketenangan dalam keluarga. Ia menampung banyak, terutama persoalan-persoalan dalam keluarga.

Kelebihan dan kekurangannya seperti anak tengah yang lain.

Anak bungsu

Ia diperlakukan seperti yang istimewa, mendapat banyak perhatian. Biasanya kurang disiplin, sukar mengambil keputusan. Mereka suka mengharapkan orang lain menyelesaikan persoalan-persoalannya, atau justru kebalikannya: tidak mau ditolong.

Mereka tidak terlalu berambisi dan tidak terlalu mengikuti tradisi keluarga. Mereka memberontak/melawan kalau digoda atau diperintah terlalu banyak. Cenderung melanggar aturan pergaulan, senang petualangan dan terbuka untuk hal-hal yang baru. Mereka lebih senang tidak menjadi pemimpin dan suka menyenangkan pemimpin yang disukainya. Kalau jadi pemimpin, biasanya disenangai bawahannya.

Kelebihannya: ramah tamah, penyayang, peduli, kreatif, empatik, dan percaya diri.

Kekurangannya: manja, manipulatif, tidak dewasa, egois, dan tak terduga.

  •  Anak Tunggal

Ia memiliki sifat-sifat anak sulung, tetapi bersifat kekanak-kanakan sampai dewasa. Mendapat sifat orangtua yang sejenis dengan dia dan dipengaruhi situasi orangtua itu dalam keluarga asalnya. Mereka kerasan sendirian, mempunyai kepercayaan diri, suka mendapat pertolongan orang lain kalau membutuhkannya.

Mereka mengharapkan banyak dari hidup. Biasanya pandai dan menjadi perfeksionis, dan sering berhasil dalam usahanya. Karena mereka tidak biasa dengan orang lain, maka sering tidak tahu bagaimana harus akrab.

Kelebihannya: percaya pada pendapat mereka sendiri, cepat dan tepat, ambisius, giat, energik, pemecah masalah yang baik.

Kekurangannya: berorientasi pada diri sendiri, takut mencoba hal baru, mengritik diri mereka sendiri dan orang lain, terlalu kuatir, merasa bahwa mereka selalu benar, tidak fleksibel, dan terlau sibuk untuk melihat gambaran besar.

Anak kembar senyum berhadapan. (Ist)
  •  Anak Kembar. Bila tidak ada anak lain, mereka seperti kakak adik tanpa perbedaan umur. Semua anak kembar dekat satu dengan yang lain. Kalau jenisnya sama, mereka seperti satu orang. Kalau ada anak lain, mereka menempati kedudukannya menurut urutannya. Mereka saling memengaruhi, dan kurang bersedia belajar dari orang lain atau memerhatikan orang lain. Mereka hanya berdua saja. Kadang-kadang sulit bagi mereka untuk meninggalkan satu dengan yang lain. Hal ini tampak kalau mereka mau menikah.

Kelebihannya: memiliki pendamping konstan, seseorang yang mengerti, memiliki hubungan dengan seseorang, percaya diri, multi-tugas, pemandu, ingin menonjol.

Kekurangannya: krisis identitas, mungkin tidak merasa unik, bersembunyi di balik bayangan kembar, tidak banyak privasi, merasa diserang.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here