KABAR gembira kali ini datang dari Keuskupan Agung Pontianak (KAP). Dari tangan Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus Pr, dua orang neomis (imam tahbisan baru) secara resmi melengkapi jumlah barisan imam diosesan (praja) KAP.
Kedua Diakon yang menerima Sakramen Imamat dalam Misa Tahbisan Imam itu adalah:
- Diakon Paulinus Surip Pr asal Paroki St. Yohanes Maria Vianney Serimbu, Keuskupan Agung Pontianak.
- Diakon Valerius Hilarion Tjhen Hendra Pr asal Paroki St. Yosep Pemangkat, Keuskupan Agung Pontianak.
Perayaan syukur atas prosesi misa tahbisan dua imam baru ini diawali dengan perarakan grup drum band oleh kurang lebih 60 siswa-siswi SMA Amkur.
Uskup Agung KAP Mgr. Agustinus Agus naik mobil yang sudah dihias bersama kedua Diakon Surip dan Diakon Tjhen Hendra.
Dua budaya
Perpaduan budaya Dayak dan Tionghoa terjadi melalui dentuman suara mercon yang digantung tepat di depan gereja dan bambu yang melintang. Kemudian dilakukan tarian Dayak Kanayatn untuk memeriahkan suasana penyambutan.
Penyerahan sebagai simbol penghormatan kepada yang dituakan kepada Mgr. Agus untuk melakukan prosesi adat pemotongan bambu atau ‘pancung buluh muda’.
Setelah itu, Mgr. Agus beserta para imam lainnya menuju ke altar.
Perayaan Ekaristi pentahbisan dua imam diosesan Keuskupan Agung Pontianak ini berlangsung sakral dan agung di Gereja Paroki St. Yosep Pemangkat pada tanggal 28 Februari 2019.
Hadir pula di altar sebagai konselebran mendampingi Mgr. Agus adalah:
- Pastor Paroki St. Yosef Katedral Pontianak sekaligus Ketua UNIO (paguyuban imam diosesan KAP): Romo Alexius Alex Pr.
- Pastor Paroki Santo Yosep Pemangkat: Romo Alexander Mardalis Pr.
- Minister Provinsial Kapusin Pontianak: Pastor Hermanus Mayong OFMCap.
- Rektor Seminari Interdiosesan Antonino Ventigmilia: Pastor Edmund Nantes OP.
Turut hadir para anggota Kuria Keuskupan yakni:
- Vikjen KAP: Pastor William Chang OFMCap.
- Sekretaris Uskup Agung KAP: Pastor Barces Seno CP.
- Ekonom KAP: Pastor Andreas Kurniawan OP.
- Serta puluhan imam konselebran lainnya turut memberikan dukungan moril dan spiritual kepada dua imam baru.
Bina Persaudaraan
Uskup penahbis, Mgr. Agustinus Agus, dalam amanat tahbisan mengingatkan para imam untuk membina persaudaraan di antara sesama imam.
Spiritualitas persaudaraan ini sangat penting dihayati oleh para imam, karena ini merupakan kunci seorang imam dalam melaksanakan fungsi luhurnya sebagai pewarta kasih bagi dunia.
Sapaan sekaligus ajakan dari Uskup yang piawai bermain gitar ini disampaikan di hadapan ribuan umat.
Ini dikatakan untuk mengingatkan bahwa imamat adalah anugerah terindah dan terluhur dari Tuhan bagi GerejaNya.
“Dengan menerima Sakramen Imamat dalam prosesi misa penahbisan imam, maka para imam menjadi bentara yang membawa pembaharuan, penyegaran dan kegembiraan dalam bingkai persaudaraan,” ungkapMgr. Agustinus Agus.
Uskup berpendapat, jika ada persaudaraan maka semua masalah bisa diselesaikan dengan baik.
Hal ini ditekankannya mengingat tugas perutusan seorang imam zaman ini sungguh berat dan komplek, sehingga untuk menghadapi tantangan yang semakin berat ini dibutuhkan kerjasama yang baik antarsesama rekan imam.
Amanat Yesus yang mengutus para murid berdua-dua menjadi dasar bagi Uskup Agus untuk menyampaikan bahwa sehebat apa pun seorang imam dia tidak bisa bekerja sendiri. Ia membutuhkan teman yang mendukung pelayanannya.
“Saya tidak ingin mendengar bahwa di antara sesama imam, antara pastor paroki dan pastor rekannya terjadi ketidakharmonisan, sehingga menghambat pelayanan,”ungkapnya.
Berdoa untuk dekat Tuhan
Kedekatan dengan Bunda Maria, ibu para imam dan kepada Yesus yang memanggil, demikian menurut Uskup yang suka berkatekese melalui nyanyian ini, juga sangat penting.
Mengingat para imam ini adalah orang-orang yang masih memiliki aneka keterbatasan, oleh karena itu ketika mengalami keterpurukan mereka dengan kerendahan hati selalu mengungsi kepada Tuhan dalam pelbagai pengalaman hidup dalam melaksanakan tugas panggilan sebagai gembala umat.
Sekilas riwayat hidup
Pastor Paulinus Surip Pr mengambil motto tahbisan sebagai berikut: “Dari Injil itu, aku telah menjadi pelayannya menurut pemberiaan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku” (Efesus 3:7).
Ia lahir di Tauk Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, tanggal 31 Agustus 1990. Imam ini merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasutri Bapak Meon Bujang (Alm) dan Ny. Canggek.
Sebagai imam baru, ia menerima tugas pengutusan pastoral di Paroki St. Yosep Pemangkat.
Pastor Valerius Hilarion Tjhen Hendra Pr memilih motto tahbisannya demikian: “Inilah aku, utuslah aku!” (Yesaya 6:8b).
Ia punya empat orang saudara dan anak dari pasangan Bpk. Bustamin Cen Jau Bu dan Ny. Cen Jam Khim (Alm). Imam berdarah Tionghoa ini lahir di Pemangkat, pada tanggal 14 Februari 1988. Ia menerima tugas pengutusan pastoral di Paroki St. Yosep Samalantan.
Dalam sambutan, kedua imam baru ini mengucapkan terima kasih kepada keluarga, para formator, Gerakan Orangtua Asuh untuk Seminari (GOTAUS) KAP, sahabat, kenalan dan semua pihak yang mendukung panggilan mereka.
Pernyataan siap sedia diutus untuk menjadi imam yang menabur kasih persaudaran dalam setiap gerakan dan tutur kata juga disampaikan di hadapan seluruh umat seraya meminta agar umat mendukung panggilan mereka melalui doa-doa.
Kredit foto: Samuel/Komisi Komsos KAP
Dukungan Moral untuk Dua Imam Diosesan dari GOTAUS Keuskupan Agung Pontianak (2)