Bacaan Lukas 1:26-38
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (Luk. 1:28-31)
SAHABAT pelita hati,
Hari ini adalah Hari Raya Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda, yang secara resmi dinyatakan sebagai sebuah dogma oleh Paus Pius IX melalui konstitusi apostolik Ineffabilis Deus, pada tanggal 8 Desember 1854. Dogma ini juga didukung oleh pernyataan dalam Injil Lukas, Maria disapa oleh Malaikat Gabriel sebagai yang “penuh rahmat” atau “yang dikaruiai”. Dan berkat Yesus yang dikandungnya menjadi daging di dalam tubuhnya, maka Maria juga dikuduskan oleh-Nya. Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda ini menjadi semakin penting dengan peristiwa penampakan di Lourdes pada tahun 1858. Seorang gadis berusia 14 tahun, Bernadette Soubirous, menyatakan bahwa seorang wanita cantik yang muncul di hadapannya dan memperkenalkan dirinya sebagai “Yang Dikandung Tanpa Noda” dipercayai sebagai Perawan Suci Maria.
Sahabat pelita hati,
Pelita sabda hari ini mengangkat kisah “panggilan Maria”. Ia dipilih menjadi ibu Tuhan. Maria yang disapa oleh Malaikat Gabriel sebagai “yang dikaruniai” menampakkan ketaatan dan kesanggupannya sebagai ibu Tuhan dengan segala resikonya. Ecce ancilla Domini, fiat miki secundum verbum Tuum, (Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku seturut perkataan-Mu itu). Karenanya Maria juga dikenal sebagai “Hawa Baru”, sang ibu kehidupan. Hidup dan ketaatannya memberi inspirasi baru bagi hidup di zaman ini. Kesuciannya juga tercermin dalam ketaatan dan kesetiaannya. Dalam kerendahan hatinya, kedinaan dan kesetiaannya, Maria menjadi energi yang menyegarkan hidup murid-murid Yesus di zaman ini.
Sahabat terkasih,
Berkat sakramen baptis kita pun telah menerima pengudusan. Semoga kita mampu menjaga kekudusan yang telah tertanam dalam diri kita dengan usaha ketaatan dan kesetiaan kita. Semoga kita mampu mengusahakannya.
Biru langit cahaya rembulan,
indah syahdu di bawah cahayamu.
Aku ini hamba Tuhan,
terjadilah padaku seturut perkataan-Mu.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)