Lebih Dekat dengan Kongregasi Suster OSA: Guru Sejati Ada di Mana-mana (1)

0
587 views
Sr. Agneta OSA (berdiri) di tahun 2016 telah merayakan Pesta Ems 50 Tahun hidup membiara. Tampak di atas "perut" sampan motor ini Sr. Magdalena OSA, Sr. Magdalena OSA, Sr, Julia OSA, dan Sr. Marie Anne Kras OSA (inzet). Mereka dalam perjalanan menyusuri aliran sungai untuk turne ke hulu. (Dok OSA - Repro MH)

BERIKUT ini kami tampilkan beberapa lokasi sejumlah biara susteran Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah –biasa disebut OSA– di beberapa tempat di Indonesia.

Di biara-biara susteran OSA inilah, tinggal para suster OSA. Mereka berkarya di bidang layanan kesehatan, pendidikan formal dan asrama dari tingkatan PAUD-SD-SMP-SMK/SMA, pastoral dan katekese membantu paroki lokal setempat.

Banyak tantangan di medan pastoral

Di wilayah Keuskupan Ketapang di Kalbar, medan pastoralnya penuh tantangan “jebakan Batman”. Itu karena begitu keluar dari Kota Ketapang, maka yang ditemui adalah semua akses jalan masih bertekstur tanah liat.

Jalan-jalan non aspal ini akan “bermetamorfosis” menjadi becek dan berubah menjadi aliran “sungai” penuh kobangan lumpur pekat  di waktu musim hujan. Sebaliknya, jalanan itu akan berubah menjadi lautan debu di kala musim kemarau.

Itu di jalanan. Namun, para suster OSA ini juga sering “ditemukan” ada di aliran sungai; kadang sungai-sungai kecil, namun juga aliran sungai dengan arus sangat “liar” penuh “jebakan Batman” berupa jeram yakni pusaran air memutar di tengah himpunan bebatuan cadas.

Sr Agneta OSA (berambut panjang, berkaos dan bercelana pendek) ikut mendorong perahu melawan arus sungai. Sr. Agneta OSA berprofesi sebagai perawat dan di tahun 2016 lalu sudah merayakan pesta emas 50 tahun sebagai suster biarawati OSA.

“Guru sejati”

Jadi, para suster OSA itu sepertinya “ada di mana-mana”.

Ya, mereka itu ada di biara susteran, juga ada di jalanan hutan atau kawasan pedalaman sepi manusia, namun juga sering terlihat di atas sampan atau ruang “kabin” perahu motor, saat mereka melakukan turne menyusuri aliran sungai ke daerah hulu karena tiadanya akses jalan darat.

Biara Pusat Kongregasi OSA di Kota Ketapang, Kalbar, mengikuti eksistensi para suster OSA yang mulai berada di wilayah Keuskupan Ketapang sejak 6 Desember 1949. (Dok OSA)

Mgr. Pius Riana Prapdi: Suster OSA, Guru Sejati di Wilayah Pastoral Keuskupan Ketapang (4)

Itulah sebabnya, tentang keberadaan para suster OSA di wilayah reksa pastoral Keuskupan Ketapang ini, Bapak Uskup Keuskupan Ketapang tanpa ragu menyebut mereka “guru sejati” lantaran berani meninggalkan zona nyaman, melihat “pasar” dan berkarya di sana.

Mereka yang merasa tertarik ingin mengenal lebih dekat Kongregasi Suster OSA, maka biara susteran OSA menjadi tempat paling ideal untuk menimba pengetahuan dan seluk-beluk spiritualitas dan karya mereka.

Biara susteran OSA Payakumang di Kota Ketapang eksis sejak 7 Mei 1991. (Dok OSA)
Biara Susteran OSA di Kota Pontianak, Kalbar, eksis mulai 10 Juli 2000. (Dok OSA)
Biara Susteran OSA di Surabaya, Jatim. (Dok OSA)
Novisiat Thagaste di Siantan, Pontianak, Kalbar, mulai  eksis sejak 2 Februari 2008. (Dok OSA)
Biara Susteran OSA di Badau , kawasan perbatasan Kalbar dengan Serawak, Malaysia Timur, eksis sejak 7 Juli 2005. (Dok OSA)

Sudah 70 Th Karya Misi Kongregasi Suster OSA, Masih Berani Keluar dari Zona Nyaman (5)

Biara Susteran OSA di Aimas, Keuskupan Manokwari-Sorong, Papua Barat, eksis sejak 6 Juni 2005. (Dok OSA)
Biara Susteran OSA di Siantan, sedikit di luar Kota Pontianak, berdiri sejak 11 Januari 2009. (Dok OSA)
Di Biara  yang menjadi  Rumah Studi inilah, para Suster OSA tinggal selama menjalani tugas pengutusan sebagai mahasiswa untuk belajar berbagai bidang keahlian di Semarang. Biara ini berdiri sejak 2 Februari 2007. (Dok OSA)
Biara Susteran OSA di sebuah kota keci bernama Sandai yang mesti ditempuh sekitar 5 jam perjalanan darat dari Kota Ketapang menuju arah pedalaman. Biara ini berdiri sejak 6 Februari 2001. (Dok OSA)
Biara Susteran Tanjung yang lokasinya harus dicapai  sekitar 5-6 jam perjalanan darat dari Kota Ketapang menuju kawasan pedalaman. Biara ini berdiri sejak 30 Oktober 1990. (Dok OSA)
Biara Susteran OSA di Menyumbung yang lokasinya bisa dicapai  sekitar 5-6 jam perjalanan jalur darat dan aliran sungai dari Kota Ketapang menuju kawasan hulu di pedalaman Kabupaten Ketapang, Kalbar. Biara ini berdiri sejak 20 Juni 1975. (Dok OSA)

(Bersambung)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here