87 Th Kongregasi SMFA di Indonesia: Sukacita Jadi Suster Biarawati SMFA selama 25 dan 40 Tahun (2)

0
1,464 views
Para suster yubilaris dengan Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap.

INILAH konten pidato sambutan ucapan terima kasih yang disampaikan Sr. Miryam SMFA mewakili para suster SMFA.

Terima kasih kepada Suster Kristina Unau sebagai Pemimpin Umum Kongregasi SMFA yang telah mendukung perjuangan persaudaraan kita dalam Kongregasi.

Terselenggaranya upacara ini terjadi berkat kerja keras semua suster, khususnya  panitia dan para suster SMFA di komunitas SMKK, Emparu, dan Wisma Dharmawati dan komunitas lain yang selalu siap membantu dengan berbagai cara. 

Terima kasih para susterku, kehadiran dan dukungan kalian adalah tanda persaudaraan kita. 

Terima kasih kepada semua yang hadir dalam upacara ini, para suster dari beberapa kongregasi, para bruder, para sahabat dan kenalan yang datang dari jauh dan dari dekat, ada yang datang dari Semarang, beberapa rombongan dari Pontianak, dari Putussibau dan mungkin dari tempat lain, yang belum sempat kami jumpai.

Terima kasih atas kehadiran dan dukungan kita semua.

Saudara sekalian adalah sahabat kami.

87Th Kongregasi SMFA di Indonesia, Suster Rayakan Kaul Kekal, Pesta Perak, dan Panca Windu di Sintang (1)

‘Suster Rakyat’

Sebagai Suster Rakyat’, kami merasa dekat dengan umat dan menyadari diri bagian dari umat dan untuk umat.

Kami, para pestawati, khusus hari ini, sungguh mengalami kebahagiaan besar. Hati kami berbunga-bunga. Banyak orang yang hadir, yang paling mencintai kami dan kami cintai adalah keluarga kami masing-masing, dari sanalah kami semua itu berasal dan berakar.

Terima kasih atas kehadiran keluarga besar khusus kedua orangtua Suster Anselma-, keluarga Suster Therese, keluarga Suster Adriana khusus ibunya yang sudah sepuh tapi masih bersemangat, dan keluarga  besar saya sendiri.

Kehadiran kalian sangat membahagiakan kami.

Keluarga besar Sr. Therese Esyah SMFA.
Keluarga Sr. Miryam Sinung SMFA.

Menjalaninya dengan sukacita

Hidup sebagai orang yang terpanggil menjadi biarawati punya daya tarik tersendiri.

Kalau tidak menarik dan tidak menjadikan kami bahagia,  tentunya saya tidak mau tinggal di biara, apalagi sampai 40 tahun.

Kebahagiaan bukan berarti tidak pernah ada masalah. Tantangan dan masalah kami alami silih berganti, kami menjalani hidup membiara tidak selalu mulus, jatuh dan bangun.

Namun, tidak ada masalah yang tidak dapat terselesaikan,  suatu masalah selalu dapat diatasi kalau diolah dengan bijak, dengan jujur dan terbuka, dalam terang iman akan Tuhan.

Tuhan yang memanggil, Dia yang mengatur dan membuat semuanya indah pada waktunya, itulah kehidupan baru.

Keluarga Sr. Anselma SMFA.

Hidup ibarat putaran jam dalam sehari

Baik perziarahan panggilan maupun usia, saya mau mengibaratkan bahwa kami berempat ini seperti matahari yang mengitari bumi.

  • Suster Anselma SMFA yang masih muda belia itu seperti matahari yang baru terbit dari arah timur. Ia bisa dibandingkan dengan pukul 10 siang. Ia masih bersinar terik dan perkasa, penuh ide dan kreatif.
  • Suster Therese SMFA yang masih gagah, kuat, dan aktif dapat dibandingkan dengan pukul 12.00 siang, saat kita berdoa dan memuji Allah bersama para malaikat.
  • Suster Adriana SMFA dan saya, kira–kira seperti hari persis ketika masuk pukul 16.00 sore. Kami ini sudah mulai ‘condong ke barat’, masih bersinar dengan terang, bersemangat, tetapi sudah mulai melemah, kegagahan, kelincahan dan keindahan sudah berlalu.
Sr. Adriana Anyin SMFA dan keluarganya.

Setia menjalaninya

Para hadirin yang kami kasihi, dasar hidup membiara adalah kesetiaan. Kami dimampukan setia menjawab panggilan Tuhan sampai sekarang didasari oleh hidup doa dan kehangatan hidup persaudaraan dalam komunitas.

Sekarang dan seterusnya, kami  berempat pestawati dan para suster SMFA seluruhnya mohon doa dan dukungan dari umat sekalian.  

