Home BERITA 70 Hari di Rumah Khalwat Roncalli: Merindukan Keheningan (14)

70 Hari di Rumah Khalwat Roncalli: Merindukan Keheningan (14)

0
Perayaan ekaristi harian di Biara Rubiah Karmelites Batu, Jatim. (Mathias Hariyadi)

Kamis, 27 Oktober 2016

PAGI ini, acara harian diawali dengan meditasi terpimpin oleh Br. Anton Sumardi FIC di ruang doa atas, tempatnya bersebelahan dengan ruang kelas. Sebelumnya kami diajak melakukan senam ringan sekitar 15 menit. Setelah itu kami mengambil sikap duduk dengan rileks. Hening dengan mendengarkan musik.

Beberapa saat kemudian dibacakan Injil Matius 11, 28: “Datanglah kepada-Ku kamu semua yang berbeban berat Kami diminta untuk mengimajinasikan ayat Injil ini. Bagi saya  ini merupakan ayat emas. Saya suka sekali dengan ajakan Yesus yang bukan basa-basi untuk datang kepada-Nya.

Dalam perjalanan hidup, saya selalu berusaha untuk datang kepada-Nya dalam situasi apa pun, karena saya percaya hanya Dialah yang dapat membuat hati saya tenang. Tiap saat saya datang kepada Yesus. Saya tak ingin berjauhan dari-Nya dan saya juga ingin kehadirna-Nya selalu dapat saya rasakan.

Jumat, 28 Oktober 2016

Rasanya sudah lama saya tidak melakukan ibadat bersama. Saya merindukan untuk bisa ibadat bersama. Untuk pertama kalinya pagi ini,  saya mengikuti Ibadat Pagi di Novisiat MSF yang diadakan pada pkl. 05.00 lalu dilanjutkan dengan misa. Tanpa terasa sudah hampir sebulan saya berada di tempat ini.

Tidak makan pagi

Dalam pekan ini saya mulai tidak ikut makan pagi juga makan malam. Di biara Rubiah Karmelites Batu –tempat tinggal kami– saya sudah lama tidak makan pagi, cuma makan buah. Memulai lagi makan pagi membuat tubuh saya kurang nyaman. Begitu pula mulai bulan Mei tahun 2016, pada malam hari saya membiasakan makan buah saja. Hanya sesekali saya makan seperti suster yang lain.

Baca juga:   70 Hari di Rumah Khalwat Roncalli: Tetap Sehat dan Berteriak Kencang sebagai Katarsis (13)

Sebenarnya, Suster Priorin sudah berpesan kepada saya supaya ikut makan pagi. Namun, saya tak bisa memenuhi pesannya. Saya sudah menyadari sejak awal, bahwa berkumpul dengan banyak religius dari Tarekat aktif, pastilah akan berbeda suasananya dengan kebiasaan saya di biara kontemplatif, yang sehari-hari suasananya tenang dan hening. Lagi-lagi saya merindukan suasana hening tersebut. Maka saya pikir, saya perlu menarik diri dari kebisingan dan hiruk pikuk dari suara derai tawa dan terus berbicara dari para peserta kursus lainnya.

Terasa benar kalau saya tak bisa selalu berada dalam suasana yang ramai.  Hati saya merindukan suasana yang hening dan tenang, maka salah satu upaya saya tidak ikut makan malam dan tidak sering hadir dalam acara rekreasi malam hari. Biasanya saya hanya tinggal di kamar untuk melakukan sesuatu, entah berdoa pribadi, membaca, atau mengerjakan tugas-tugas lain.

Materi hari ini tentang Healing yang diberikan oleh Br. Anton Sumardi, FIC. Ada beberapa sharing menyedihkan yang diungkapkan oleh teman-teman kursus, yang bercerita tentang kematian ayahnya dan sebagian besar dari mereka tidak sempat menyaksikan sendiri. Namun ada juga yang dikabulkan doanya, sehingga masih sempat bertemu sebelum ayahnya menghembuskan nafas terakhirnya. Doalah yang memberi mereka kekuatan. Begitu luar biasa kekuatan sebuah doa.

Dari PNG

Minggu, 30 Oktober 2016

Komunitas kecil saya hari ini merencanakan untuk mengunjungi Pertapaan Rawaseneng di Temanggung. Dalam kelompok saya ini ada  Romo Matius Juang SMM dari Flores. Romo ini sudah 16 tahun bertugas sebagai misionaris di Papua Nugini. Dia datang ke Indonesia hanya untuk mengikuti Kursus Medior ini. Kami dintarar oleh dua keluarga, keluarga Flores yang masih keluarga dengan Romo dan keluarga Kalimantan, yang baru dikenalnya.

Kami, bersembilan dengan tujuh awam berangkat sekitar pkl. 07.30 dari Roncalli. Sepanjang jalan kami bernyanyi-nyanyi, begitu pula dalam perjalanan pulang. Perjalanan yang lumayan jauh tidak terasa melelahkan karena suasana gembira yang kami rasakan. Menjelang petang sekitar pkl. 18.00 kami kembali ke Roncalli.

Terima kasih Tuhan atas perjalanan hari ini. Terima kasih atas kebaikan dan kemurahan hari dua keluarga yang sudah menghantar kami hari ini.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version