Pelatihan Konseling bersama Komisi Keluarga Keuskupan Malang

0
900 views
Peserta Pelatihan Konseling oleh Komisi Keluarga Keuskupan Malang (Laurensius Suryono/Paroki Katedral Malang)

“ANTUSIAS dan sambutan para calon peserta Pelatihan Konseling sungguh luar biasa,” demikian kata Ketua Panitia Bapak Roni Laksana.

“Panitia semula hanya menargetkan Pelatihan Konseling ini akan diikuti oleh sekitar 40–50 orang saja, namun sampai pada hari ‘H’ pelaksanaan terdaftar semua 79 orang. Untungnya Aula Rumah Retret Passionis Malang di mana acara ini dilaksanakan dapat menampung,” ungkapnya kemudian.

Mereka datang dari berbagai paroki, atau sekolah/yayasan dan para suster berbagai Kongregasi yang berkarya di tlatah Keuskupan Malang.

Romo Iwan MSF bertanya mengapa para peserta itu tertarik mengikuti Pelatihan Konseling yang diselenggarakan oleh Komisi Keluarga Keuskupan Malang (K3M) tanggal 10-11 November 2018 lalu. Maka didapatkan jawaban antara lain diutus oleh Pastor Paroki, oleh sekolah/yayasan, ingin menambah pengetahuan tentang konseling, karena ingin tahu, namun ada pula karena diajak oleh teman.

Apa pun motivasinya baik, karena kita semua akan berlatih menjadi para-konselor atau prokonselor di manapun kita bertugas.

Bertindak sebagai nara sumber dalam Pelatihan Konseling ini adalah:

  1. Romo Fransiskus Iwan Yamrewav SS, MAPsy, MSF, membawakan materi “Relasi Konseling dan Bimbingan Rohani, Ketrampilan Konseling dengan segala Masalahnya”.
  2. Ely Susilowati Psi bicara tentang “Dukungan Kesehatan Mental dan Psiko Sosial bagi Konselor:.
  3. Cicilia Widijanti Siwi MMRS bicara tentang “Pendampingan Pendidikan Seksualitas”.
Romo Iwan MSF.
Romo Romo Fransiskus Iwan Yamrewav MSF.
Ely Susilowati Psi.
Dr. Cicilia Widijanti Siwi MMRS.

Semua materi sungguh menarik bagi para peserta, dan dibawakan dengan menarik pula oleh para pemateri, sehingga mereka dapat mengikutinya dengan sungguh-sungguh dari awal hingga akhir pertemuan.

Partisipasi aktif juga ditunjukkan oleh peserta dengan menyimak setiap paparan oleh pemateri. Ketrampilan bertanya para peserta juga perlu mendapat acungan ibu jari, setiap pemateri dihujani pertanyaan dari peserta untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut atau peneguhan atas apa yang telah didapatkan.

Dan ketika diajak ambil peran dalam latihan baik sebagai prokonselor maupun konseli mereka pun menanggapinya dengan baik, naik panggung, duduk di kursi peran yang sudah disiapkan dan in action sebagai prokonselor atau konsili. Sungguh sangat menarik untuk diikuti.

Latihanperan sebagai Prokonselor dan Konseli.

Apakah dengan selesainya Pelatihan Konseling berarti selesai?

Jawabannya tidak. Peserta diminta oleh Romo Iwan MSF untuk kembali ke tempat tugas masing-masing, mendengarkan curhat-an para konseli/klien, untuk kemudian membantu para konseli/klien menemukan solusinya, syukur-syukur mau mencatatnya.

Pada waktu yang telah ditentukan oleh K3M mereka akan diundang kembali untuk Pendampingan Lebih Lanjut. Belajar dan berlatih terus.

Bertanya tanda ingin dan butuh informasi lebih lanjut.

Menanggapi sepinya ruang konseling yang disediakan oleh paroki, maka Romo Iwan MSF berpesan, tidak perlu adanya lembaga, atau melembagakan Tim Konselor di Paroki, curhatan bisa disampaikan di mana-mana oleh konseli kepada Prokonselor.

Namun mereka yang pada hari ini mengikuti Pelatihan Konseling perlu menyampaikan “daftar nama” siapa-siapa yang telah mengikuti pelatihan kepada Pastor Paroki, yang pada waktunya pasti akan dibutuhkan untuk membantu reksa pastoral.

Kesan peserta

Ibu Margaretha Reni, yang hadir sebagai peserta karena kemauan diri sendiri menyampaikan kesannya.  Pelatihan Konseling ini sangat baik setidak-tidaknya baginya  sebagai bekal untuk mendampingi anak-anak. “Saya menyadari belum mampu menjadi prokonselor dan harus belajar dan berlatih kembali,” ungkapnya.

Bertanya dan bertanya untuk tambahnya pengetahuan.

Hari bahagia ulang tahun pernikahan yang ke-27 tahun bagi Pasutri Vera dan Willy juga dirayakan oleh semua peserta pelatihan yang hadir bersama panitia. Ini tidak diduga sebelumnya baik oleh yang bersangkutan maupun para peserta lainnya, tepatnya pada Sabtu 10 November 2018.

Dalam kata penutup sebelum berkat dalam Misa Penutup Pelatihan Konseling Romo Johanes Marharsono MSF selaku Ketua K3M menyampaikan berikut ini. “Agar para peserta atau calon prokonselor dapat melaksanakan tugas pelayanan konseling secara total, mempersembahkan yang terbaik kepada Gereja.”

Romo Iwan MSF dan Romo Marharsono MSF dalam misa penutup.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here