Pelita Hati: 16.04.2019 – Harus Setia

0
1,173 views

Bacaan Yohanes 13:21-33.36-38  
Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya.  Jawab Yesus: “Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.
Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” Jawab Yesus: “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” (Yoh. 13:21-22.26.37-38)


Sahabat pelita hati,
MENJELANG kematian-Nya, Yesus mengalami beragam peristiwa baik tuduhan maupun fitnah untuk mempersalahkan-Nya. Celakanya orang-orang terdekat-Nya atau murid-murid-Nya pun ikut dalam penghianatan dan penyangkalan, seperti Yudas dan Petrus. Pelita sabda hari ini mengisahkan perjamuan makan dan dinyatakan Yudas akan mengkhinatai-Nya. Iblis menguasai hati dan pikiran Yudas sehingga ia menyerahkan Yesus kepada orang-orang yang memusuhi-Nya dengan sejumlah uang.  Lalu bagaimana dengan Petrus yang dikenal amat bersemangat membela Tuhan? Yesus mengingatkan Petrus yang dengan gagahnya menyatakan komitmennya ingin memberikan nyawanya bagi Tuhan. Bukan kali pertama Petrus menyatakan janji setia kepada Tuhan, walau akhirnya hanya berhenti dalam ucapan. Simak saja pernyataan Petrus ini:  “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!”  (Lukas 22:23).  Namun janji indah Petrus ini segera terpatahkan oleh kata-kata Tuhan Yesus, “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” (Yoh. 13:38b). Dan memang demikian adanya, Petrus menyangkal Yesus hingga tiga kali. 

Sahabat terkasih,
Setan yang merasuki Yudas  merusak cinta menjadi kebencian, mengubah kesucian menjadi kesombongan bahkan kekejaman. Karenanya kita harus waspada terhadap godaan dan pengaruh setan agar bakti cinta kita kepada Tuhan tidak dirusak olehnya. Semoga kita bisa belajar dari kegagalan Yudas dan Petrus ini. Semoga kita sungguh dapat menampakkan komitmen setia kita kepada Tuhan, baik yang hidup sebagai imam dan biarawan-biarawati maupun seluruh umat kristiani yang menghayati panggilannya masing-masing. Semangat.

Rayuan pulau kelapa,
lagu indah ciptaan Ismail Marjuki.
Ampuni kami ya Bapa,
atas dosa dan kesalahan kami.
 

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here