PADA 30 tahun yang lalu, virus polio liar melumpuhkan lebih dari 350.000 anak di lebih dari 125 negara setiap tahun. Pada Jumat, 4 Januari 2019, virus polio telah dipukul mundur hingga kurang dari 30 kasus yang dilaporkan pada tahun 2018 di hanya dua negara, yaitu Afghanistan dan Pakistan.
Dengan demikian dunia kita telah berdiri di puncak kesuksesan bidang kesehatan masyarakat yang pernah terjadi sebelumnya, yaitu pemberantasan global penyakit infeksi kedua pada manusia dalam sejarah.
Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Ini menyerang sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam. Virus ini ditularkan oleh orang-ke-orang yang menyebar terutama melalui rute faecal-oral atau, lebih jarang, oleh jalur umum misalnya, air atau makanan yang terkontaminasi, dan berkembang biak di usus.
Gejala awal adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan pada leher dan nyeri pada tungkai. Tidak ada obat untuk penyakit polio, tetapi hanya dapat dicegah. Vaksin polio yang diberikan berulang kali, dapat melindungi anak seumur hidup.
Polio (poliomielitis) terutama menyerang anak balita, bahkan hampir 1 dari 200 infeksi polio akan menyebabkan kelumpuhan otot yang menetap atau ireversibel. Di antara mereka yang lumpuh, 5% hingga 10% mati ketika otot-otot pernapasan mereka menjadi tidak mampu bergerak.
Infeksi virus polio liar telah menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988, dari sekitar 350.000 kasus, menjadi 29 kasus yang dilaporkan pada tahun 2018. Kalau Pakistan dan Afghanistan mampu mencapai kondisi bebas polio berarti dunia yang kita tinggali juga bebas polio.
Kasus virus polio liar telah menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988, dari sekitar 350.000 kasus di lebih dari 125 negara endemik, menjadi 29 kasus yang dilaporkan pada tahun 2018.
Dari tiga jenis virus polio liar (tipe 1, tipe 2, dan tipe 3), virus polio liar tipe 2 diberantas pada tahun 1999 dan tidak ditemukan kasus virus polio liar tipe 3 sejak kasus terakhir yang dilaporkan di Nigeria pada bulan November 2012.
Afghanistan dan Pakistan merupakan benteng terakhirnya virus polio dan harus dikalahkan untuk menyingkirkan penyakit yang melumpuhkan ini untuk selama-lamanya. Pemberantasan polio memerlukan cakupan imunisasi yang tinggi di seluruh dunia, untuk memblokir penularan virus yang sangat menular ini.
Sayangnya, banyak anak masih kehilangan kesempatan mendapatkan vaksinasi karena berbagai alas an, termasuk kurangnya infrastruktur, lokasi terpencil, perpindahan penduduk, konflik bersenjata, gangguan keamanan dan penolakan terhadap vaksinasi. Tim vaksinasi di Afghanistan dan Pakistan sudah bergerak dengan cepat, untuk menemukan dan langsung memberikan vaksinasi pada setiap anak, sebelum virus menginfeksi.
Mereka telah membuat kemajuan luar biasa. Dua puluh tahun yang lalu, virus polio melumpuhkan lebih dari 30.000 anak di seluruh Pakistan. Pada tahun 2018, hanya 8 kasus yang dilaporkan dari beberapa distrik, terutama yang terpencil di sekitar hulu Sungai Indus.
Namun demikian, pemberantasan polio adalah perang total dan dapat diibaratkan sebagai upaya ‘semuanya atau tidak sama sekali’. Oleh karena virus ini sangat menular, kegagalan untuk memberantas virus polio liar di bentengnya yang tersisa ini, dapat saja mengakibatkan kebangkitan penyakit polio.
Bahkan kalkulasi dapat saja mencapai sebanyak 200.000 kasus baru di seluruh dunia setiap tahun, dalam 10 tahun.
Pemerintah Pakistan dan Afghanistan telah memobilisasi setiap sektor publik dan masyarakat sipil, setiap komunitas dan pemimpin agama, setiap ibu dan ayah, bahkan juga setiap petugas pemberi vaksin, untuk memberantas penyakit polio ini untuk selama-lamanya.
Tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa menyelesaikan pekerjaan pemberantasan polio ini, bahkan kita hampir sampai kepada tujuan, sebagaimana dijelaskan oleh Profesor Helen Rees, Ketua Komite Darurat untuk Pemberantasan Polio.
Dunia telah mencapai kondisi serupa ini sebelumnya dengan cacar (smallpox). Dunia kita telah terbukti sebagai tempat yang jauh lebih baik tanpa cacar, apalagi kalau juga tanpa polio.
Namun demikian, selama masih ada satu anak yang terinfeksi, maka semua anak di negara tersebut tetap berisiko tertular polio. Kegagalan untuk memberantas polio dari tempat persembunyian virus atau benteng terakhir yang tersisa ini, dapat menghasilkan sebanyak 200.000 kasus baru setiap tahun, dalam waktu 10 tahun, yang menyebar ke seluruh dunia.
Pada tahun 1994, Amerika disertifikasi bebas polio, diikuti oleh Pasifik Barat pada tahun 2000 dan Eropa pada Juni 2002. Pada 27 Maret 2014, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, disertifikasi bebas polio. Bebas polio berarti bahwa penularan virus polio liar telah terputus di wilayah yang membentang dari Indonesia ke India.
Prestasi ini menandai lompatan ke depan yang signifikan dalam pemberantasan global, dengan 80% populasi dunia sekarang tinggal di daerah bebas polio.
Lebih dari 16 juta orang anak tetap dapat berjalan hari ini, yang seharusnya lumpuh. Selain itu, diperkirakan 1,5 juta kematian anak juga telah dicegah, melalui pemberian vitamin A yang bersamaan dengan imunisasi polio. Pemodelan ekonomi telah menemukan bahwa pemberantasan dengan imunisasi polio untuk melawan virus terakhir, akan menghemat setidaknya US $ 40-50 miliar, sebagian besar di negara berpenghasilan rendah.
Virus polio terakhir haruslah kita kalahkan.