SALAH paham biasa terjadi. Macam-macam penyebabnya. Bisa karena gagal paham atau perbedaan kemampuan dari mereka yang terlibat dalam komunikasi.
Bukan hanya bahasa kata-kata dan tulisan yang sering menimbulkan salah paham. Bahasa cinta pun kadang disalah mengerti.
Penyebabnya bukan perbedaan kemampuan, tetapi sikap egois yang dibumbui iri dan tegar hati. Maksud tulus cinta dibalas dengan sikap kasar, baik perilaku maupun kata-kata.
Yusuf yang dikirim oleh Yakob, ayahnya, untuk menjumpai saudara-saudaranya yang menggembalakan domba di Sikhem adalah sinyal kasih dan perhatian seorang bapa kepada anak-anaknya.
Namun, Yusuf diperlakukan kasar dan dijual karena para saudaranya iri hati.
Sang Guru Kehidupan mengemukakan perumpamaan yang sama. Para pekerja kebun anggur membunuh para utusan dan anak pemilik kebun anggur. Alasannya, ingin memiliki kebun anggur yang dititipkan kepada mereka. Para pekerja itu gagal memahami maksud baik Sang Pemilik.
Kasih sering disalah mengerti. Kebaikan banyak yang disalahgunakan.
Penyebabnya adalah hati yang tertutup dan tegar karena kepentingan diri.
- Ada orangtua yang mengasihi dan mendidik secara tulus mendapat perlawanan dari anak-anaknya.
- Banyak guru berdedikasi dianiaya oleh murid; bahkan dilaporkan ke polisi oleh orangtua murid. Padahal para guru itu bermaksud mendisiplin dan mendidik agar muridnya menjadi manusia yang lebih baik.
Berapa kali pun cinta sejati disalah pahami tidak pernah ia berhenti mengasihi. Meski bagai air susu dibalas dengan air tuba, cinta tulus akan berbuat baik terus-menerus.
Kalau orangtua saja mengasihi anak-anak dan guru sejati mencintai murid tanpa mengharapkan balasan, betapa lebih dari itu cinta Tuhan kepada manusia.
Sikap egois, keras dan tegar hati dari manusia tidak akan membuat Tuhan berhenti mengasihi.
Universitas Katolik Widya Karya,Malang, 22 Maret 2019
