SAYA pernah punya guru agama di sekolah. Namanya Sr. Ludgardis OSU. Ia pandai menarik muridnya untuk mengikutinya. Dia mengajak saya main drama. Saya diajak pentas ke stasi-stasi waktu Perayaan Natal.
Saya senang dengan cara pendekatannya pada murid-muridnya. Dia pernah memberi tugas kami membuat sebuah karangan yang judulnya Cita-citaku. Tanpa kusadari aku menuangkan harapanku dalam tulisan kelak ingin menjadi imam.
Itu adalah tonggak hidup yang selalu kuingat sampai sekarang.
Hari ini, kita peringati St. Andreas Rasul. Pekerjaannya adalah penjala ikan. Ia pandai menarik orang datang dan dekat dengan Yesus.
Ia mengajak Petrus saudaranya. Ketika Yesus membuat mukjijat lima roti dan dua ikan, Andreaslah yang mengajak seorang anak yang membawa lima roti dan dua ikan itu. Andreas mengantar orang sampai kepada Yesus Sang Juru Selamat.
Dalam kehidupan kita, ada banyak pribadi yang mengantar kita kepada Yesus. Iman berasal dari pendengaran. Kita mendengar pewartaan tentang Yesus dan kita menjadi percaya. Maka kita pun juga bisa seperti St. Andreas mengantar orang-orang menemukan Sang Mesias.
Dengan bertemu Mesias kita menjadi rela berbagi, mempersembahkan apa yang kita punya seperti anak kecil yang menyerahkan lima roti dan dua ikan. Ketika kita berani berbagi maka Yesus akan mempergandakan menjadi berlimpahan.
Marilah kita menjadi penjala-penjala manusia jaman now. Jala-jala sekarang adalah internet. Kita bisa pakai internet untuk menjala manusia agar dekat dengan Yesus Sang Mesias.
Itulah “Andreas-Andreas” zaman digital. Menjala ikan di Sungai Kapuas. Dijual murah ke kota Sambas. Mari meneladan Santo Andreas. Mengantar orang kepada Yesus Sang Mesias. Berkah Dalem.
