PERAYAAN Malam Natal 24 Desember 2018 di Gereja St. Yosef Katedral tampak meriah. Suasana semarak dan agungnya perayaan ini sungguh terasa melalui indahnya perpaduan aneka warna-warni ornamen bernuansa natal yang dipasang di setiap sudut seperti dekorasi gua natal, pohon natal, dan dekorasi di sekitar altar.
Suara merdu anggota koor juga turut menambah apiknya ritus liturgi malam Natal.
Ribuan umat datang dari berbagai penjuru memadati Gereja St. Yosef Katedral Pontianak untuk merayakan misa Malam Natal yang dikemas dalam tiga kali misa.
- Misa pertama malam natal diselenggarakan pada pukul 18.00 WIB.
- Misa kedua malam natal pada pukul 21.00 WIB.
- Misa ketiga malam natal pada pukul 24.00 WIB.
Perayaan Ekaristi Malam Natal yang kedua pukul 21.00 WIB dipimpin oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus Pr, didampingi oleh Pastor Kepala Paroki St. Yosef Katedral, Pastor Alexius Alex Pr, dan pastor misionaris Filipina Pastor Dominador Mercado Jr OAR.
Siaran langsung
Misa malam Natal kali ini sangat spesial karena ditayangkan secara langsung oleh Televisi lokal Pontianak Ruai TV. Kerjasama ini diprakasai oleh Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak (Komsos KAP). Adapun tujuannya adalah agar umat di daerah-daerah bisa menyaksikan perayaan malam Natal bersama Uskup Agung.
Perarakan pembukaan dimulai dari pintu utama depan Gereja disusul dengan prosesi malam hening dimana semua lampu serentak dimatikan saat lagu pembukaan Malam Kudus berkumandang merdu dari kelompok paduan suara KFA (Koor St. Fransiskus Assisi).
Dalam pengantarnya, Uskup Agung Agustinus Agus mengatakan bahwa mengenangkan kembali kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus Sang Penyelamat umat manusia bukan tanpa makna. Meskipun perayaan semacam ini rutin dirayakan setiap tahun, namun perayaan ini hendaknya dirayakan setiap saat dalam hidup. Itu karena Natal mengingatkan kita secara nyata bahwa Allah peduli akan nasib kita, peduli akan masa depan kita dan peduli akan keselamatan kita.
“Dengan perayaan ini, kita terus menerus diingatkan bahwa Tuhan mencintai kita, walaupun sebetulnya kita tidak layak untuk menerimanya,” ungkapnya.
Di hadapan ribuan umat yang hadir Uskup yang suka bernyanyi ini menyampaikan pesan bahwa momentum Natal juga mengingatkan kita bahwa sebagai makhluk ciptaannya yang penuh dosa hanya bisa selamat karena kemurahan hati Tuhan yang tanpa batas.
Seperti Elisabeth yang bertemu dengan Perawan Bunda Maria mengatakan, ‘Siapakah aku ini? Sehingga Ibu Tuhanku, mengunjungi aku?’
Maka, kita pun pantas mengatakan, siapakah aku ini, manusia yang rapuh, manusia yang berdosa sehingga Tuhan Sang Pencipta datang ke dunia untuk menyelamatkan saya? Tuhan peduli akan masa depan kita manusia, Ia mau agar kita selamat tanpa memandang masalah kita dan tidak memandang kelemahan kita.
“Tuhan peduli akan nasib kita, tanpa jasa kita sendiri. Bukankah ini sesuatu yang luar biasa? Inilah berita yang mengembirakan, berita yang harus kita syukuri dan Tuhan tetap mencintai kita,” ungkap Mgr. Agus.
Renungan Natal
Berikut kami sajikan renungan malam Natal 2018 Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus Pr yang disampaikan khusus untuk seluruh umat Katolik di Kalimantan Barat.
“Dalam iman kita percaya bahwa, Tuhan menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi termasuk manusia dalam keadaan sempurna. Dalam iman kita percaya, bahwa Adam dan Hawa ditempatkan di taman Firdaus dalam keadaan bahagia yang sempurna.
Dalam iman juga kita percaya, bahwa Adam dan Hawa akhirnya diusir dari taman Firdaus karena dosa mereka yang melanggar aturan yang sudah didirikan oleh Tuhan. Untuk jangan memakan buah tertentu.
Dengan mengingkari perintah itu, Adam dan Hawa ingin menyamai bahkan mengalahkan Sang Penciptanya sendiri. Itulah dosa utama, mengingkari Sang Penciptanya dan akibatnya tertutup kemungkinan Adam dan keturunannya untuk memperoleh kebahagiaan yang pernah mereka peroleh sebelumnya.
Tetapi Tuhan, tidak tega bahwa manusia ciptaanNya mengalami penderitaan terus-menerus dan tidak mungkin diselamatkan. Oleh karena itu, Allah mengutus PuteraNya yang tunggal di dunia ini, agar manusia diselamatkan.
Ini sebetulnya, makna yang mendalam dalam perayaan Natal adalah sebuah bentuk kepedulian Tuhan dan kasih Tuhan yang tanpa batas, agar semua ciptaannya bisa selamat. Tentu saja dengan syarat, dan syaratnya sangat sederhana yaitu percaya kepada Tuhan Yesus sebagai penyelamat dan ikut ajaranNya.
Dan ajaran Yesus itu sederhana, cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan seluruh budimu dan cintailah sesamamu manusia. Dasarnya adalah karena cinta Tuhan yang tanpa syarat dan tanpa dosa tetap mencintai manusia sehingga kita berdosa ini menjadi terbuka kemungkinan untuk diselamatkan.
Sampai detik ini, di berbagai belahan dunia konflik masih terjadi, perang yang mengakibatkan ribuan bahkan jutaan orang yang tidak bersalah menjadi korban.
Bahkan Negara kita ini, konflik kecil-kecilan, tidak sepaham, menyingkirkan yang lain, tidak mau menerima perbedaan dan masih banyak masalah-masalah konflik yang masih kita hadapi.
Kalau kita membaca media cetak, media elektronik kita kadang-kadang heran, mengapa banyak sekali kata-kata provokatif alias ujaran kebencian. Dengan mudah, orang yang satu menjelek-jelekan orang yang lain.
Dengan mudah, orang menyebarkan berita-berita bohong yang tidak tahu kebenarannya, yang membuat keadaan tidak damai akibatnya orang saling membenci satu dengan yang lain.
Sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita diundang untuk melanjutkan karya Tuhan Yesus yaitu sebagai pembawa damai. Harpannya apa? Agar ada damai di muka bumi ini tentu ada kasih antara satu dengan yang lain.
Saudara dan saudari terkasih dalam nama Tuhan, saya sangka satu hal yang pantas kita renungkan bahwa selama hidup di dunia ini saat kita menderita, harus ingat bahwa Tuhan Yesus sendiri juga menderita unuk mencapai kehidupan kekal.
Kepedulian, kasih dan mau berkorban untuk yang lain adalah kata-kata kunci untuk merasakan ajaran Tuhan Yesus Kristus,” ungkap Mgr. Agus mengakhiri pesan Natal kepada seluruh umat.