  • Suster Anselma SMFA sebagai orang muda pada zaman ini sudah berani mengambil keputusan yang tegas untuk bergabung dalam Kongregasi SMFA secara definiti Ini semua berkat rahmat Tuhan dan persaudaraan.
  • Suster Therese SMFA yang sudah 25 tahun hidup menjalani semangat triprasetya Kongregasi SMFA adalah suatu perjuangan dalam kasih Tuhan dan dukungan Kongregasi.
  • Suster Adriana SMFA dan saya ini sudah 40 tahun menghidupi kaul–kaul kebiaraan sebagai SMFA. Hal itu tidak begitu terasa lama, rasanya belum berbuat apa–apa. Ini semua berkat kasih Tuhan. Sekali lagi kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak.
Segenap umat.
Para suster dan keluarganya.

Sambutan Pemimpin Umum SMFA

Hal sama juga diamanatkan oleh Sr. Kristina Unau SMFA, Suster Pemimpin Umum SMFA – Pontianak. Ia kembali ‘menerjemahkan’ warna-warni hidup keempat pestawati sebagai berikut.

  • Sr. Adriana SMFA, selama 40 tahun ini, menjadi salah satu warna dalam Kongregasi SMFA. Ketika masih muda dan sehat, ia dengan sangat lincah ke sana ke mari mendampingi kaum muda dalam berbagai acara dan dalam bentuk apa saja. Menjelajahi beberapa pulau (Sumatera, Jawa, dan Flores) dan daerah untuk memulai misi SMFA. Sr. Adriana menjadi andalan untuk memulai sesuatu yang baru karena kepiawaiannya dalam berkomunikasi di pelbagai situasi. So pasti berhasil.
  • Sr. Miryam SMFA adalah saudari kami yang tenang–tenang mendayung, selalu mendorong para saudarinya “bertolak ke tempat yang lebih dalam di SMFA”. Dengan caranya dan gayanya sendiri, ia selalu  mengajak kami untuk sungguh hidup menghayati semangat Kongregasi SMFA sebagai suster misi yang berkarisma “Suster Rakyat” dengan hidup sederhana. Hampir seluruh waktu Sr. Miryam berkarya  di bagian formasi, pendampingan yunior dan 10 tahun Pemimpin Kongregasi SMFA periode 1992–2002.
  • Sr. Therese Esyah SMFA, 25 tahun sebagai SMFA, sudah berhasil meraih ‘medali perak’ hidup membiara. Saudari kami yang satu ini dengan langkah kakinya yang panjang dan ringan dari satu karya ke karya yang lain. Ia tidak terikat dengan ilmu dan bakat yang dimilikinya, ke mana dibutuhkan Kongregasi, ia tak pernah menyanggah dan selalu mengatakan mau dengan segala keunikannya. Sr. Therese menjadi warna indah dalam persaudaraan SMFA.
  • Sr. Anselma SMFA, telah bergabung menjadi SMFA sejak ia mengikrarkan profesi perdana tahun 2011. Sr. Anselma adalah pribadi serius dan bertanggung jawab untuk perkembangan kwantitas Kongregasi dengan bersemangat mencari calon, suka belajar demi pelayanan yang dipercayakan kepadanya. Sr. Anselma dengnn mengikrarkan kaul kekal, perjalanan baru mulai, ingatlah wasiat Bapak Pendiri Pastor Gerardus van Schijndel: “Kalau sudah mulai, jangan lagi mau menoleh ke belakang.”
Monsinyur Samuel Oton Sidin OFMCap bersama para suster SMFA yubilaris.

Kata Pemimpin Umum SMFA kemudian.

“Kami mengetuk hati para puteri yang hadir di sini pada kesempatan bahagia ini, juga segenap orangtua yang memiliki anak–anak, cintailah Tuhan dengan mempersembahkan putera–puteri yang dititipkan Tuhan. Jangan takut menanggapi panggilan Tuhan untuk menjadi Imam, Suster dan bruder”.

Yang berbahagia dan bersukacita para suster Kongregasi SMFA.
Salah satu suster yubilaris bersama keluarganya.

Pantun dari wakil DPP

Selanjutnya ada kata sambutan Ketua DPP Bapak Fransiskus Welbertus. Ia berpidato dan mengawalinya dengan pantun dan mengakhirinya dengan pantun lagi disertai tepuk tangan yang meriah.

Malam gelap ditambah hujan
Terkadang diterangi cahaya kilat
Hidup setia dalam panggilan
Itu sungguh–sungguh hebat.

Mengarisbawahi kata sambutan Sr. Miryam SMFA, mereka telah setia dalam kaul.  Kita yang tidak berkaul  harus berani mengambil hikmah dan kita amini hidup mereka dalam kesetiaan.  Ditutup dengan pantun yang berbunyi sebagai berikut:

Biar rapi rambut disisir
Mari bersisir didepan kaca
Rambut yang putih boleh disemir
Biar kelihatan sedikit muda.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here