Lentera Keluarga – Sampai Akhir

0
566 views

Tahun C-1. Jumat Agung

Jumat, 19 April 2019. 

Bacaan: Yes 52:13-53:12; Ibr 4:14-16; 5:7-9; Yoh 18:1-19:42.

Renungan:

PENDERITAAN Yesus menjadi cermin penderitaan puncak manusia. Ia menderita secara fisik, psikis maupun rohani.  Secara fisik, Ia mengalami kelelahan, siksaan dan luka. Fisiknya terkuras habis. Secara psikis, Ia dikhianati murid yang dididikNya, ditinggalkan oleh sebagian besar muridNya, diterror secara emosional dengan hinaan dan cercaan; secara rohani Iapun mengalami kegalauan baik sewaktu Ia berada di taman Getsemani maupun ketika Ia melantunkan Mazmur 22: “ Ya Allahku mengapa Engkau meninggalkan aku”.  Tidak ada jalan mundur bagi Yesus. Ia menuntaskan kehendak Allah itu sampai paripurna :”Selesailah sudah.”

Penderitaan hampir selama 24 jam ini mengajarkan kepada kita “kemuliaan hati Allah yang rela menderita, mencintai dan mengampuni” berhadapan dengan kedosaan dan kejahatan manusia.

Sebagian besar dari kita menolak untuk menderita; dan kalaupun menderita inginnya cepet selesai dan kalau tidak tahan larinya kepada  gangguan mental dan perilaku “bunuh diri”. Elisabeth Kuber Ross dalam On Death and Dying mengungkapkan 5 tahap kedukaan itu: menolak, marah, depresi, menawar dan menerima. Perjalanan penderitaan bahkan kematian jika kita terima dapat menjadi pengudusan hidup bagi kita (bdk. Ibr 2:10-18), membuat kita menang atas pikiran jahat, emosi yang tak terkendali, dan kesetiaan iman. Selesaikanlah sampai paripurna sebagai orang kudus bersama Yesus. 

Kontemplasi:

Ikutilah passio Injil Yohanes dengan fokus pada apa yang hidup di dunia batin Yesus. 

Refleksi:

Bagaimana sikapku terhadap penderitaan? Apakah aku menjalaninya sebagai jalan pengudusan hidup? Apakah aku menuntaskannya sampai paripurna?

Doa

Ya Bapa, bersama dengan Yesus, kami mau menuntaskan perjalanan pengalaman sakit atau penderitaan kami sampai paripurna. Amin. 

Perutusan:

Jangan menolak sakit atau penderitaan. Jalanilah bersama dengan Yesus sebagai jalan pengudusan hidup anda sampai paripurna. 

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here