DALAM sebuah seminar pada sebuah bank terkenal di India, Azim ditanya oleh peserta, “Bagaimana saya bisa memberi dan bersikap ramah, jika itu sudah saya lakukan selama 24 jam lalu muncul lagi seorang pelanggan menyita waktu saya?”
lAzim menjawab, “Anda punya dua pilihan untuk melayani pelanggan itu – dengan kening berkerut atau dengan senyuman. Senyuman mengharuskan anda menggunakan tiga otot, sementara kerutan kening meminta 63 otot. Andalah yang menentukan; berapa banyak otot yang ingin anda gunakan saat anda lelah?”
Misi Walt Disney adalah “Menghadirkan senyum di wajah seorang anak”.
Semua itu harus dilakukan dengan kerja keras tak kenal lelah. Dengan senyuman di bibir, hasil kerja terlihat sangat luar biasa.
Hari ini Yesus mengutus murid-muridNya pergi berdua-dua untuk mewartakan Kabar Gembira. Perutusan itu bukan demi kesenangan diri sendiri tetapi lebih demi keselamatan orang lain.
Maka Yesus meminta supaya murid-murid tidak terlalu fokus pada hal-hal yang remeh temeh seperti, makan-minum, bekal dan uang saku.
Yang harus dipikirkan adalah keselamatan orang lain. Dalam bahasa bisnis orientasi pada pelanggan. Bagaimana membuat pelanggan merasa puas. Maka ada adagium, “Pembeli adalah raja.”
Robert Greenleaf menciptakan istilah Servant Leadership, pemimpin adalah pelayan demi kepuasan para pelanggan.
Nah, jika umat kita analogikan sebagai pelanggan, bagaimana caranya supaya mereka mengalami kepuasan. Apa yang harus kita buat sebagai para utusan ini agar umat puas atas pelayanan kita. Salah satunya adalah melayani dengan senyuman.
Via Vallen punya lagu berjudul Bojo Galak. Jangan sampai nanti ada umat yang menggubah menjadi Romo Galak.
Hujan gerimis bikin malas bangun
Lebih baik bikin secangkir kopi
Marilah melayani dengan senyum
Agar umat merasa senang di hati
Berkah Dalem,