Jumat, 14 Oktober 2016
MENGAWALI hari ini dengan olahraga yoga. Saya mulai sedikit hafal dan mulai lentur tubuh saya, yang sebelumnya masih terasa kaku dan sulit untuk mengikuti gerakan-gerakan yang memang belum pernah saya kenal, kecuali mereka yang sudah pernah ikut yoga. Saya makin menikmati gerakan-gerakan yoga yang sederhana ini.
Baca juga: 70 Hari di Rumah Khalwat Roncalli: Keluarga Asal dan Inner Child (9)
Hari ini kami masih melanjutkan tentang Keluarga Asal. Kami disuruh membuat genogram dasar. Saya mulai mengingat-ingat nama kakek nenek baik dari ayah maupun ibu. Setelah itu kami mensharingkan dalam kelompok kecil. Saya bersama ketiga peserta, dua suster dan satu bruder, yang ketiganya berasal dari Manado. Mereka masing-masing bercerita tentang situasi mereka dalam keluarga ketika mereka masih kecil. Saya pun menunjukkan genogram yang saya buat dan menceritakan siapa saya dalam keluarga saya.
Faktor pembeda
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan urutan proses kelahiran tidak bekerja pada beberapa hal, ini adalah normal.
Faktor-faktor itu antara lain: orangtua.
- Status perkawinan orangtua: Hal ini sering menentukan apakah seorang anak itu menjadi seperti ibu atau ayahnya atau keduanya. Jika orangtua bercerai dan menjadi single parent, kemudian anak tersebut akan memiliki karakter yang paling terlihat dalam orangtua, terlepas dari urutan kelahiran.
- Gaya hidup orangtua: Hal ini memengaruhi bagaimana anak bereaksi dalam segala situasi.
- Cara pandang orangtua : ini juga dapat memengaruhi sifat pada anak-anak. Jika orangtua terlalu kritis, seorang anak dapat memiliki kepercayaan diri rendah dan dia mungkin tidak merasa cukup baik. Hal ini dapat menyebabkan keretakan dalam proses urutan kelahiran.
Jenis kelamin
Ini tidak terjadi di setiap contoh, tetapi sering ketika ada perempuan atau laki-laki lahir terlebih dahulu, kemudian si anak sebelum dirinya adalah lawan jenis, maka urutan klelahiran bisa mengulang.
Kesenjangan kelahiran
Bila ada lebih dari lima tahun kesenjangan antara dua anak, sering merupakan “pribadi baru” terbentuk. Karena tingkat kematangan dari anak-anak begitu jauh, proses urutan kelahiran sering berulang.
Adopsi atau pernikahan kembali
Jika adopsi terjadi, urutan kelahiran sedikit direnovasi karena kenyataan bahwa sekarang ada anak lain dalam keluarga. Hal yang sama berlaku untuk pernikahan kembali dan perubahan keluarga.
Perbedaan tertentu terjadi bervariasi dalam kasus tertentu. Hal ini sangat tergantung pada umur pada saat adopsi/pernikkahan kembali dan di mana anak-anak lain bertemu dalam urutan kelahiran, jika ada anak-anak lain.
Mental/fisik/kecakapan emosional
Jika ada hambatan dalam satu atau lebih dari anak-anak, ini bisa mencegah proses urutan kelahiran dari yang diterapkan. Sering ketika ada ganggunan perkembangan fisik pada anak, maka anak-anak lain, baik tua atau muda, akhirnya perkembangannya lebih cepat dan merawat anak yang bersangkutan.
Kematian orangtua/saudara
Jika kematian saudara terjadi, anak-anak biasanya mengambil peran saudara mereka dalam upaya untuk membuat almarhum anak masih menjadi bagian dari kehidupan mereka. Oleh karena itu, sering anak-anak bergeser perannya, naik atau turun tergantung di mana posisi anak yang meninggal dalam proses urutan kelahiran.
Mengingat masa kecil di keluarga
Dalam diskusi kelompok, kami diajak untuk berefleksi untuk mengingat kembali keluarga asal kami. Membuat gambar rumah masa kecil kami di usia balita. Lalu kami juga berkumpul dengan teman-teman yang mempunyai urutan kelahiran yang sama untuk mensharingkan pengalaman dalam keluarga. Melihat kelebihan atau hal positif yang perlu dipertahankan dan dikembangkan serta kekurangan atau hal negatif yang perlu disingkirkan. Ada lima teman saya yang mempunyai urutan kelahiran yang sama dengan saya. Saya termasuk anak kelima dalam keluarga. Ternyata kami memiliki banyak kesamaan, setelah kami saling mesharingkan posisi kami dalam keluarga. Kami juga membuat genogram dalam keluarga asal.
Misa sore ini diambil dari Pesta St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, yang seharusnya baru akan diperingati besoknya, tanggal 15 Oktober. Berdua dengan Rm. Vence, OCD, kami berbagi buku saku dengan judul: “Kata-kata Bijak St. Teresa dari Kanak-kanak Yesus”.
Berhubung besok Sabtu, memakai liturgi hari Minggu, maka dirayakan hari ini. Saya diberi tugas untuk membawakan bacaan dalam misa karena St. Teresa dari Kanak-kanak Yesus adalah biarawati rubiah Karmel Kontemplatif.
Kami sepakat setiap hari Jumat malam ada adorasi untuk menghantar hari hening pada keesokan harinya.
Sabtu, 15 Oktober 2016
Kami kembali masuk dalam keheningan setengah hari. Membuka dan membaca ulang Buku Harian yang sudah saya tulis selama lima hari yang lalu. Merenungkan kembali materi tentang Spiritualitas Doa dan Kontemplasi dan Aksi. Mohon supaya Tuhan menunjukkan kepada saya hal-hal penting yang perlu saya lakukan dalam hidup doa saya. Menemukan Tuhan dalam segala. Allah sebagai “Pemberi Kasih dan Kemuliaan. Mengingat kembali rahmat khusus atau hal-hal baik yang telah diberikan Tuhan akhir-akhir ini kepada saya.
Semua ini saya bawa dalam suasana doa. Selain itu juga membaca bahan Keluarga Asal. Merenungkan relasi-relasi dominan dalam keluarga yang memengaruhi hidup saya sampai sekarang.